Kirim Logistik ke Simuk, Kapal Basarnas Terpaksa Balik karena Badai

Stok pangan di warung-warung sudah habis

Medan, IDN Times- Upaya mengirimkan logistik untuk mengatasi krisis pangan di Pulau Simuk, Kabupaten Nias Selatan, Sumatra Utara sudah coba dilakukan Badan SAR Nasional (Basarnas). Namun mereka harus kembali karena tak bisa menembus cuaca buruk.

Hal itu dikatakan Humas Kantor SAR Nias Asanimu Waruwu. Kapal yang berangkat dari Teluk Dalam ke Simuk harus putar kemudi kembali, Selasa (19/9/2023).

“Sampai sekarang masih belum bisa tembus. Badai ekstrem di sana,” kata Asanimu, Kamis (21/9/2023).

1. Menunggu badai reda untuk mengirimkan kembali logistik

Kirim Logistik ke Simuk, Kapal Basarnas Terpaksa Balik karena BadaiIlustrasi kapal. (IDN Times/Arief Rahmat)

Armada kapal itu mengangkut logistik ke Pulau Simuk. Pihaknya masih menunggu badai mereda. Kemudian mereka akan kembali mencoba mengirimkan logistik ke sana.

Diketahui kapal logistik terakhir yang masuk pada tiga minggu. Baik dari Pulau Tello, atau pun kecamatan Teluk Dalam. Penyebabnya karena cuaca buruk. Badai yang membuat ombak tinggi.

“Masuk ke pelabuhan Simuk itu sangat sangat ekstrem dan itu sudah berkali kali kapal sudah berlayar 6 jam, hanya menempuh jarak yang harusnya 5 menit mencapai pelabuhan. Itulah ekstrim nya masuk pelabuhan pulau simuk,” ungkap Camat Simuk Gentelman Bago kepada IDN Times, Kamis (21/9/2023).

Baca Juga: Sudah Sepekan Pangan di Pulau Simuk Nisel Habis, Anak-anak Jatuh Sakit

2. Beberapa hari terakhir masyarakat hanya konsumsi sagu karena stok di warung juga habis

Kirim Logistik ke Simuk, Kapal Basarnas Terpaksa Balik karena BadaiIlustrasi badai (pexels.com/Sebastian Voortman)

Sepekan terakhir, warga hanya memanfaatkan bahan pangan yang ada. Mie instan, sagu hingga ketan. Sembari menunggu logistik dari Pulau Telo dan Kecamatan Teluk Dalam yang belum juga datang.

“Sejak tujuh hari yg lalu, masyarakat konsumsi roti, mie, terigu, ketan dan sagu. Jadi tiga hari lalu yg bisa dibeli di warung itu betul-betul habis. Dan masyarakat hanya konsumsi sagu,” ungkap Bago.

3. Selama ini Pulau Simuk hanya andalkan pasokan pangan dari luar pulau

Kirim Logistik ke Simuk, Kapal Basarnas Terpaksa Balik karena Badaiilustrasi pangan (Unsplash.com/Dan Gold)

Diketahui ada 510 keluarga dengan 3.000 jiwa di enam desa yang ada di Pulau Simuk. Selama ini warga di Simuk memang hanya mengandalkan pasokan pangan dari luar pulau. Lantaran warga tidak bisa menanam pangan alternatif di atas pulau.

“Di Simuk itu strukturnya pasir berbatu. Sehingga tak sembarang tanaman bisa hidup. Makanya kita juga tidak punya sawah. Kami pernah menanam ubi dan jagung. Memang tumbuh. Tapi tidak ada umbinya,” pungkas Bago.

Baca Juga: Krisis Pangan di Simuk, Warga Berharap Pemerintah Pusat Turun Tangan

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya