Miris, Mahasiswa Meninggal Dianiaya saat Tidur di Masjid Agung Sibolga

Sibolga, IDN Times - Warga Kota Sibolga dikejutkan dengan peristiwa tragis yang terjadi di halaman Masjid Agung, Jalan Diponegoro. Seorang mahasiswa berusia 21 tahun bernama Arjuna Tamaraya ditemukan tak bernyawa setelah diduga dianiaya oleh sekelompok orang saat ia beristirahat di area masjid, Jumat (31/10/2025) dini hari.
Kurang dari 24 jam setelah kejadian, tiga orang pelaku ditangkap oleh tim gabungan Satreskrim Polres Sibolga.
1. Para pelaku sempat menegur korban karena tidur di masjid

Kasat Reskrim Polres Sibolga, AKP Rustam E Silaban menjelaskan bahwa korban Arjuna Tamaraya awalnya hanya berniat beristirahat di Masjid Agung Sibolga pada dini hari. Namun, situasi berubah mencekam ketika salah satu pelaku menegur korban, hingga berujung pada tindak kekerasan brutal.
“Begitu mendapat laporan dan hasil rekaman CCTV, tim langsung melakukan penyelidikan intensif. Kurang dari satu hari, dua pelaku utama berhasil kami amankan. Pelaku ketiga ditangkap keesokan harinya saat berusaha melarikan diri,” jelas AKP Rustam.
Berdasarkan rekaman CCTV dan keterangan saksi, korban sempat mengalami pukulan keras di bagian kepala hingga tak sadarkan diri. Arjuna dilarikan ke RSUD Dr. F.L. Tobing Sibolga, namun nyawanya tak tertolong dan meninggal dunia pada Sabtu (1/11/2025) pagi.
2. Polisi masih memburu satu pelaku lainnya

Polres Sibolga bergerak cepat mengusut kasus ini. Hasil penyelidikan mengarah kepada tiga pelaku berinisial ZP alias A (57), HB alias K (46), dan SS alias J (40). Ketiganya diduga terlibat langsung dalam penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya; Rekaman CCTV Masjid Agung Sibolga; satu buah kelapa yang digunakan pelaku untuk menganiaya korban, pakaian korban dan tas hitam.
"Selain penganiayaan, salah satu pelaku juga diduga mengambil uang korban, sehingga turut dijerat dengan Pasal 365 ayat (3) KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan kematian," kata Rustam.
Polisi masih memburu satu orang pelaku lain yang diduga ikut terlibat dalam aksi keji tersebut. Proses penyidikan juga terus dikembangkan melalui pemeriksaan saksi dan rekonstruksi kejadian.

















