Ada Varian Baru COVID-19, Masyarakat Diminta Tidak Pilih Merek Vaksin

Hoaks masih menjadi kendala terbesar vaksinasi di daerah

Medan, IDN Times- Akselerasi vaksinasi penting untuk meminimalisasi dampak penyebaran varian baru virus COVID-19. Namun, kondisi pandemik yang terkendali saat ini, menjadikan masyarakat cenderung menunda vaksinasi. 

Terkait hal ini, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, di beberapa daerah dalam 2-3 minggu ini terjadi penurunan jumlah penyuntikan vaksin per harinya.

Oleh karena itu, Siti Nadia mengingatkan masyarakat segera melakukan vaksinasi dengan merek yang tersedia, karena semua merek vaksin yang beredar di Indonesia aman dan berkhasiat. “Semua vaksin sama baiknya, efek samping itu biasa sebagai reaksi tubuh kita saat dilatih vaksin untuk menstimulasi sistem kekebalan tubuh,” ucapnya.

1. Dengan semakin banyak orang divaksinasi, benteng kekebalan bersama akan terbentuk

Ada Varian Baru COVID-19, Masyarakat Diminta Tidak Pilih Merek VaksinIstimewa/IDN Times

Mengenai pengaruh vaksin pada varian baru, Nadia mengatakan, dengan semakin banyak orang divaksinasi, benteng kekebalan bersama akan terbentuk, sehingga dapat melindungi atau melawan varian baru itu.

"Vaksin bisa mencegah kita sakit parah terhadap varian baru tersebut. Walaupun masih banyak yang harus diteliti terkait efikasi, namun efek proteksi vaksin tetap banyak dan manfaatnya lebih besar," ucapnya.

2. Saat ini capaian vaksinasi nasional adalah sekitar 67 persen untuk dosis pertama dan sekitar 46 persen untuk dosis kedua

Ada Varian Baru COVID-19, Masyarakat Diminta Tidak Pilih Merek VaksinIlustrasi vaksin COVID-19 untuk disuntikkan ke penerima vaksin. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Dilanjutkan Siti Nadia, saat ini capaian vaksinasi nasional adalah sekitar 67 persen untuk dosis pertama dan sekitar 46 persen untuk dosis kedua. Sementara vaksinasi lansia masih perlu terus digenjot, karena baru mencakup sekitar 53 persen untuk dosis pertama.

Guna percepatan vaksinasi lansia ini, dilakukan upaya mendekatkan vaksinasi kepada masyarakat, seperti sistem door to door dan posyandu lansia. Selain itu, penting untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi agar para lansia bersedia divaksinasi.

"Dengan menggandeng tokoh masyarakat, tokoh agama, media, juga memastikan tenaga kesehatan menyampaikan informasi yang benar. Tak kalah penting adalah perlunya inovasi dan pendekatan spesifik lokal sesuai kebutuhan, yang dapat dijalankan tiap daerah," ujarnya, di Center Forum Merdeka Barat 9- KPCPEN, Rabu (1/12/2021).

Nadia juga meluruskan persepsi keliru, bahwa lansia yang memiliki banyak penyakit penyerta maka tubuhnya lemah untuk divaksinasi. Justru sebaliknya, lansia dikatakannya harus dibantu imunitasnya melalui vaksinasi. Bahkan vaksin COVID-19 justru didesain untuk kaum lansia dan penderita komorbid, sehingga vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang diharapkan.

Baca Juga: Vaksinasi Lansia Masih Rendah, Jubir Kemenkes: Hoaks Jadi Kendala

3. Hoaks menjadi kendala terbesar vaksinasi di daerah

Ada Varian Baru COVID-19, Masyarakat Diminta Tidak Pilih Merek Vaksinilustrasi pengujian klinis tahap III vaksin COVID-19 (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Sumatera Barat, Jasman juga menyebutkan, bahwa masih banyaknya informasi yang keliru (hoaks) menjadi kendala terbesar vaksinasi di daerah.

Untuk mengatasi tantangan hoaks dan kendala kultural, pihaknya mengedepankan pendekatan informal melibatkan alim ulama, cerdik pandai, semua lembaga serta institusi terkait, termasuk memberikan edukasi pentingnya vaksinasi melalui media massa dan anak-anak sekolah.

“Tiap daerah punya kiat tersendiri sesuai local wisdom (kearifan lokal) masing-masing,” tuturnya. Ia menjelaskan, vaksinasi relatif mudah dilaksanakan di daerah terpencil dan penduduknya tetap, dibandingkan wilayah berpenduduk banyak dengan mobilitas tinggi.

4. Vaksinolog: Ini kesempatan baik untuk meningkatkan cakupan vaksinasi karena kasus terkendali

Ada Varian Baru COVID-19, Masyarakat Diminta Tidak Pilih Merek Vaksinilustrasi vaksin AstraZeneca (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Selain itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam/Vaksinolog, Dirga Sakti Rambe mengungkapkan, penelitian menunjukkan, saat tingkat penularan di masyarakat rendah, maka efektivitas vaksin pada tingkat optimal. "Ini kesempatan baik untuk meningkatkan cakupan vaksinasi karena kasus terkendali,” ujarnya.

Terkait vaksin booster, Dirga menjelaskan panduan WHO bahwa dimulainya booster perlu
mempertimbangan berbagai hal, seperti cakupan vaksinasi nasional dan situasi di lapangan. Ia berujar agar masyarakat menunggu, tetap melindungi diri melalui protokol kesehatan secara ketat.

Dirga mengajak masyarakat segera vaksinasi. "Jangan pilih-pilih vaksin, sehingga jangan sampai ada stok vaksin yang terbuang," ucapnya.

“Di Indonesia saat ini pandemik terkendali, tapi selalu ada potensi timbulnya lonjakan kasus, terutama terkait mobilitas pada liburan Natal dan Tahun Baru, juga varian-varian baru yang menyebar di berbagai negara. Oleh karena itu, masyarakat harus selalu terapkan prokes, patuhi aturan Level PPKM di daerah masing-masing, dan optimalkan proteksi dengan vaksinasi,” pungkasnya.

Baca Juga: Sumut PPKM Level 3, Gubernur Larang ASN Cuti Natal dan Tahun Baru

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya