Penjual Sisik Trenggiling 13 Kilogram Ditangkap di Medan Johor

Medan, IDN Times - Perdagangan satwa dilindungi di Sumatera Utara semakin marak. Bahkan kini para pemburu, agen, hingga kolektor secara terang-terangan menawarkannya melalui media sosial.
Obet Tarigan (43 tahun) adalah salah satunya. Bersama rekannya yang masih buronan, Obet menjual sisik trenggiling melalui grup facebook.
Berbekal karung dan kendaraan, Obet meluncur ke Medan Johor menjumpai calon pembelinya yang menaruh minat. Di salah satu rumah makan, ia ditangkap polisi beserta barang bukti 13 kilogram sisik trenggiling yang hendak dijual.
1. Usai mendapat pesanan dari Facebook, Obet Tarigan antar sisik trenggiling ke pembeli di Medan Johor

Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak membenarkan penangkapan itu. Seperti modus penjualan satwa dilindungi yang lain, tersangka Obet juga menjualnya melalui media sosial.
"Tim mengungkap kasus perdagangan bagian tubuh satwa liar yang dilindungi. Ini merupakan sisik trenggiling yang dilakukan oleh tersangka bernama Obet. Modusnya sama, diunggah di sosial media. Namun khusus tersangka Obet, ada DPO yang sedang kita kejar. Dialah pemilik kulit trenggiling ini dan menitipkannya untuk dijual," ujar Calvijn.
Di Medan Johor Obet ditangkap saat ingin bertransaksi dengan calon pembelinya. Calvijn menjelaskan, di waktu yang bersamaan itulah mereka melakukan penangkapan.
"Perdagangan satwa ini bentuknya (modus) sama, namun komunitasnya berbeda. Jadi, komunitasnya masing-masing. Kalau ini komunitasnya adalah Jual Beli Sisik TG Sumatera. Jadi, penawarannya di marketplace, kemudian menawarkan untuk dijual juga di marketplace. Antara penjual dan pembeli biasanya akan keluar dan berbicara di private room atau private chat. Jadi, inilah yang dilakukan, dan saat ini petugas masih memantau bentuk komunitas-komunitas yang ada. Baik yang dilakukan secara penjualan online dengan menggunakan sosial media ataupun yang dilakukan secara konvensional jual dari tempat satu ke tempat yang lain," rincinya.
2. Sisik trenggiling dijual pelaku Rp1,2 juta perkilogramnya

Ada 13 kilogram yang saat itu hendak dijual tersangka Obet Tarigan. Sisik trenggiling sebanyak itu dibungkus karung goni berwarna putih.
"Nantinya harga 1 kilogram dijual tersangka sedikitnya Rp1,2 juta. Itu lah yang ditarif mereka. Di black market harganya cukup mahal sekali," jelas Calvijn.
Kapolrestabes Medan melanjutkan, jaringan penjualan satwa dilindungi ini juga mirip dengan jaringan tindak pidana lainnya. Meski bisa dilacak di facebook, namun untuk proses kesepakatan antara penjual dan pembeli cukup tertutup.
"Kami menyimpulkan bahwa jaringan ini merupakan jaringan komunitas yang tentunya ada. Ada permintaan dan penawaran, kemudian ada penjualan di situ. Jadi terkait dengan lokasi-lokasi di mana, biasanya terselubung," bebernya.
3. BKSDA: banyak sisik trenggiling yang digunakan untuk obat-obatan tradisional

Sementara itu BKSDA Sumut melalui Patar Manaly menyebut jika perdagangan satwa liar yang dilindungi, sifatnya tertutup, terselubung, dan hanya diatensi orang-orang yang punya minat yang khusus.
"Terkait masalah apakah ini dipesan dulu atau bagaimana, informasi yang bisa kami dapatkan yang selalu terkait masalah tingkat kejahatan ini, biasanya ini dipesan duluan," ungkap Patar.
Satwa trenggiling sendiri hidup di kawasan tropis, yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Biasanya pemburu menangkap trenggiling dengan cara menjeratnya.
"Mereka biasanya masuk melakukan jerat di kawasan hutan. Setelah mereka dapat, ya mereka sudah melakukan duluan penawarannya melalui media sosial siapa yang berminat. Jadi ini seperti sistem ekonomi, ada permintaan dan penawaran," rincinya.
Trengiiling merupakan hewan yang dilindungi sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Menteri LHK 106/2018. Hal ini karena trenggiling juga terancam kepunahannya..
"Kami selaku Balai Besar KSDA Sumatera Utara selalu menginformasikan kepada masyarakat bahwa satwa lindung ini sudah hampir punah di habitatnya. Ini sangat berguna untuk kelangsungan hidup kita, baik untuk anak dan cucu kita. Untuk trenggiling, saya belum melihat penelitian yang mengkonfirmasi, tetapi banyak sisik trenggiling yang digunakan untuk obat-obatan tradisional. Obat-obatan tersebut diperjualbelikan di luar negeri, seperti di China maupun Thailand," pungkasnya.
















