Jawara Internasional, Siswa SMA di Medan Sulap Limbah Styrofoam Batu Bata

Medan, IDN Times - "Tidak ada mimpi yang terlalu besar, dan tidak ada pemimpi yang terlalu kecil". Istilah yang rasanya hiperbolis tersebut ternyata benar-benar mampu diwujudkan oleh Siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan.
Tim yang terdiri dari 5 siswa bernama Ray Konen, Fiona Calyytsa Amada, Syed Muhammad Rifai bin Syed Saiful, Raihana Faiha Azarine, dan Muhammad Ali Chaidar Lubis, itu mampu membanggakan Indonesia. Mereka memperoleh prestasi bergengsi sebagai Best Award Category Civil and Construction Technology dalam ajang International Competition on Science, Technology, Engineering, and Mathematics (ICSTEM) 2025.
1. 5 siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan sulap limbah styrofoam jadi bahan bangunan yang kokoh

Mewakili Indonesia, siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan terbang ke Kuala Lumpur, Malaysia. Inovasi soal limbah mereka pamerkan dengan judul "Eco-Cool Brick from Styrofoam Waste and Rice Husk Ash".
Inovasi ini merupakan perwujudan teknologi yang ramah lingkungan. Mereka mampu menyulap limbah styrofoam dan abu sekam padi menjadi bahan bangunan alternatif yang kuat.
"Riset seminggu, pengerjaan dua mingguan. Bersyukur memang dapat double gold, dan spesial award, dan Best Civil Technology," kata Ray Konen.
Ia melanjutkan temuan mereka diapresiasi oleh World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA) dan ditandatangani langsung oleh Presiden WIIPA, Manli Hsieh. Bukan cuma Medan yang berbangga, prestasi ini juga mengharumkan nama Indonesia di kancah riset siswa internasional.
2. Uniknya, ide riset tercetus saat makan ayam penyet

Temuan 5 siswa ini menariknya berasal dari hal yang tak disangka-sangka. Aktivitas mereka yang sering makan ayam penyet menjadi ilham pengkaryaan.
"Awalnya kami itu melihat sisa styrofoam saat makan ayam penyet. Akhirnya kami berpikir bagaimana jadi bermanfaat. Dan ide muncul menjadikan bahan bangunan batu bata. Jadi kami gabungkan styrofoam, abu sekam padi yang mengadung silika (senyawa kimia), pasir, semen. Ternyata bisa, bahkan ramah lingkungan," ungkap Ray Konen.
Siapa sangka, dengan hanya makan ayam penyet mampu mengantar mereka jadi jawara. Analisis mereka yang tajam mendorong rasa penasaran dan menciptakan sesuatu yang berdaya.
"Kandungan silika itu bisa menahan panas, bila dipakai jadi bahan bangunan rumah, ke dalam tidak panas, dan punya serapan lebih baik dari bata konvensional. Inovasi ini juga lebih ringan, bahan lebih ekonomis dan mudah ditemukan dari sisa limbah," pungkasnya.
3. Diikuti siswa dari mancanegara, Sekolah Shafiyyatul Amaliyyah jadi jawara

Siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan bersaing dengan ratusan kelompok yang terdiri daei siswa-siswi manca negara. Jika ditotal, mereka semua terdiri dari 10 negara.
"Di sekolah kami punya pengembangan siswa di segala bidang, seni olahraga, science. Selain akademik juga ada penelitian yang sudah terprogram. Baik eskul setiap Sabtu atau eskul klub yang lebih dari jam intra mau pun ekstra kurikuler," ujar Kepala Sekolah Shafiyyatul Amaliyyah, Dahkliana.
Prestasi yang baru diraih 5 siswanya ini diharapkan mampu memotivasi siswa lainnya. Apalagi riset-riset seperti ini menjadi perwujudan yang visioner bagi generasi muda.
"Kita support anak-anak di bidangnya, baik ke olimpiade, penelitian, bidang seni yang berkesinambungan, hingga mereka ke jenjang Universitas," sebut Dakhliana.