Kata Edy wacana Wisata Halal yang menyerang dirinya berawal saat wawancara dengan awak media beberapa waktu lalu. Padahal saat itu dia sama sekali tidak pernah menyampaikan kata-kata wisata halal.
Saat itu dia menjelaskan soal tindak lanjut kunjungan Presiden Jokowi ke Danau Toba. Dirinya mengevaluasi soal kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Danau Toba.
“Kebetulan karena kita dekatnya dengan Malaysia, kita pelajari budaya Malaysia. Sehingga nyamanlah para wisatawan itu datang ke Indonesia. Datang ke Danau Toba. Lalu, yang kedua harus siap infrastruktur yang representatif. Misalnya hotel yang representatif untuk wisatawan,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam rekaman wawancara saat itu Edy menjawab pertanyaan awak media soal Instalasi Penyaliran Air Limbah (IPAL) di Danau Toba. Pertanyaan itu memantik Edy menjelaskan soal pembentukan tim khusus untuk Danau Toba. Karena dia tak ingin dana APBN yang digelontorkan pemerintahan Joko Widodo untuk Danau Toba disia-siakan.
Hingga akhirnya dia menjawab soal kunjungan wisatawan yang semakin masif. Terutama negara-negara di Asia Tenggara.
“Australia, mau dikejar, tidak mau dia, pilihannya ke Bali dia. Mana yang dekat, Brunei, Malaysia, Singapura, Thailand paling jauh, paling jauh China lah,” kata Edy dalam transkrip wawancara beberapa waktu lalu.
“Kita lihatlah adat istiadat di sana apa. Seperti Malaysia, Brunei. Enggak kalian bikin di situ masjid tak datang dia itu (ke Toba),” imbuhnya.
Edy berharap masyarakat tidak terhasut dengan wacana liar yang digulir. Karena, kata Edy, wacana itu rentan memicu konflik SARA.
“Itu manusia yang tak punya akhlak. Adu domba. Jangan pernah dengar hasutan dan fitnah,” pungkasnya.