Nilai Tukar Petani Sumut Alami Kenaikan, Diprediksi Pendapatannya Minus

- Kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, cabai hijau, labu jipang, daun sop prey, dan kentang memicu kenaikan NTP hortikultura.
- NTP pekebunan rakyat juga naik 4.74% di level 198.11 karena kenaikan harga CPO.
- Pemerintah diminta waspada terhadap tekanan daya beli petani akibat kenaikan harga kebutuhan hidup dari tanaman hortikultura.
Medan, IDN Times - Harga cabai kian mengalami kenaikan, dan kini mencapai Rp80 ribu per Kg, sedangkan Nilai Tukar Petani (NTP) Sumut mengalami kenaikan 3.35 persen di level 44.46. Kenaikan paling besar dipicu oleh lompatan pada nilai tukar petani tanaman hortikultura. NTP untuk subsektor tanaman hortikultura naik 8.48 persen di level 95.46.
Lalu, bagaimana kesejahteraan para petani di tengah naiknya nilai tukar petani? Berikut prediksi pengamat ekonomi.
1. Komoditas hortikultura lainnya juga memicu kenaikan NTP

Kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, cabai hijau dan sejumlah komoditas hortikultura lainnya seperti labu jipang, daun sop prey hingga kentang memicu kenaikan NTP. Hal ini disoroti pengamat ekonomi Gunawan Benjamin . Namun, dikatakannya, NTP untuk tanaman hortikultura masih di bawah 100, yang artinya pendapatan petani hortikultura untuk memenuhi kebutuhannya masih minus.
"Petani hortikultura secara rata-rata masih tertekan daya belinya. Tapi itu dibulan kemarin, bulan ini NTP berpeluang di atas 100 karena cabai masih alami kenaikan di september," kata Gunawan, Minggu (7/9/2025).
2. Kenaikan NTP tersebut tergambar dari kenaikan harga CPO

Dia menilai, selain NTP tanaman hortikultura yang alami kenaikan. NTP pekebunan rakyat juga alami kenaikan 4.74 persen di level 198.11. Kenaikan NTP tersebut tergambar dari kenaikan harga CPO dari kisaran 4.175 ringgit per ton ke kisaran 4.500-an per ton selama agustus. Selebihnya, nilai tukar petani untuk tanaman pangan dan peternakan alami penurunan.
"Tekanan yang paling terlihat pada komoditas daging sapi. Dari hasil pemantauan, terjadi penurunan harga komoditas daging sapi sekitar 3.000 hingga 5.000 per Kg. Meskipun untuk harga komoditas daging ayam bergerak melandai dengan kecenderungan naik. Kinerja NTP peternakan juga masih dibawah 100 yang menunjukan bahwa peternak masih alami kerugian dari usahanya," jelas Gunawan.
3. Pemerintah diminta untuk waspada tekanan daya beli yang tengah dialami petani

Dengan realisasi kenaikan harga kebutuhan hidup yang didominasi dari tanaman hortikultura, pemerintah harus mewaspadai tekanan daya beli yang tengah dialami oleh para petani. Harga komoditas hortikultura di bulan September, diprediksi masih berpeluang lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
"Namun dengan realisasi kenaikan harga di bulan agustus yang cukup signifikan, NTP masih dibawah 100, saya mengkuatirkan potensi tekanan daya beli disaat harganya berbalik turun," tutup Gunawan dengan harapan daya beli masyarakat meningkat nantinya.