Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Penyusunan Buku Pemetaan dan Analisis Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Sumatra Utara (dok.PETAI)

Medan, IDN Times- Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih menjadi momok di Sumatra Utara. Kini dengan pemetaan dan analisis kerawanan karhutla, Pemprov Sumut tak lagi hanya mengandalkan respons, tetapi mulai memperkuat langkah pencegahan berbasis data.

Langkah strategis ini dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Penyusunan Buku Pemetaan dan Analisis Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Sumatera Utara”, yang digelar di Hotel Grandhika, Medan. Acara ini menjadi ajang kolaborasi lintas sektor, melibatkan DLHK Sumut, PETAI, BPBD, Bappelitbangda, dan Balai Pengendalian Karhutla Wilayah I.

1. Isu Karhutla bukan lagi sekadar bencana lingkungan

Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Penyusunan Buku Pemetaan dan Analisis Kerawanan Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Sumatra Utara (dok.PETAI)

FGD ini membahas hasil survei lapangan dari sejumlah kabupaten prioritas, yang kemudian dipetakan untuk menentukan tingkat kerawanan wilayah terhadap Karhutla. Hasilnya akan dijadikan landasan kebijakan mitigasi dan perencanaan aksi yang lebih terukur.

Menurut Kepala Dinas LHK Sumut Yuliani Siregar, isu Karhutla bukan lagi sekadar bencana lingkungan, tapi juga mengancam kesehatan publik, ekonomi lokal, hingga komitmen penurunan emisi gas rumah kaca.

“Sumut punya hutan yang luas, dan itu aset sekaligus tantangan. Pemetaan ini jadi fondasi penting untuk strategi yang tangguh dan berbasis fakta,” ujar perwakilan DLHK Sumut.
Direktur PETAI, Masrizal Saraan, menegaskan bahwa pemetaan ini tak boleh berhenti jadi dokumen di rak kantor.

2. Bagian dari dukungan terhadap proyek RBP REDD+ GCF Output 2

Editorial Team

Tonton lebih seru di