Klaim untuk Dongkrak Ekonomi, Bobby akan 'Manjakan' Investor ke Sumut

- Pemerintah dorong investasi, Sumut ditargetkan sumbang 7 persen pertumbuhan nasional
- Bobby ingin dunia usaha dimanjakan, bakal diberi ‘karpet merah’
- Bobby menegaskan pentingnya menciptakan hubungan yang produktif dan bersahabat dengan dunia usaha
Medan, IDN Times – Ambisi Sumatra Utara untuk mendongkrak sektor perekonomian bukan main-main. Daerah yang dipimpin Gubernur Muhammad Bobby Afif Nasution bahkan menarget pertumbuhan ekonomi hingga 7,2 persen.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada triwulan II-2025 sebesar 4,69 persen (year-on-year). Bobby ingin Sumut memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara.
Bobby mendorong seluruh kepala daerah di wilayahnya untuk memperkuat kemitraan dengan dunia usaha. Kolaborasi tersebut, menurutnya, menjadi kunci mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus menjawab tantangan efisiensi anggaran pemerintah pusat yang kini berfokus pada investasi dan kemitraan strategis.
Hal itu disampaikan Bobby saat membuka North Sumatera Investment Industry Trade & Halal Expo 2025, di Aula Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU), Tapian Daya, Jalan Gatot Subroto Medan, Senin (13/10/2025). Dalam acara yang digelar oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Sumut itu, Bobby menegaskan pentingnya hubungan harmonis antara pemerintah dan pelaku usaha untuk mendorong ekonomi Sumut naik ke level yang lebih tinggi.
“Antara pemerintah dan dunia usaha itu sangat baik apabila hubungannya berjalan harmonis. Hari ini kami berjalan berdampingan, dan kita tunggu hasilnya dari KADIN,” ujar Bobby.
1. Pemerintah dorong investasi, Sumut ditargetkan sumbang 7 persen pertumbuhan nasional

Dalam sambutannya, Bobby menjelaskan bahwa pemerintah pusat menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 8 persen. Untuk itu, setiap kepala daerah di Sumut perlu aktif menarik investasi agar provinsi ini bisa menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,7 hingga 7,2 persen.
“Dan itu banyak variabel pembentuknya, seperti Government Spending atau kebijakan fiskal belanja barang dan jasa untuk layanan publik, termasuk investasi,” kata Bobby.
Ia menambahkan, penyesuaian Transfer ke Daerah (TKD) tidak berarti pemotongan anggaran, tetapi langkah efisiensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tepat sasaran. Total nilai penyesuaian TKD mencapai lebih dari Rp9 triliun, terdiri dari Rp1,1 triliun untuk tingkat provinsi dan Rp8 triliun untuk kabupaten/kota.
2. Bobby ingin dunia usaha dimanjakan, bakal diberi ‘karpet merah’

Bobby menegaskan pentingnya menciptakan hubungan yang produktif dan bersahabat dengan dunia usaha. Ia bahkan mengibaratkan pelaku usaha seperti “anak bayi” yang perlu dirawat agar bisa tumbuh cepat dan sehat.
“Makanya para kepala daerah harus bisa lebih bersahabat dan berjalan bersama dengan dunia usaha. Kalau bisa sebagian besar kebijakan pemerintah mengikuti apa yang membuat dunia usaha lebih baik. Harus lebih ramah, bahkan memanjakan dunia usaha, seperti investasi anak bayi yang harus kita ayomi, sehingga mereka bertumbuh kembang lebih cepat. Jangan dunia usaha ini menjadi seperti stunting, pertumbuhannya terganggu. Harus ada ‘karpet merah’ untuk mereka,” jelas Bobby.
Selain memperkuat kolaborasi, Bobby juga menyoroti peran investasi dalam menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia pun mengajak KADIN agar aktif menggelar kegiatan serupa di kabupaten/kota lain, guna meningkatkan kesadaran tentang pentingnya peran dunia usaha dalam pembangunan daerah.
3. Siapkan lahan 2.500 hektare gratis untuk investor dan dorong industri halal

Dalam kesempatan itu, Bobby juga mengumumkan rencana pembangunan Kawasan Industri Sumatera Utara (KISU) di Tanjung Kasau, Kabupaten Batubara. Pemprov Sumut menyiapkan lahan seluas 2.500 hektare yang akan diberikan secara gratis kepada investor dengan komitmen investasi minimal Rp1 triliun.
“Kami akan berikan lahannya kepada siapa saja yang mau berinvestasi sebesar Rp1 triliun, karena itu milik Pemprov. Apa yang bisa dikembangkan di kawasan tersebut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menyerap tenaga kerja sebanyak 20 ribu orang jika itu dibuka. Silakan KADIN cari investornya,” ujar Bobby.
Tak hanya itu, Bobby juga menekankan pentingnya memperkuat industri halal sebagai sektor strategis baru. Ia menyoroti fakta bahwa saat ini justru Cina dan Australia menjadi importir terbesar produk halal di dunia, bukan negara-negara mayoritas Muslim.
“Karena itu, kami mengapresiasi KADIN yang mengangkat tema halal dalam acara ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum KADIN Indonesia, Anindya Bakrie, menyebut Sumut memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi di wilayah Sumatera dan nasional.
“Sumut harus menjadi motor penggerak ekonomi Sumatera dan nasional. Kalau Sumatera bergerak, ia akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia,” katanya.