Suami yang Bunuh Istrinya di Medan Area Meninggal setelah Diamuk Massa

- Pelaku pembunuhan di Medan Area meninggal dunia, polisi benarkan adanya pengeroyokan oleh massa setelah pelaku tertangkap.
- 5 hari kritis di RS Bhayangkara, kini suami yang bunuh istrinya dinyatakan meninggal akibat luka dalam akibat pengeroyokan.
- Keluarga mengaku keberatan menerima jenazah, pemakaman dipercayakan sepenuhnya pada polisi.
Medan, IDN Times - Kasus suami bunuh istri di Medan Area berakhir dengan tragis. Yap Siu Lin (55) meninggal dunia setelah mendapat 24 tusukan senjata tajam seperti pisau dan gunting.
Terkini, sang suami juga meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara. Dugaan kuat dari meninggalnya pelaku pembunuhan bernama Alang (58) itu, dikarenakan luka dalam akibat pengeroyokan yang dilakukan masyarakat terhadapnya.
1. Pelaku pembunuhan di Medan Area meninggal dunia, polisi benarkan ada pengeroyokan oleh massa setelah pelaku tertangkap

Meninggalnya pelaku pembunuhan di Jalan Wahidin Lama dibenarkan oleh Kapolsek Medan Area AKP Himawan Chandra. Ia mengatakan bahwa sang suami meninggal dunia 5 hari setelah istri tewas di tangannya sendiri.
"Untuk pelaku pembunuhan sebagaimana yang dimaksud Pasal 351 ayat 3 yang dilakukan oleh suami kepada istrinya sendiri, kami informasikan sudah meninggal dunia. Dia meninggal kemarin pada pukul 8.30 pagi," kata Himawan kepada IDN Times, Selasa (17/6/2025).
Dibenarkan oleh Himawan bahwa sebelumnya pelaku bernama Alang itu dikeroyok massa. Ia dihajar sesaat setelah menikam istrinya sendiri di dalam kamar.
"Awal mula kejadian sebelum kita amankan pelaku, terjadi sedikit kontak antara masyarakat yang mengamankannya. Pada saat kejadian, pelaku membawa senjata tajam dan berusaha melukai salah satu saksi dan masyarakat di sana sehingga terjadi adu fisik. Massa reaktif dan diduga melakukan pemukulan terhadap pelaku," lanjut Himawan.
2. 5 hari kritis di RS Bhayangkara, kini suami yang bunuh istrinya dinyatakan meninggal

Akibat dari pengeroyokan ini, pelaku mendapatkan luka dalam. Ia sempat sadar, namun dinyatakan kritis sehingga dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.
"Setelah dilakukan perawatan, pelaku ditangani di ruangan IGD. Yang bersangkutan kritis dan mendapati penanganan di RS Bhayangkara 5 hari. Sehingga tepat kemarin dia meninggal dunia," beber Himawan.
Dugaan kuat meninggalnya sang pelaku karena luka dalam yang dialaminya setelah dikeroyok massa. Meskipun begitu pihak kepolisian tetap akan menunggu hasil visum.
"Informasi dari saksi, yang bersangkutan memang punya riwayat (penyakit), namun yang menjadi penyebab pasti kematiannya kita sementara menunggu hasil visumnya," ungkapnya.
3. Keluarga mengaku keberatan menerima jenazah, pemakaman dipercayakan sepenuhnya pada polisi

Keluarga pelaku disebut Himawan sampai saat ini keberatan menerima jenazahnya. Pada akhirnya proses penanganan jenazah hingga pemakamannya dilakukan oleh polisi.
"Semalam kita sudah berkomunikasi dengan keluarganya, namun mereka melakukan pernyataan tertulis untuk menyerahkan sepenuhnya penanganan termasuk untuk pemakaman kepada pihak kepolisian. Kita juga sudah berkomunikasi dengan pihak krematorium di Angsapura. Rupanya ada salah satu dari keluarga yang juga keberatan, sehingga nanti sore kami akan kuburkan. Ya, keluarga keberatan menerima jenazah," pungkas Himawan.