Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anak Gajah Mati Lagi di Riau, Kali Ini di Pusat Konservasi

20251123_135623.jpg
Laila, anak gajah di Pusat Konservasi Sebanga saat diperiksa oleh tim medis dokter hewan (IDN Times/ dok BBKSDA Riau)
Intinya sih...
  • Laila dua kali menjerit sebelum mati, yang pertama saat berdiri dan yang kedua saat berbaring.
  • Penyebab kematian Laila belum diketahui, tim dokter hewan melakukan nekropsi untuk mencari tahu penyebabnya.
  • Dengan matinya Laila, tersisa 5 ekor gajah di Pusat Konservasi Sebanga, terdiri dari 1 jantan dan 4 betina.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pekanbaru, IDN Times- Seekor anak gajah sumatra kembali mati di Provinsi Riau, tepatnya di Pusat Konservasi Gajah Sebanga, Kabupaten Bengkalis. Anak gajah berkelamin betina dan berusia 1 tahun 6 bulan itu, dilaporkan mati pada Sabtu (22/11/2025).

Anak gajah yang diberi nama Laila ini, diketahui lahir pada 6 April 2024 di Pusat Konservasi Gajah Sebanga. Ia merupakan anak dari induk gajah bernama Puja dengan gajah jantan bernama Sarma.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Supartono mengatakan, gajah Laila sudah terpantau kurang aktif sejak Kamis (20/11/2025). Namun saat itu nafsu makan dan minum masih baik.

"Berdasarkan informasi tersebut, kami menurunkan tenaga medis untuk melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan tim medis yang terdiri dari dokter hewan dan mahout dilaporkan bahwa kondisi suhu tubuh Laila normal," kata Supartono, Minggu (23/11/2025).

Selanjutnya, tim dokter hewan melakukan pemeriksaan lanjutan dan memberikan cairan infus dan obat. Tim kemudian melakukan pemantauan setiap 2 jam terhadap anak gajah Laila.

Lalu pada Jumat (21/11/2025) sekitar pukul 22.00 WIB malam, menurut Supartono, anak gajah ini masih terlihat makan dan minum seperti biasa. Bahkan ia juga tampak minum air susu induknya.

"Namun, takdir berkata lain. Pada Sabtu (22/11/2025) pukul 05.30 WIB, Laila dinyatakan sudah mati," ucap Supartono.

Sebelumnya, pada bulan September 2025, seekor anak gajah juga ditemukan mati di Camp Elephants Flying Squad SPTN Wilayah I Lubung Kembang Bunga, Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan. Anak gajah yang masih berumur 2 tahun itu, berjenis kelamin betina, yang diberi nama Kalistha Lestari atau biasa dipanggil Tari.

1. Sebelum mati, Laila dua kali menjerit

20251123_135723.jpg
Tim medis BBKSDA Provinsi Riau saat memantau kondisi Gajah Laila yang sedang bersama induknya (IDN Times/ dok BBKSDA Riau)

Supartono menerangkan, pada Sabtu (22/11/2025) sekitar pukul 00.30 WIB, gajah Laila terdengar menjerit. Saat dilihat oleh tim, gajah Laila terlihat masih berdiri dan aktif bergerak.

Kemudian, sekitar pukul 01.00 WIB, gajah Laila kembali menjerit lagi. Berbeda dari jeritannya yang pertama, kali ini gajah Laila dalam kondisi berbaring.

"Gajah Laila sempat bangun kembali usai mendapat penanganan, ia bahkan sempat minum dan menyusui. Lalu pada pukul 05.00 WIB, ia sempat bersuara yang kemudian dilakukan pemeriksaan dan sekitar pukul 05.30 WIB. Pada saat itu ditemukan sudah terbaring kaku," jelas Supartono.

2. Penyebab Laila mati belum diketahui

IMG-20250813-0021.jpg
Kepala BBKSDA Riau Supartono (IDN Times/ Fanny Rizano)

Supartono melanjutkan, saat ini pihaknya sedang mencari tahu penyebab matinya gajah Laila. Dimana, tim dokter hewan dari BBKSDA Provinsi Riau, melakukan nekropsi terhadap gajah Laila.

"Untuk memastikan penyebab kematian, tim dokter hewan BBKSDA Riau melakukan nekropsi untuk melihat perubahan yang terjadi pada organ-organ vital," lanjut Supartono.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya sedang berupaya mengetahui sebab pasti kematian anak gajah itu. Tim dokter BBKSDA Riau menurutnya juga akan melakukan pengambilan sampel jaringan, yang selanjutnya akan diuji di laboratorium.

3. Tersisa 5 ekor

ilustrasi gajah (wikimedia.org/Byrdyak)
ilustrasi gajah (wikimedia.org/Byrdyak)

Dengan matinya gajah Laila, berdasarkan data yang diterima IDN Times, saat ini jumlah gajah di Pusat Konservasi Sebanga, tersisa 5 ekor, yang terdiri dari 1 jantan dan 4 betina.

Gajah jantan di Pusat Konservasi Gajah Subanga diketahui bernama Sarma. Sedangkan 4 gajah betinanya, bernama Puja, Sela, Rosa dan Dora.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

Vonis Sipil Kasus 1,2 Ton Tenggiling Berubah Jadi 7 Tahun

23 Nov 2025, 19:23 WIBNews