Grab Gelar Pelatihan Keselamatan Berkendara dan Anti Kekerasan Seksual

Wajib yang diikuti secara rutin oleh seluruh Mitra Pengemudi

Medan, IDN Times - Setelah dilaksanakan di Jakarta, Bandung, dan Surabaya, kini roadshow Pelatihan Keselamatan untuk Mitra Pengemudi Grab digelar di Medan yang berlangsung pada 8-10 Agustus.

Menargetkan ratusan ribu Mitra Pengemudi di seluruh Indonesia, termasuk Medan, serangkaian pelatihan ini mengangkat topik Pencegahan Kekerasan Seksual serta Keselamatan dan Keamanan Berkendara.

Dalam pelatihan ini, Grab berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) RI, United Nations Population Fund (UNFPA), Kementerian Perhubungan RI, dan Indonesia Defensive Driving Center (IDDC) dalam menyusun materi hingga memberikan pelatihan kepada para Mitra.

Baca Juga: 2 Pahlawan Asal Sumut yang Gambarnya Pernah Ada di Uang Rupiah

1. Wajib yang diikuti secara rutin oleh seluruh Mitra Pengemudi Grab

Grab Gelar Pelatihan Keselamatan Berkendara dan Anti Kekerasan SeksualGrab Menggelar Pelatihan Keselamatan untuk Mitra Pengemudi Grab digelar di Medan yang berlangsung pada 8-10 Agustus. (Dok. IDN Times)

Lewat program pelatihan tatap muka (offline) ini, para Mitra Pengemudi mendapatkan pelatihan komprehensif mengenai pencegahan kekerasan seksual, cara aman berkendara untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas, serta Kode Etik Pelayanan Grab (service excellence). Pelatihan ini merupakan bagian dari pelatihan wajib yang diikuti secara rutin oleh seluruh Mitra Pengemudi Grab sejak proses rekrutmen hingga saat ini.

Neneng Goenadi, Country Managing Director, Grab Indonesia, menyampaikan keamanan dan kenyamanan pengguna, baik Mitra Pengemudi maupun penumpang, merupakan prioritas utama Grab. Hal inilah yang menjadi landasan Grab dalam melakukan sosialisasi dan edukasi terkait keselamatan berkendara dan anti-kekerasan seksual tanpa henti kepada para Mitra.

"Selama pandemi, kami memanfaatkan ragam kanal digital dan pertemuan terbatas seperti Kopdar hingga media sosial. Dengan berakhirnya pandemi, kami segera menggelar roadshow pelatihan di 5 kota dan menargetkan ratusan ribu Mitra untuk mengikuti pelatihan ini sebagai upaya peningkatan kualitas layanan kami,” ungkapnya.

2. Teken MoU peningkatan dampak sosial dalam hal kesetaraan gender, pencegahan, dan penanganan kekerasan seksual

Grab Gelar Pelatihan Keselamatan Berkendara dan Anti Kekerasan SeksualGrab Menggelar Pelatihan Keselamatan untuk Mitra Pengemudi Grab digelar di Medan yang berlangsung pada 8-10 Agustus. (Dok. IDN Times)

Pada acara pembukaan roadshow pelatihan di Grab Excellence Center, Jakarta Selatan pada 25 Juli lalu, Grab juga melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan UNFPA untuk berkolaborasi dalam peningkatan dampak sosial dalam hal kesetaraan gender, pencegahan, dan penanganan kekerasan seksual.

Penandatanganan MoU ini juga disaksikan oleh Ibu Titi Eko Rahayu, Plh. Deputi Perlindungan Hak Perempuan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA); Bapak Suharto, Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan RI; Bapak Ibni Sholeh, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Provinsi DKI Jakarta; dan Ibu Putu Ayu Saraswati, UNFPA Champion.

3. Upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja

Grab Gelar Pelatihan Keselamatan Berkendara dan Anti Kekerasan SeksualGrab Menggelar Pelatihan Keselamatan untuk Mitra Pengemudi Grab digelar di Medan yang berlangsung pada 8-10 Agustus. (Dok. IDN Times)

Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), menyambut baik kerja sama dengan Grab yang terus aktif dalam upaya pencegahan tindak kekerasan seksual.

Peningkatan kualitas hidup, pemenuhan hak, serta memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak menjadi kewajiban negara. Hal ini juga termasuk saat menggunakan moda transportasi umum.

"Untuk itu, kami berterima kasih dan mengapresiasi Grab yang telah proaktif untuk melakukan gerakan bersama mencegah kekerasan terhadap perempuan sebagai pengguna moda transportasi online. Karena upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi menjadi tanggung jawab dan komitmen multi-pihak,” jelasnya.

Baca Juga: 6 Fakta Pembantaian Massal di Tebingtinggi, Lebih 2.000 Orang Tewas

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya