Flu Babi Merebak, Edy Minta Pedagang Tidak Jual Beli antar Provinsi

Medan, IDN Tim – Kasus African Swine Fever (ASF) atau flu babi merebak di Sumatra Utara. Terhitung, tidak kurang dari 2 ribu babi mati di Sumatra Utara beberapa waktu terakhir.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi angkat bicara. Dia meminta agar para peternak tidak melakukan transaksi jual-beli antar provinsi untuk saat ini.
"Belum selesai, ini bukan (virus atau penyakit) baru. Rakyat selalu diingatkan. Sampai sekarang belum diizinkan barang (babi) dari luar ke dalam. Kemudian, babi dari dalam dijual ke luar," kata Edy, Kamis (1/12/2022).
1. Pemprov sudah lakukan penanganan

Kata Edy, pihaknya sudah turun ke lapangan untuk melakukan penanganan. Ini untuk meminimalisir kerugian peternak.
“Harus waspada. Rawat benar binatang itu, tidak menjadi rugi karena mati. Selalu kita lakukan vaksinasi, vaksin ini jalan. Kalau rakyat tidak bersih, seperti ini lah jadinya," ucap Gubernur Edy.
2. Perawatan dan kebersihan ternak jadi kunci

Edy juga mengimbau peternak melakukan perawatan dan kebersihan kandang ternak. Upaya ini mencegah penyakit menyebabkan kematian hewan ternak.
"Ada sektor-sektor RUTR (Rencana Umum Tata Ruang) ada yang tepat untuk memelihara ternak, taat itu. Kandangnya bersih, jenis makanannya. Sehingga binatang itu sehat," jelas Gubernur Edy.
Gubernur Edy menambahkan untuk saat ini, peternakan babi untuk ikut aturan terlebih dahulu aturan yang dilakukan Pemerintah Daerah. Baik Pemprov Sumut dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
"Ikuti aturan, tidak diperbolehkan barang kita jual ke luar dan sama-sama kita ikuti," kata mantan Pangdam I Bukit Barisan.
3. Kematian babi bikin peternak merugi Rp8 miliar

Sebelumnya, tercatat kematian 2 ribu babi terjadi di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang dalam beberapa waktu terakhir. Kematian ini membuat peternak merugi Rp8 miliar. Kematian babi terjadi sejak September 2022.
Ketua Peternak Babi Indonesia (PBI), Heri Ginting mengatakan, kondisi ini menjadi kendala bagi peternak. Apalagi permintaan daging babi meningkat jelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
"Flu babi ini, sudah pasti berpengaruh. Sekarang aja produksi, ternak berkurang hampir 50 persen, dan ini akan berpengaruh pada natal dan tahun baru nanti pasokan dagingnya," jelas Heri.
Harga daging babi di pasaran juga anjlok. Harga daging babi turun dari Rp65 ribu menjadi Rp35 ribu per kilogram.