Ini 4 Rumah Sakit Tertua di Medan, Ada yang dari Tahun 1870

Medan, IDN Times - Selain kaya akan kuliner, Kota Medan juga merupakan kota yang memiliki bangunan bersejarah. Di antaranya yaitu bangunan rumah sakit yang memiliki cerita menarik. Sebab, Medan jejak sejarah kesehatan.
Dari bangunan kolonial peninggalan Belanda samapi Rumah Sakit kejiwaan yang masih berdiri hampir satu abad lamanya. Beberapa masih melayani sampai sekarang dan ada juga yang tinggal kenangan dengan ribuan jejak sejarah pada masanya.
Berikut 4 rumah sakit tertua di Medan berdasarkan Youtube Komin TV, milik Dinas Kominfo Medan.
1. Rumah Sakit Tembakau Deli

Rumah Sakit Tembakau Deli iini berlokasi di Jalan Putri Hijau. Pada saat itu, berdiri bangunan tua yang dahulunya adalah Rumah Sakit modern pertama di Sumatera Utara masih dengan nama Hospital Deli Maatschappij pada tahun 1870-an.
RS modern pertama ini awanya dibuat karena ribuan kuli kontrak yang didatangkan dari Tiongkok dan India yang jatuh sakit karena penyakit tropis, seperti malaria, disentri sampai beri-beri. Kemudian, penyakit ini semakin mengganas sehingga membuat setengah dai tenaga kuli meninggal dunia.
Selanjutnya, pada tahun 1915, RS ini berkembang pesat dan dijadikan laboratorium penyakit tropis dan menjadikan pusat riset medis yang paling maju di Sumatera. Namun, setelah Indonesia merdeka dan Belanda tidak sepenuhnya berkuasa, RS ini mengalami penurunan jumlah pasien serta kualitas pelayanan. Sehingga, perusahaan harus menjual Rumah Sakit ini. Akhirnya, RS ini dibeli oleh pengusaha lokal asal PTPN II dan berganti nama dengan Rumah Sakit Umum Tembakau Deli setelah dibeli dan berjalan selama beberapa dekade. Namun, RS ini tetap sepi dan sama sekali tidak berkembang.
Pada saat itu, perusahaan PTPN II mencari cara untuk mengembangkan kembali dan berencana Rumah Sakit ini menjadi RS berskala internasional. Sayangnya, rencana tersebut tidak pernah terealisasi sampai akhirnya RS ini terbengkalai dan tak berpenghuni. Sejak beberapa tahun terbengkalai, pada tahun 2013 Pemerintah Kota Medan melihat RS ini sarat dengan nilai sejarah dan mengambil langkah untuk menjadikan RS ini sebagai bangunan cagar budaya agar historinya tidak hilang begitu saja.
2. Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan ini juga merupakan Rumah Sakit yang memiliki cerita sejarah menarik, dengan namanya yang terus berubah. RS ini dibangun pada 11 Agustus 1928 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Lokasinya di Jalan Prof. H.M Yamin nomor 47, Kelurahan Perintis, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan.
Awalnya, RS ini memiliki nama kolonial yaitu Gemente Zieken Huis, dan peletakan batu pertama dilakukan oleh seorang anak-anak usia 10 tahun bernama Maria Constantia yang merupakan anak dari Wali Kota Medan saat itu.
Dahulu, RS ini dipimpin oleh Dr. W. Bays. Ketika masa penduduk Jepang tiba tahun 1942, RS ini berubah wajah dan ganti nama yaitu Syuritsu Byusono Ince dan untuk pertama kalinya dipimpin oleh seorang putra pribumi bernama Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro yang merupakan sosok dokter berdedikasi yang kelak menjadi alasan sampai saat ini nama tersebut dikenal sampai sekarang, yaitu Pirngadi.
Kemudian, selepas Jepang pergi giliran Pemerintah Sumatera Timur mengambil alih pada tahun 1947, dan diberi nama Rumah Sakit Kota Medan. Saat Indonesia resmi kembali menjadi negara kesatuan tahun 1950, RS ini diambila lih Pemerintah Pusat dan diberi nama Rumah Sakit Umum Pusat. Seiring berganti waktu, dari Pusat ke Provinsi tahun 1972 dengan nama Rumah Sakit Umum Pusat Provinsi Medan.
Saat itu, pada tahun 1979 RS ini resmi diberi nama oleh Pemerintah Kota Medan dengan alasan untuk menghormati sosok Dokter pribumi yang pernah memimpin RS ini dimasa Jepang. Jadi, diberi nama Rumah Sakit Umum Dokter Pirngadi Medan. Sralnjutnya, pada tahun 2001 otonomi daerah membawa semangat RS ini kembali ke pangkuan Pemerintah Kota Medan dan ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Foker Pirngadi Medan. RS ini juga merupaka Rumah Sakit pendidikan dan pusat rujukan.
3. Rumah Sakit Santa Elisabeth

Selanjutnya, Rumah Sakit Santa Elisabeth yang berada di jalan H. Misbah nomor 7 Medan ini juga memiliki sejarah menarik untuk terus dikenang.
RS ini didirikan bukan dari Pemerintah atau perusahaan, tapi dari hati para suster Katolik. Berawal didirikan sejak tahun 1925 dari 4 suster Kongregasi Fransiskanes Santa Elisabeth yang datang jauh dari Belanda ke Kota Medan. Mereka awalnya hanya ingin membantu persalinan dan merawat orang-orang sakit dari rumah ke rumah tanpa memungut biaya apapun. Namun, karena semakin banyak warga yang datang dan meminta pertolongan mereka akhirnya mendirikan RS kecil.
Peletakan batu pertama dilakukan pada 11 Februari 1929 dan pada 19 November 1930 RS ini resmi dibuka untuk umum. Sejak sat itu Sant Elisaeth tumbuh menjadi tempat pengobatan yang sangat dipercaya warga Medan. Namun, pada saat penduduk Jepang tiba RS ini sempat mengalami cobaan besar mulai dari banyaknya suster yang ditahan dan pelayanan yang terganggu hingga hampir sempat tutup.
Usai perang, RS ini kembali bangkit dan dibangun lagi dari awa dan perlahan mengembalikan kepercayaan masyarakat. Kini, ES Santa Elisabeth telah menjadi Rumah Sakit swasta Katolik kelas B, dengan fasilitas modern dan pelayanan lengkap hingga semangat dari para suster pendirinya masih terasa di setiap sudut.
4. Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem

Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem berloaksi di Jalan Jamin Ginting KM 10 atau jalan Tali Air nomor 21 Medan Tuntungan, Kota Medan.
RS ini berdiri pada tahun 1935. Dahulu memiliki nama yang cukup panjang dan asing di telinga dari bahasa Belanda, memiliki arti yaitu rumah persinggahan untuk orang gila. Saat itu, kapasitas yang tersedia hanya 26 tempat tidur kecil dan menjasikan RS Jiwa ke-5 di Indonesia.
Seiring perjalanan sejarah, RS ini mengalami banyak perubahan, saat masa pendudukan Jepang layanan tersendat. Sebagian pasien abhkan dipindahkan ke Dolok Merangir, setelah Indonesia merdeka pengelolaanya diambil alih oleh Pemerintah dan secraa perlahan dikembangkan kembali Perubahan besar terjadi pada tahun 1978 diganti nama dengan Rumah Sakit Jiwa Prod. Dr. Muhammad Ildrem.
Nama tersebut diambil dari seseorang psikiater, asal Sumut yang memiliki peran penting dalam merintis layanan kesehatan jiwa di Medan. Sejak tahun 1949, telah membuka praktik psikiatri dan neurologi. Kini, RSJ Prof. Ildrem memiliki status tipe A dan menjadi satu-satunya RS Jiwa miliki Pemerintah di Provinsi Sumatera Utara. RSJ ini bukan hanya simbol sejarah, tapi juga menjadi bukti nyata RSJ tertua di Sumatera Utara ini tetap relevan, berkembang dan menjadi garda terdepan dalam menjaga keshatan jiwa masyarakat.















.jpg)


