Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kena Razia PPKM, Rakesh: Saya Hanya Kedai Kopi, Bukan Jualan Ganja

Rakesh, pemilik warung kopi yang menolak tutup di saat PPKM Darurat usai menjalani persidangan. (Istimewa)

Medan, IDN Times – Pemilik Warung Kopi (Warkop) yang sempat viral karena menolak tutup saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat tetap menyatakan protes. Dia tetap menolak menutup warungnya yang berada di Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Medan Petisah.  

Penolakan itu lantaran Rakesh sang pemilik harus menghidupi lima anaknya. Rakesh pun menjalani persidangan pelanggaran PPKM Darurat di Kota Medan.

1. Rakesh terpaksa membayar denda Rp300 ribu

Ilustrasi hukum (IDN Times/Arief Rahmat)

Rakesh menjalani persidangan di Gedung PKK Kota Medan, Kamis (15/7/2021). Hakim tunggal Ulina Marbun menjatuhinya hukuman dua hari kurungan atau membayarkan denda sebesar Rp300 ribu.

“Macam mana saya mau terima hukuman itu. Anak saya macam mana?" ungkapnya.

Sebelumnya, Rakesh sempat dibawa ke Mapolsek Medan Baru. Dia dikabarkan menjalani pemeriksaan karena sempat menyiramkan air panas kepada petugas Satpol PP yang hendak menutup warungnya pagi tadi.

Aksi penyiraman itu dilakukannya karena emosi. Dia tidak terima jika warung kopinya harus tutup.

2. Rakesh menyebut petugas datang seperti teroris

Warung kopi milik Rakesh yang sempat viral karena menolak ditutup. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Usai persidangan, Rakesh pun bersedia memberikan keterangan kepada awak media. Rakesh masih kesal. Dia masih emosi dengan tindakan arogan para petugas. Sampai-sampai dia menyebut petugas seperti teroris.

"Mereka datang seperti teroris. Mobil polisi dua unit, mobil tentara dua truk. Satpol PP satu truck. Bukannya membantu, di situ memaksa untuk tutup,” ujarnya.

3. Rakesh: Saya Cuma buka kedai kopi, bukan jualan ganja

Warung kopi milik Rakesh yang sempat viral karena menolak tutup di masa PPKM Darurat. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Rakesh geram lantaran dia diminta menutup warungnya, namun tidak ada bantuan dari pemerintah. Bahkan dia kembali menyebut-nyebut nama Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution dan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.

“Gak ada bantuan dari pemerintah. Dari si Bobby, dari si Edy Rahmayadi, tidak ada. Anak saya lima. Mau ambil rapor, mau bayar sekolah, apapun gak ada dibantu. Disuruh tutup hasilnya nihil. Apa yang saya dapat? Terancam anak bini saya. Siapa yang mau kasih makan? Gak ada  pemerintah kasih makan, suruh tutup tapi tidak bertanggungjawab,” ujarnya.

Pun begitu, Rakesh menerima hukuman yang diberikan. Dia membayarkan denda.

“Kita buka kedai kopi, bukan jual ganja. Bukan jual narkoba. Kecuali kita jual narkoba baru polisi berbondong-bondong,” pungkasnya.

Camat Medan Petisah Agha Novian menjelaskan bahwa pihak kecamatan Medan Petisah mengimbau agar pedagang mematuhi peraturan PPKM darurat. Dia meminta para pedagang makanan hanya menyediakan layanan take away. Pihaknya juga berusaha bersikap humanis dalam melakukan penindakan.

“Kami harapkan rekan-rekan lain tidak membuat kegiatan yang serupa, berusaha memprovokasi dan lainnya. Biarkan kami bekerja supaya membantu pemerintah menekan laju penyebaran COVID-19,” ujar Agha.

Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution meminta masyarakat untuk bersabar. Pemko Medan tengah menyiapkan bantuan kepada masyarakat terdampak.

“Ini sudah kita ajukan, sudah kita sepakati. Ada 20 ribu masyarakat yang akan kita bantu. Ini kita berikan sembako saja. Karena kalau uang tunai, kita mendatanya lagi, kita minta rekeningnya lagi, ini yang sulit,” ujar Bobby.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Prayugo Utomo
EditorPrayugo Utomo
Follow Us