KIS Group Gandeng Shell, Pasok BioLNG dari Langkat ke Singapura

- Indonesia jadi basis produksi BioCNG dan BioLNG
- Energi bersih, nilai ekonomi baru
- Setiap tahun KIS mengolah 13,5 juta ton limbah organik menjadi lebih dari 600 juta meter kubik biogas
Langkat, IDN Times- Langkah besar dilakukan Knowledge Integration Services (KIS Group), perusahaan global energi bersih asal Indonesia. Pada Jumat (12/9/2025), KIS resmi menandatangani perjanjian pasokan BioLNG dengan Shell Eastern Trading (Pte) Ltd di Pabrik BioCNG Blangkahan, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
Lewat kemitraan ini, KIS Group akan memasok BioLNG untuk kebutuhan regasifikasi dan distribusi pelanggan Shell di Singapura mulai 2027. Kerja sama tersebut menjadi tonggak penting dalam mendukung transisi energi rendah karbon di Asia Tenggara, sekaligus memperkuat peran Indonesia sebagai pemain utama di energi terbarukan.
“Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan Shell untuk BioLNG. Dengan kekuatan gabungan, kami berharap dapat memenuhi kebutuhan dekarbonisasi pelanggan di Singapura secepat mungkin,” ujar K. R. Raghunath, Pendiri sekaligus CEO KIS Group.
Hal senada disampaikan Aditya Gupta, General Manager New Business Development Shell Energy Asia. Ia menegaskan, kolaborasi ini tidak hanya strategis bagi Singapura, tetapi juga bagi kawasan regional.
“Kolaborasi ini menunjukkan komitmen kami menghadirkan energi yang lebih bersih untuk mendukung perjalanan transisi energi pelanggan,” katanya.
1. Indonesia jadi basis produksi BioCNG dan BioLNG

Kesepakatan dengan Shell semakin meneguhkan Indonesia sebagai pusat produksi BioCNG dan BioLNG KIS Group. Dalam beberapa tahun terakhir, KIS gencar membangun pabrik biomethane skala besar di Sumatra Utara.
Pabrik BioCNG komersial pertama di Blangkahan, Langkat mulai beroperasi pada 2024, menghasilkan sekitar 15.500 meter kubik BioCNG per hari dari limbah cair kelapa sawit (palm oil mill effluent). Tahun berikutnya, KIS meresmikan pabrik kedua di Torgamba, Labuhanbatu Selatan, dengan kapasitas 182.000 MMBtu per tahun—terbesar di Asia Tenggara.
KIS menargetkan pembangunan 25 pabrik BioCNG di Sumatra Utara dengan nilai investasi Rp1,6 triliun. Jika seluruh proyek beroperasi, emisi karbon dapat ditekan hingga 3,7 juta ton CO₂ per tahun sekaligus menghasilkan kredit karbon bernilai signifikan.
2. Energi bersih, nilai ekonomi baru

Proyek BioCNG dan BioLNG KIS tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi, tetapi juga membuka peluang ekonomi lokal. Limbah sawit yang sebelumnya berpotensi mencemari lingkungan kini diolah menjadi energi terbarukan bernilai tinggi.
Produk BioCNG dari KIS bahkan sudah dipakai Unilever Oleochemical Indonesia untuk menggantikan bahan bakar fosil pada armada truk, memperkuat rantai pasok berkelanjutan.
3. Setiap tahun KIS mengolah 13,5 juta ton limbah organik menjadi lebih dari 600 juta meter kubik biogas

Menurut data perusahaan, setiap tahun KIS mengolah 13,5 juta ton limbah organik menjadi lebih dari 600 juta meter kubik biogas, yang berkontribusi mengurangi emisi global sekitar 5,9 juta ton CO₂.
BioLNG sendiri dianggap sebagai bahan bakar transisi strategis karena dapat langsung digunakan (drop-in solution) tanpa perubahan besar pada infrastruktur LNG yang ada.
“Indonesia bukan hanya menjadi basis produksi, tetapi juga contoh nyata bagaimana limbah dapat diubah menjadi energi bersih yang mendukung ekonomi rendah karbon,” tegas Raghunath.