Tangis Istri Bripka AS: Anak-anak Belum Percaya Papinya Meninggal

Berharap kematian Bripka AS dan kasus pajak terungkap

Medan, IDN Times- Tanggal 3 Februari 2023 pagi adalah kali terakhir JS bertemu suaminya, Bripka AS (keduanya nama inisial). Saat itu Bripka AS pamit kerja untuk berdinas di Samsat UPT Pangururan, Samosir. Bripka AS bertugas di Satlanas Polres Samosir.

Masih ingat betul JS, suaminya pergi dengan pakaian dinas dan kaos polisi. Namun malam itu Bripka AS tak pulang seperti biasa. JS khawatir. Hingga tanggal 5 Februari 2023, suami tercintanya itu tak juga kembali ke rumah.

Kekhawatiran JS kian membuncah. Tak sanggup menanti lama, dia melaporkan soal suaminya yang tak pulang ke rumah selama dua hari ke Polres Samosir.

"Mereka mengatakan belum 3x24 jam, saya belum bisa membuat laporan. Hari Senin tanggal 6 (Februari) jam 10 pagi saya datang ke polres untuk mencari suami saya. Tapi jam 1 mereka mengabarkan kalau suami saya sudah jadi mayat. Kenapa saya tidak dibawa ke TKP padahal saya berada di Polres," kata JS saat konferensi pers di Kantor JnR Law Firm, Selasa (21/3/2023).

1. Tiga hari tanpa kabar, JS harus menerima kabar dari Polres Samosir jika sang suami ditemukan tewas bunuh diri

Tangis Istri Bripka AS: Anak-anak Belum Percaya Papinya MeninggalIlustrasi jenazah (IDN Times/Sukma Shakti)

JS lalu datang ke rumah sakit. Tiga hari tak pulang, justru dia harus menyaksikan Bripka AS terbujur kaku di kamar jenazah. 

Kesimpulan diberikan Polres Samosir kepada JS adalah sang suami ditemukan di sebuah tebing curam, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangunguran, Samosir oleh rekan sesama polisi. Di dekatnya ada sebuah botol minuman bersoda yang diduga mengandung racun. Dari hasil dokter forensik, disimpulkan Bripka AS tewas karena racun sianida. Tapi yang membuat keluarga merasa janggal, hasil lab juga menyebutkan ada luka bekas hantaman benda tumpul.

Yang membuat JS heran. Sebagian barang yang ditunjukkan juga bukan milik suaminya.  "Di situ menunjukkan ada helm. Bukan helm almarhum. Mereka menunjukkan sepatu juga bukan punya almarhum. Sepeda motornya betul punya almarhum," tambahnya. 

Baca Juga: Keluarga Minta Kapolri Turun Tangan Usut Kematian Bripka AS di Samosir

2. Istri Bripka AS: Anak-anak terus mencari papinya

Tangis Istri Bripka AS: Anak-anak Belum Percaya Papinya MeninggalKuasa hukum Bripka AS meminta Kapolri turun tangan mengungkap kematian kliennya di Samosir (IDN Times/Doni Hermawan)

JS juga mengungkap, sebelum tewas Bripka AS sempat bercerita kepadanya soal kabar dijadikan tersangka. Padahal mereka sudah mengeluarkan uang hingga menjual rumah ratusan juta rupiah. Hal itu diduga karena terkait kasus penggelapan pajak yang dialamatkan kepada Bripka AS.

"Almarhum dikatakan punya masalah, kurang tahu, tapi masalah pajak. Jadi kami disuruh membayar, menjual rumah. Tapi dijadikan tersangka," kata JS.

JS pun tak kuasa menahan tangis memertanyakan kebenaran soal kematian sang suami.  "Saya mohon tolonglah jujur. Kasihan anak-anak saya. Terus-terusan mencari papinya. Sampai sekarang mereka tidak percaya papinya sudah meninggal. Apa yang akan saya katakan jika mereka menanyakan suami saya bunuh diri. Apa yang akan saya katakan jika mereka sudah dewasa," kata JS.

3. Keluarga sudah lapor ke Polda Sumut dan akan menyurati Kapolri untuk turun tangan mengungkap kasus

Tangis Istri Bripka AS: Anak-anak Belum Percaya Papinya MeninggalKuasa hukum Bripka AS meminta Kapolri turun tangan mengungkap kematian kliennya di Samosir (IDN Times/Doni Hermawan)

Sementara kuasa hukum keluarga Bripka AS, Fridolin Siahaan mengungkap sederet kejanggalan-kejanggalan yang membuat keluarga menyimpulkan sebagai bukan kejadian bunuh diri. 

"Pada saat pemesanan sianida yang disebutkan lewat aplikasi online, yang bersangkutan (almarhum) dipanggil Kapolres. Handphonenya disita tanpa surat sita. Apakan kebetulan atau bagaimana? Selain itu juga ada resapan darah sebagai akibat dari pukulan benda tumpul dari keterangan dokter forensik," kata Fridolin.

"Selain itu juga ditemukannya jenazah almarhum di sebuah tempat yang merupakan panatapan orang Samosir. Tidak mungkin selama 2 hari warga tidak mengetahui ada mayat di situ karena banyak orang lalu lalang di situ," ucap Fridolin.

Hal itu yang menguatkan pihaknya membuat laporan ke Polda Sumut ter tanggal 17 Maret 2023. Selain itu pihaknya juga akan menyurati Kapolri dan pihak terkait agar turun tangan mengungkap kasus ini.

4. Kronologi kasus penggelapan pajak dan kematian Bripka AS

Tangis Istri Bripka AS: Anak-anak Belum Percaya Papinya MeninggalIlustrasi garis polisi. (IDN Times/Mardya Shakti)

Sebelumnya kasus penggelapan pajak dan kematian Bripka AS terungkap setelah adanya laporan warga. Kasat Reskrim Polres Samosir AKP Natar Sibarani mengatakan, ada warga yang melaporkan keanehan karena disebut menunggak pajak di Samsat Samosir.

"Pelapor terkejut adanya tunggakan yang dialaminya sebesar 6.222.674. Pelapor bertanya ke loket pembayaran, lalu dijelaskan pelapor belum membayar pajak 2022. Padahal seingat pelapor, dia tidak pernah tidak membayar pajak kendaraannya. Satreskrim melakukan penyelidikan dan ternyata ada tunggakan," kata Natar.

Tak hanya satu orang, ada ratusan orang mengalami hal serupa dan melaporkan. Total kerugian korban yang diungkap Polres Samosir mencapai Rp2,5 miliar. Sebanyak Rp1,3 miliar ditudingkan ke Bripka AS.

Kasatlantas Polres AKP Yuswanto mengungkap jumlah tunggakan korban yang ada di pelaku sebesar Rp1.329.797.593. "Yang sudah dibayarkan 650.365.406. Sisanya tinggal 679.433.197," kata Yuswanto.

 Kemudian lebih sepekan setelah itu, tepatnya 6 Februari 2023 jenazah Bripka AS ditemukan anggota Satres Narkoba Polres Samosir. "Kita menemukan dan melihat ada sesosok manusia bertelungkup. Mendatangi TKP dan mengetahui ini adalah Bripka AS," kata Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman saat konfrensi pers di Polres Samosir, 14 Maret 2023 lalu.

Jenazah lalu dibawa ke forensik RS Bhayangkara Medan. Hasilnya dari penyelidikan diketahui terdapat racun sianida dalam tubuh jenazah Bripka AS.

"Penyebab kematian masuknya sianida ke saluran makan hingga ke lambung. disertai adanya pendarahan bagian kepala akibat benda tumpul. Diduga korban sudah meninggal 3 hari," kata dokter forensik.

Polisi menyimpulkan Bripka AS tewas karena dugaan bunuh diri. AKBP Yogie mengatakan tidak sampai menelusuri dari mana racun Sianida itu diperoleh korban. Di sekitar korban ditemukan sebuah botol minuman soda. Selain itu ada tas berisi beberapa BPKB dan STNK milik orang lain.

Baca Juga: Sebut Kematian Bripka AS Janggal, Keluarga Lapor ke Polda Sumut

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya