Cerita Alwen Bisnis Cetak Kartu Vaksin, Peminat Bisa Jadi Reseller

Aman gak ya? Simak yuk!

Medan, IDN Times- Pandemik COVID-19 membuat sejumlah orang harus putar otak memanfaatkan peluang bisnis. Salah satu bisnis yang kian banyak bertebar di sosial media adalah cetak kartu vaksin.

Ya, tampaknya peminat cetak kartu vaksin juga cukup banyak karena melihat syarat perjalanan wajib vaksin. Baru-baru ini, mal juga dibuka secara bertahap, dan sudah vaksin juga wajib bagi pengunjung. 

1. Peminat cetak kartu vaksin lebih banyak yang kelahiran 70-an

Cerita Alwen Bisnis Cetak Kartu Vaksin, Peminat Bisa Jadi ResellerIlustrasi aktivitas di Mal (IDN Times/Besse Fadhilah)

Alwen Ong (36) Owner Narsis Digital Printing, menangkap peluang bisnis momentum ini. Ia membuka bisnis cetak kartu vaksin di tengah pandemik COVID-19 di Kota Medan. 

Kepada IDN Times, ia bercerita peminat cetak kartu vaksin lebih banyak yang kelahiran 70-an. "Lebih banyak pekerja, terutama pekerja yang ada di mal-mal. Biasanya yang pesan per grup, satu orang dari perusahaan ini lalu dipesan ke kita," ujarnya, Selasa (10/8/2021).

"Kalau dari sisi bisnis itu ada peluang yang bisa dilihat. Pemerintah gak bilang wajib punya kartu vaksin, tapi pemerintah bilang semua orang kalau mau ke restoran, mal dan penerbangan sudah vaksin," tambahnya.

2. Bisnis cetak kartu vaksin ini hanya bisnis momentum, yang berarti tidak bisa dijadikan bisnis jangka panjang

Cerita Alwen Bisnis Cetak Kartu Vaksin, Peminat Bisa Jadi ResellerTenaga kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 Moderna untuk disuntikkan ke penerima vaksin. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Kemudian, katanya, peluang itu juga bisa dilihat dari mereka yang tidak ingin ribet membuka link setiap saat. "Gak semua orang mau berulang-ulang buka link pedulilindungi.id, kadang ribet bagi sejumlah orang. Lalu, sebagian orang anggap kalau kartu vaksin itu di-print aja seperti Kartu Tanda Penduduk," tuturnya.

Alwen mengatakan, bisnis cetak kartu vaksin ini hanya bisnis momentum, yang berarti tidak bisa dijadikan bisnis jangka panjang. 

"Kita sebulan ini lebih intens bisnis ini, kemarin Sandi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, bilang untuk pariwisata sudah vaksinasi. Kemudian, Luhut, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Indonesia juga mengingatkan agar lakukan vaksinasi".

"Ketika pemerintah kasih imbauan lakukan vaksinasi, kita jadikan ini peluang. Tapi ini bukan bisnis jangka panjang, ini hanya momentum jangka pendek," ucap Alwen.

3. Cetak kartu vaksin ini ada dua jenis

Cerita Alwen Bisnis Cetak Kartu Vaksin, Peminat Bisa Jadi ResellerIlustrasi Vaksin COVID-19. shutterstock.com

Alwen menjelaskan, untuk para peminat cetak kartu vaksin ini ada dua jenis. Kartu vaksin dengan bahan yang biasa dan premium. Harganya bervariasi, mulai dari Rp5 ribu dan Rp25 ribu. "Untuk bahan memang jauh lebih bagus yang premium," tuturnya.

Biasanya, pemesan rata-rata untuk satuan, per hari ada 20 kartu vaksin. "Gak bisa ditebak. Hari ini bisa dikit, besok banyak," sambungnya.

Baca Juga: Sumut Masuk Rapor Merah Penanganan COVID-19, Edy: Kasusnya Sudah Turun

4. Wadah promosi gunakan sosial media, facebook, instagram dan google bisnis

Cerita Alwen Bisnis Cetak Kartu Vaksin, Peminat Bisa Jadi Resellerpexels.com/@cottonbro

Wadah promosi, Alwen menggunakan sosial media, facebook, instagram dan google bisnis. Namun saat ditanya terkait omzet yang didapat, Alwen belum bisa menjumlah.

"Sebenarnya keuntungannya tidak terlalu besar. Kalau dihitung omzetnya berapa? Belum ketemu. Kalau ada yang cetak kartu vaksin keuntungannya hanya Rp1 ribu per kartu. Kecil kok untung kartu vaksin ini," ujarnya.

5. Alwen: Bisnis ini juga upaya mendukung regulasi pemerintah mengajak orang-orang yuk vaksinasi dan bantu teman-teman pariwisata

Cerita Alwen Bisnis Cetak Kartu Vaksin, Peminat Bisa Jadi Resellerilustrasi vaksin atau jarum suntik (IDN Times/Arief Rahmat)

Alwen berujar, bisnis cetak kartu vaksin ini juga upaya mendukung regulasi pemerintah. Yang pertama, dengan support program pemerintah, mengajak orang-orang yuk vaksinasi.

"Kemudian apa, cetak kartu vaksinasinya. Sisi lain, ini usaha terkait dengan momentum. Sehingga teman-teman itu diajak untuk peluang apa yang bisa memberikan dampak ekonomi bagi kita. Sebenarnya bisnis ini untuk reseller juga sih."

"Bantu teman-teman juga. Saya banyak reseller dari teman-teman pariwisata, mereka tour guide. Di tengah pandemik, mereka kan gak bisa kerja. Mereka banting setir, kebetulan mereka punya banyak customer yang sudah vaksinasi. Yaudah saling support lah," cerita Alwen.

6. Aman gak ya?

Cerita Alwen Bisnis Cetak Kartu Vaksin, Peminat Bisa Jadi Resellerilustrasi vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Untuk kerahasian data, Alween menggunakan data valid yang sudah terdaftar di pedulilindungi.id. Setelah cetak kartu, Alwen langsung hapus data per customer.

"Mereka biasanya memberikan link. Kami tidak menerima kartu vaksin yang tidak terdaftar di sana. Setiap kita print, kita hapus dan kita gak kasih lihat ke orang-orang," ucapnya.

Baca Juga: Viral! Mengaku COVID-19 tapi Keluyuran, Sehat Ditangkap Polisi

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya