Stok Obat Asma di RSK Paru Sumut Habis Berbulan-bulan, Pasien Kecewa

Pihak RSK sebut stok habis karena kebutuhan meningkat

Medan, IDN Times – Pasien Rumah Sakit Khusus (RSK) Paru milik Pemprov Sumatra Utara mengeluh soal pelayanan. Seorang pasien penderita asma kecewa, karena stok obat di rumah sakit itu habis.

Bukan hanya sekali, kekosongan stok obat sudah berlangsung dalam beberapa bulan. Pasien bernama Agus mengatakan, kekosongan obat sudah terjadi sejak Maret 2023.

"Dari bulan Maret kemarin saya datang, tapi obat isap yang saya cari seperti Ventolin Inhaler dan Seretide Diskus kosong," katanya, Senin (6/5/2023).

1. Harga obat mahal, pasien bergantung dari rumah sakit karena gratis

Stok Obat Asma di RSK Paru Sumut Habis Berbulan-bulan, Pasien Kecewailustrasi asma (nypost.com)

Kata Agus, pasien lainnya penderita asma juga mengalami kekecewaan. Jika harus membeli di luar rumah sakit, kedua obat itu harganya bisa mencapai Rp250 ribu.

“Obat isap yang difasilitasi RSK Paru itu gratis. Kalau gini kami harus beli. Sementara, obat-obatan yang tersedia bagi penderita asma hanya obat tablet," kesalnya.

Agus berharap keluhan itu direspon oleh Dinas Kesehatan Pemprov Sumut. Sehingga mereka bisa mendapatkan obat itu kembali.

Baca Juga: Deforestasi Terus Terjadi, Kenapa Sih Kita Harus Menjaga Hutan? 

2. Stok diklaim sudah aman kembali

Stok Obat Asma di RSK Paru Sumut Habis Berbulan-bulan, Pasien Kecewapexels

Terpisah, Direktur RSK Paru Sumut dr Jefri Suska mengonfirmasi soal kekosongan obat itu. Namun dia membantah jika obat kosong sejak Maret 2023.

“Bulan lalu kosong. Mei persisnya. Terutama inhalernya habis. Ini sudah masuk. Sudah saya tanya, sudah masuk,” katanya.

Semenjak kekosongan obat, pihaknya sudah melakukan evaluasi. Kata dia, harusnya pada penyakit asma, inhaler bisa diganti dengan obat oral yang tersedia. Namun banyak pasien enggan menggunakannya.

3. Penggunaan obat berlebih, stok di RS terbatas

Stok Obat Asma di RSK Paru Sumut Habis Berbulan-bulan, Pasien Kecewailustrasi asma pada perempuan (freepik.com/freepik)

Kata Jefri, kekosongan stok obat asma disebabkan beberapa faktor. Salah satunya adalah adanya peniungkatan kunjungan ke RSK Paru yang membuat kebutuhan obat meningkat.

Biasanya, dalam sehari ada 20 kunjungan untuk penyakit asma. Namun belakangan meningklat dengan rata-rata 50 kunjungan per hari.

Dia juga mengatakan, pasien juga menggunakan obat dengan dosis yang berlebihan. “Saya sudah tanya ke dokter spesialis, rupanya banyak pasien yang mengambil obat stok nya sebulan. Padahal harusnya untuk seminggu saja,” katanya.

Ke depan, pihaknya akan mengedepankan edukasi kepada pasien penderita asma. Karena, asma bisa dicegah dengan penanggulangan alergi,

“Itu yang saya lihat di pasien. Apalagi pada pasien usia lanjut. Dalam sehari dia bisa berulang-ulang menggunakan inhaler,” ungkapnya.

Ke depan, pihaknya juga akan menambah jumlah pasokan obat. Sehingga, tidak terjadi lagi kekosongan stok yang menjadi kebutuhan pasien.

Baca Juga: 8 Cara Menjaga Kesehatan Paru-paru dengan Ampuh

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya