- Orangutan kalimantan (pongo pygmaeus) – Sekitar 57.000 individu (orangutan.or.id)
- Orangutan sumatra (pongo abelii) – ~13.600–14.600 individu (PHVA 2016)
- Orangutan tapanuli (pongo tapanuliensis) <800 individu; estimasi resmi 577–760 (KLHK, 2019)
Sejarah Hari Orangutan Dunia, Ajakan Melindungi Petani Hutan

- 19 Agustus: Hari Orangutan Internasional dipopulerkan sebagai hari aksi untuk orangutan—sering juga disebut World Orangutan Day.
- Orangutan adalah kera besar genus Pongo yang berperan vital menjaga ekosistem hutan tropis di Sumatra dan Kalimantan.
- Estimasi populasi orangutan masih terbatas dan sering diperbarui bertahun-tahun sekali, dengan jumlah individu yang terus menurun.
Medan, IDN Times - Setiap 19 Agustus, dunia menandai Hari Orangutan Internasional—momen pengingat bahwa kera besar asli Indonesia–Malaysia ini kian terdesak oleh deforestasi, perburuan, dan perdagangan ilegal.
Bukan sekadar peringatan, tanggal ini lahir dari gerakan kampanye publik yang mendorong edukasi dan aksi nyata.
1. Asal-Usul 19 Agustus: Dari kampanye komunitas jadi gerakan global

Tanggal 19 Agustus dipopulerkan komunitas konservasi sebagai hari aksi untuk orangutan—sering juga disebut World Orangutan Day. Kampanye ini digadang untuk menggalang perhatian publik, donasi, hingga program edukasi lintas negara; berbagai organisasi merayakannya tiap tahun lewat siaran, acara penggalangan dana, hingga program sekolah orangutan. Intinya: satu tanggal, satu pesan—selamatkan orangutan dan hutannya.
Kenapa relevan buat kamu? Karena hampir semua ancaman terhadap orangutan terkait pilihan manusia: perluasan lahan, perburuan, dan rantai pasok yang tidak berkelanjutan.
2. Orangutan itu siapa sih? “Petani hutan” yang menjaga ekosistem

Orangutan adalah kera besar genus Pongo yang kini hanya tersisa di Sumatra dan Kalimantan/Borneo. Mereka disebut “petani hutan” karena berperan vital menyebar biji dan menjaga regenerasi hutan tropis—ekosistem yang juga menyimpan cadangan karbon dan air buat manusia.
Karakter mereka: arboreal, cerdas, berkembang biak sangat lambat (interval kelahiran 6–10 tahun), sehingga pemulihannya butuh waktu panjang bila populasi turun.
Saat ini, ada tiga spesies orangutan yang tinggal di hutan Sumatra dan Kalimantan. Ada orangutan sumatra, orangutan tapanuli dan orangutan Kalimantan.
Ketiganya memiliki ancaman kepunahan yang sama. Hilangnya hutan sebagai habitat asli, perburuan, perdagangan, hingga konflik satwa vs manusia. Ketiganya masuk ke dalam daftar merah Uni Konservasi Internasional (IUCN).
3. Data populasi, survei terus diperbarui

Walau metodologi survei terus membaik, estimasi populasi orangutan masih terbatas dan sering diperbarui bertahun-tahun sekali. Berikut angka populasinya dilansir dari sejumlah sumber resmi;
Sumber :
- Orangutan Outreach / “International Orangutan Day” – penetapan & kampanye tahunan 19 Agustus.
- World Animal Protection – penjelasan peringatan 19 Agustus & edukasi publik.
- Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) – peran ekologi orangutan sebagai “petani hutan”.
- IUCN / ringkasan status & literatur konservasi – ketiga spesies berstatus Kritis.