Kelangkaan Beras di Sejumlah Supermarket dan Warung, Ini 2 Pemicunya

- Musim panen raya telah berakhir, menyebabkan penurunan pasokan beras dan kenaikan harga.
- Harga gabah yang tinggi membuat kilang tidak berani memproduksi, memicu kelangkaan beras di pasar.
- Pasokan beras akan pulih saat memasuki musim panen raya bulan depan, harga akan turun dan pasokan normal kembali.
Medan, IDN Times - Pasokan beras yang saat ini terjadi dirasakan masyarakat Kota Medan dengan ketidakstabilan di supermarket dan warung. Artinya, ini menjadi keluhan banyak pedagang dan pembeli masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan pasokan beras.
Pengamat ekonomi, Benjamin Gunawan menjelaskan kaitan pasokan beras yang tidak stabil ini setelah ditelusuri, ada dua pemicu masalah kelangkaan yang diklaim pedagang.
1. Musim panen raya yang telah berakhir

Benjamin mengatakan bahwa hal pertama yaitu, musim panen raya yang telah berakhir. Sehingga, membuat pasokan gabah menjadi berkurang dan memicu terkadinya penurunan pada pasokan beras itu sendiri.
"Banyak kilang atau produsen yang justru terpaksa mencari sumber pasokan gabah di wilayah lain seperti dari aceh. Termasuk juga membeli beras dari wilayah jawa hingga sulawesi," kata Benjamin pada IDN Times, Rabu (30/7/2025).
Pada akhirnya, ini memicu terjadi kenaikan harga beras, dan tentunya membuat pasokan beras di pasar menyusut.
2. Kilang tidak berani melakukan produksi, karena dengan harga gabah yang tinggi

Kedua, lanjutnya ada masalah pada harga gabah yang menyentuh harga Rp8.300 per kg.
"Yang pada akhirnya membuat kilang tidak berani melakukan produksi, karena dengan harga gabah seperti itu maka harga jual beras bisa melampaui HET yang ditetapkan pemerintah," jelasnya.
Selain itu, para produsen juga sebelumnya sempat mengkhawatirkan adanya potensi dimana Bulog akan melakukan intervensi pasar dengan menggelontorkan beras ke pasar yang harganya lebih bersaing dan bisa memicu kerugian bagi para produsen.
"Bahkan respon yang diambil oleh sejumlah ritel modern sebelumnya sempat membatasi penjualan beras ke konsumen. Salah satunya dengan membatsi pembelian maksimal dua karung per konsumen," jelas Pengamat Ekonomi ini.
3. Akan memasuki musim panen raya di bulan depan

Namun saat ini, menurutnya pasokan berangsur alami pemulihan. Dampaknya petani dan masyarakat akan memasuki musim panen raya di bulan depan. Sehingga harga beras berpeluang turun dan pasokan akan kembali normal nantinya.
Masalah kelangkaan yang dihadapi masyarakat saat ini tidak perlu khawatir berlebihan, karena pasokan diproyeksikan puliha dalam waktu dekat.
"Harga juga akan kembali normal. Dari hasil pemantauan beberapa kilang juga sudah mulai memproduksi beras. Jadi tidak perlu panik, apalagi melakukan panic buying," pungkasn Benjamin.