Massa AMRM Mengaku Dapat Intimidasi Sebelum Aksi Pemakzulan Jokowi
![Massa AMRM Mengaku Dapat Intimidasi Sebelum Aksi Pemakzulan Jokowi](https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20240212/whatsapp-image-2024-02-12-at-163517-e0c8ab9903a38452083e8d47cb6569ee_600x400.jpeg)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Teriakan pemakzulan Presiden Joko Widodo menggema di depan gerbang DPRD Sumatra Utara, Senin (12/2/2024) siang. Sambil berorasi, massa yang mengatasnamakan dirinya sebagai Aliansi Mahasiswa Rakyat Menggugat (AMRM) membakar ban bekas. Asap hitam mengepul di depan gedung rakyat.
Massa juga membentangkan beragam poster. Mulai dari yang berbunyi Pemakzulan Presiden Joko Widodo hingga menolak pemilu curang.
“Demokrasi kita telah ditelanjagi oleh rezim Joko Widodo,” kata Pimpinan Aksi Fahrurrozy Efrial.
1. Massa mengaku mendapat intimidasi sebelum aksi digelar
Ternyata ada cerita di balik aksi massa yang diikuti puluhan massa itu. Kata Rozy, mereka mendapat intimidasi. Dugaan intimidasi itu menerang sejumlah pentolan aksi di dalam aliansi.
“(kami) ada telepon di sana sini. Per hari ini ada sekitar lebih dari 20 kali telepon nomor tidak dikenal yang kami terima,” kata Rozy.
Intimidasi diduga datang dari aparat. Mereka mencoba mengajak beberapa pentolan untuk bertemu sebelum aksi.
“Kami menolak untuk itu. Kami tetap stay di kampus kami tetap komitmen dengan gerakan kami hari ini. Kami tidak menerima usulan ataupun tidak menerima perjumpaan dengan pihak lain,” katanya.
Selain dari aparat, sejumlah ASN dikabarkan juga mencoba mengintimidasi aksi itu. Di kampus sendiri, isu tentang aksi mereka dimanfaatkan sejumlah orang yang diduga hendak menggagalkan. Di kampus Universitas Sumatra Utara (USU) ada yang menyebarkan informasi bahwa aksi akan digelar di rektorat.
“Ada dukungan dari pihak kampus. Cuman kami tidak menutup juga bahwa ada sedikit intimidasi,” katanya.
Baca Juga: Mahasiswa Demo di DPRD Sumut Protes Jokowi dan Singgung Bobby
2. Tuntutan pemakzulan Jokowi didasari keresahan masyarakat
Kata Rozy, aksi itu digelar setelah mengkaji kondisi demokrasi menjelang pemilu. Bagi mereka begitu banyak kecurangan, pelanggaran etika yang didiamkan begitu saja. Mereka mengusung isu besar Rakyat vs Rezim Joko Widodo.
“Kami memaksa kepada DPR RI untuk segera mempercepat untuk melaksanakan prosesi pemakzulan Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia. Karena pandangan kami ini jika Jokowi tetap menjabat akan terus menggerus demokrasi kita bakal terus tergerus dan ditelanjangi,” katanya.
Dalam aksi itu, mereka juga mendesak ASN, TNI dan Polri menjaga netralitas selama penyelenggaraan pemilu. Menyusul dugaan kecurangan yang terus mencuat belakangan.
3. Bakal terus unjuk rasa jika aspirasi tidak didengar
Massa menolak ditemui anggota DPRD Sumut. Mereka menolak karena tidak ingin dijadikan panggung kampanye.
Mereka juga berencana akan terus menggelar unjuk rasa jika tuntutannya tidak dipenuhi. Bahkan mereka mengancam akan membawa massa yang lebih banyak lagi.
Baca Juga: Aksi di DPRD Sumut, Massa Bawa Poster Makzulkan Jokowi