Kehadiran Rumah Sawit Indonesia Diharapkan Sejahterakan Petani

Medan, IDN Times – Sejumlah koorporasi dan para pelaku industri kelapa aawit mendeklarasikan berdirinya Rumah Sawit Indonesia (RSI) di Gedung PPKS Medan, Jalan Brigjend Katamso no.51, Jumat (23/6/2023).
Ketua Umum Rumah Sawit Indonesia, Kacuk Sumarto mengatakan bahwa kehadiran RSI ini sebagai wadah, rumah maupun tempat bagi para koorporasi dan pelaku industri perkelapasawitan di Indonesia yang berbadan hukum guna berkolaborasi untuk membangun sinergi melalui integrasi vertikal hulu dan hilir.
“Ide 'integrasi vertikal (hulu-hilir) sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2019, yang mana saat itu beberapa perusahaan termasuk Paya Pinang Group (PPG) bekerja sama untuk penelitian tanaman sela di peremajaan sawit, agar bisa dicontoh dalam program PSR. Tanaman sela itu terdiri dari singkong dan sorgum. Panen perdana untuk sorgum diadakan pada bulan Desember 2019 diperkebunan PPG. Setelah ini banyak kelompok tani sawit yang mengajak bermitra untuk tanaman sela sorgum,” jelasnya.
1. Kebutuhan integrasi makin dirasakan setelah melihat perkembangan kesertaan PSR sangat lambat dan tidak ada kemitraan

Setelah berhenti sejenak karena ketakutan masalah COVID-19 pada (22/11/2020) dengan kondisi outbreak COVID-19 masih tinggi dilakukan panen sorgum, singkong oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud dan dilanjutkan dengan penanam akhir di lahan peremajaan sawit peserta PSR Poktan Tani Mandiri Mitra PPG, yang disertai oleh Bupati Batubara, yang juga disertai pemberian bibit sorgum dan singkong kepada Poktan tersebut.
“Saat ini, kebutuhan integrasi makin dirasakan setelah melihat bahwa perkembangan kesertaan PSR sangat lambat dan tidak ada kemitraannya, sehingga perusahaan-perusahaan tersebut menjadi mak comblang antara Poktran Peserta PSR dengan Perusahaan-perusahaan di Sumut, tambahnya.
Demikian juga beberapa perusahaan turut untuk mensukseskan gerakan PSR, yang salah satunya adalah PPG dengan jumlah kemitraan 21 Poktan sejak 2018 sampai dengan saat sekarang.
2. Kebutuhan integrasi dinilai makin menguat setelah terlibatnya PT. Kemurgi Indonesia dalam kegiatan kemitraan petani

Kebutuhan integrasi ini makin menguat setelah terlibatnya PT Kemurgi Indonesia (PTKI) dalam kegiatan kemitraan petani, dengan memperkenalkan pabrik pengolah TBS menjadi CPO premium, dan bahkan fraksinasinya menjadi olein dan stearing, yang kemudian bisa dilanjutkan menjadi minyak makan sehat dan bahan baku bensin sawit.
Sebelumnya, pernah diselenggarakan kegiatan seminar pada (4/8/2023) dengan tema 'Industrialisasi melalui Korporatisasi Petani Sawit', yang memperkenalkan bahwa 'petani tidak lagi harus menjual buah' tetapi bisa mempunyai falitas (pabriuk) pengolahan buah menjadi minyak sawit (CPO) yang premium, dan pada penghujung acara tersebut dilakukan 'deklarasi' sepihak mengenai 'integrasi petani dan perusahaan untuk menuju industrialisasi, melalui gerakan korporatisasi'.
Dari beberapa kegiatan tersebut menggambarkan bahwa Integrasi yang dipakai model RSI ini sudah dimulai sejak 4 sampai 5 tahun yang lalu.
3. Diharapkan dengan hadirnya RSI menjadi solusi dalam mengatasi berbagai kendala yang dihadapi petani sawit nasional

Kacuk menjelaskan bahwa, hal yang perlu disampaikan dengan hadirnya RSI ini akibat keberlanjutan sawit Indonesia dan meningkatnya kesejahteraan petani dan tentunya juga perusahaan.
Diharapkan dengan hadirnya RSI ini menjadi solusi dalam mengatasi berbagai kendala yang dihadapi petani sawit nasional. Salah satu diantaranya pelaksanaan program peremajaan sawit rakyat (PSR) yang berjalan belum sesuai dengan harapan.