Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Samudera Cinta Nusantara, Literasi Perkawinan Dua Budaya Kuno di Medan

IMG_20251122_142321.jpg
Kegiatan Samudera Cinta Nusantara di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)
Intinya sih...
  • Presiden IEAM mengingatkan hubungan maritim kuno antara India dan Indonesia
  • Bahasa menjadi jembatan persahabatan antara kedua negara, dengan dukungan dari IEAM dan RLR
  • Akulturasi budaya perkawinan Jawa-India sebagai simbol harmoni budaya dan persahabatan bilateral yang kuat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times - Kegiatan Samudera Cinta Nusantara dengan tema "Literasi Perkawinan Adat Etnik India dan Jawa" yang digelar di Dimigo Resto & Space, Medan, pada Sabtu (22/11/2025) kemarin, berhasil menghubungkan dua budaya kuno melalui simulasi perkawinan adat.

Acara ini diselenggarakan oleh Rumah Literasi Ranggi (RLR) dan mendapat dukungan dari India Expatriate Association Medan (IEAM). Dalam kesempatan tersebut, Ashish Sharma, Presiden IEAM, memberikan apresiasi tinggi atas penyelenggaraan acara yang dinilai sukses mempererat tali persahabatan antara India dan Indonesia.

"Acara ini direncanakan dengan sangat baik. Saya harus mengucapkan selamat kepada Ranggini dan tim Rumah Literasi Ranggi yang telah melakukan pekerjaan luar biasa. Acara ini pada dasarnya menghubungkan budaya India dan Indonesia," ucapnya.

Sharma menjelaskan bahwa acara tersebut menampilkan simulasi perkawinan adat India dan Jawa yang terlihat sangat realistis, meskipun hanya akting.

"Kami melihat bagaimana perkawinan dilakukan di India dan terlihat sama seperti simulasi yang dilakukan tadi, dan sekarang di budaya Jawa. Ini sangat menakjubkan, dan perkawinan itu terlihat seperti nyata, padahal sebenarnya mereka sedang berakting," ujarnya.

1. Dari sejarah Presiden IEAM terkenang tentang hubungan maritim kuno

IMG_20251122_153926.jpg
Presiden India Expatriate Association Medan, Ashish Sharma (IDN Times/Indah Permata Sari)

Dia juga menekankan kontribusi IEAM dalam mendukung acara tersebut. Lanjutnya, Asosiasi ekspatriat India di Medan atau IEAM Medan berkontribusi semaksimal mungkin untuk membantu acara ini.

"Saya pikir Indonesia dan India harus memiliki lebih banyak acara seperti ini untuk mendekatkan orang dan budaya," ujarnya.

Sharma menyoroti kesamaan budaya antara kedua negara, yang melampaui aspek perkawinan.

"India dan Indonesia sangat mirip. Ketika Anda tiba di Indonesia, Anda tidak merasa jauh dari India karena orang-orangnya sangat ramah, sama seperti di India. Kami memiliki kesamaan dalam makanan, seperti nasi goreng di sini dan biryani di sana, tofu dan paneer, serta ayam rendang dan ayam goreng yang mirip dengan biryani atau pulao," katanya.

Dari segi sejarah, Sharma mengingatkan tentang hubungan maritim kuno. Dia mencontohkan bahwa, di India kuno, ada pelayaran dari Odisha ke Bali yang dikenal sebagai Bali Jatra.

"India dan Indonesia selalu menjadi teman maritim dan budaya yang baik, dan koneksi budaya ini terus mengikat kami. Saya harap ikatan ini akan semakin kuat," ucapnya.

2. Bahasa juga menjadi jembatan persahabatan

IMG_20251122_144124.jpg
Rumah Literasi Ranggi menggelar akulturasi budaya India-Jawa (IDN Times/Indah Permata Sari)

Sharma menyebutkan dua buku yang diterbitkan oleh IEAM. Pertama, buku puisi yang didedikasikan untuk 70 tahun persahabatan emas India-Indonesia, yang berisi karya penyair India di Indonesia tentang Taj Mahal, Danau Toba, dan kedekatan kedua negara. Buku ini diluncurkan oleh Konsul Jenderal India di Medan, Ravi Shanker Goel.

Kemudian, kedua, buku berisi 500 kata serupa antara Bahasa Indonesia dan Hindi, seperti "sampurna" (sempurna), "kursi" (kursi), dan "kunci" (kunji), yang membantu pembelajar bahasa.

Sharma, yang telah tinggal di Indonesia selama 13 tahun, mengaku ingin belajar Bahasa Indonesia lebih dalam. "Saya di sini selama 13 tahun, tapi saya suka bahasa ini dan ingin belajarnya suatu hari nanti, insya Allah. Dengan rahmat Tuhan, mungkin kami akan memiliki program kolaborasi berikutnya antara IEAM dan RLR," tuturnya.

Dia menambahkan bahwa kedua organisasi antara IEAM dan RLR seperti satu tim, sering berkolaborasi dalam kegiatan amal dan program lainnya.

Acara ini tidak hanya menjadi ajang edukasi budaya, tetapi juga simbol persahabatan bilateral yang kuat. Dengan dukungan dari komunitas ekspatriat dan lokal, diharapkan kegiatan serupa akan terus digelar untuk memperkuat hubungan India-Indonesia di masa depan.

3. Akulturasi budaya perkawinan Jawa-India

IMG_20251122_162055.jpg
Rumah Literasi Ranggi menggelar Samudera Cinta Nusantara (IDN Times/Indah Permata Sari)

Sementara Ketua Pembina RLR, Sutriyono, dan Ketua Yayasan RLR, Ranggini, berbagi pengalaman pribadi mereka dalam sambutan, menekankan pentingnya harmoni budaya melalui kesabaran dan saling hormat.

Sutriyono, yang berasal dari etnis Jawa dengan istri dari etnis India-Batak, mengungkapkan kegembiraannya atas dukungan pemerintah terhadap proposal acara ini. "Ketika kami mengajukan proposal, kami memang berharap tapi tidak menyangka mimpi kecil kami mendapat dukungan besar dari negara," kata Sutriyono dalam sambutannya.

Dia menjelaskan bahwa tema akulturasi budaya sangat dekat dengan kehidupannya, di mana pernikahan mereka menjadi latihan harmoni budaya sehari-hari.

Dalam bahasa Inggris, Sutriyono menyampaikan, "Cultural harmony is a practice of patience and mutual respect." Sementara dalam bahasa Jawa, ia berkata, "Senadyan adat beda-beda, nanging yen niate becik lan rukun, mesthi maringi berkah."

Dia menambahkan bahwa harmoni budaya tumbuh dari kesabaran, penghormatan, dan pembelajaran sehari-hari, sering kali melalui negosiasi di dapur rumah tangga.

Ranggini, yang lahir dari pasangan ayah India dan ibu Batak Simalungun serta menikah dengan pria dan budaya Jawa, melanjutkan sambutan. "Perbedaan bukan hambatan, tapi memperluas makna keluarga dan pemahaman," ujarnya.

Ranggini menekankan bahwa budaya adalah dialog hidup yang harus dirawat bersama. Dalam bahasa Jawa, Ranggini berkata, "Budaya kuwi kudu dirumat, ben ora ilang lan tetep gawe pandom kanggo generasi sabanjure."

Acara ini menampilkan prosesi adat perkawinan Jawa dan India secara simbolis pada hari H, serta bazar mini kuliner kedua budaya. Ranggini menyampaikan terima kasih kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 2 Sumatera Utara, dan panitia seperti Dermaga Wedding Organization pimpinan Devi Juariah serta Indian Lovers Community yang dipimpin Jeihan juga Toko Krisna dan Jayanti Mahendi yang turut berkontribusi.

Hadir dalam acara tersebut Kepala Balai Bahasa Sumut Dr. Asrif, Konjen India di Medan Ravi Shanker Goel, Konsul Kehormatan Timor Leste Irawan Malequi, Konsul Kehormatan Jerman Danil Adhiyaksa Damadi, ketua KSBN Soekirman, Manager Kaldera Geopark Tikwan Raya Siregar dan tokoh lainnya. Acara ini diharapkan menjadi ruang pembelajaran dan perjumpaan budaya, memperkaya identitas masyarakat melalui harmoni antarbudaya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

Sepeda Motor “Adu Banteng” di Simalungun, 2 Remaja Tewas

23 Nov 2025, 22:29 WIBNews