Kadisdik Nias Ungkap Sekolah Lain yang Punya Keterbatasan Akses

Nias, IDN Times – Pasca viral guru di Nias tidak mengajar karena akses menuju sekolah yang sulit, Kepala Dinas Pendidikan Kharisman Halawa kembali angkat bicara. Dia mengungkap soal tidak hanya ada satu sekolah dasar yang harus dituju dengan akses yang sulit.
Kondisi guru yang tidak mengajar tidak hanya terjadi di SDN 078481 saja. Ada sekolah lain yang memiliki kondisi sierupa.
1. Ada sekitar 23 sekolah yang harus dituju dengan akses yang sulit

Kata Kharisman, ada 23 sekolah di kabupaten itu yang berada di daerah terisolir. Bahkan, para guru atau pun murid harus melintasi sungai, pantai hingga perbukitan untuk menuju ke sekolah.
“Ada juga di daerah pantai ketika hujan naik pasangnya, sehingga jalanan juga becek menuju sekolah," ujar Kharisman kepada awak media di kantor Ombudsman Sumut, Kamis (30/1/2025).
2. Minimnya anggaran kabupaten jadi hambatan untuk membangun akses

Kata dia, sejauh ini pihaknya tidak bisa membangun akses ke sekolah yang terisolir. Lantaran, anggaran Pemkab Nias yang minim.
Kendati demikian, dia mengaku bersyukur khusus untuk SD 078481 telah mendapat perhatian pemerintah. Pihak Pemkab Nias telah diundang ke Sekretariat Kabinet (Setkab) untuk menyampaikan proposal pembangunan akses jalan maupun mess para guru di sana.
"Pada tanggal 22 Januari 2025 kemarin proposal sudah disampaikan dan dipresentasikan kepada staf ahli bapak Seskab dan tebusan juga sudah disampaikan kepada Kementerian PUPR dan pendidikan dasar, mudah mudahan menjadi perhatian," katanya.
3. Pendidikan Nias viral karena guru yang sudah lama tidak mengajar

Kondisi pendidikan di Nias terungkap dari vide viral para guru yang tidak mengajar di SDN 078481. Belakangan terungkap, akses menuju sekolah itu sulit. Para guru harus menempuh perjalanan 2 jam lebih dari desa induk. Tantangan lainnya, mereka harus melintasi 13 aliran sungai. Tak jarang apabila banjir tiba guru-guru harus menepi dan menunggu air surut.
“Kalau cuaca buruk atau hujan ketika sampai di tengah, mereka ngak akan sampai ke lokasi sekolah," ungkapnya.
Keadaan itu yang terjadi, saat para siswa memvideokan kondisi sekolah tanpa guru di tanggal 14 Januari 2025. "Pada tanggal 14 itu memang tidak ada guru, karena air naik (banjir), mereka tidak bisa menyebrang sungai," ujarnya.
Namun Kharisman mengaku bangga dengan para murid yang berani menunjukkan keresahannya, melalui video yang mereka rekam."Kami mengapresiasi sesungguhnya bahwa anak ini yang memviralkan, kami sangat bangga,” pungkasnya.
Untuk solusi jangka pendek, para guru ditempatkan pada rumah tidak jauhd ari sekolah. Selama ini diketahui guru tersebut berasal dari luar dusun tempat sekolah itu berdiri.
"Pak bupati telah memberi petunjuk agar guru yang ada di sana wajib bermalam jadi mereka sekali seminggu balik ya kembali ke rumahnya," ungkap Kharisman.