Kapolrestabes Medan: Preman yang Intimidasi Pedagang Bukan Anak Kasat

Medan, IDN Times - Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Setyawan angkat bicara soal aksi viral preman yang mengaku anak Kasat Narkoba. Bukan cuma mengaku-ngaku anak perwira, pria bernama RFG itu juga memeras dan mengancam seorang pedagang kedai kelontong karena sempat ditolak diberi rokok secara gratis.
Kini RFG telah diamankan Polsek Medan Tembung. Berdasarkan informasi yang disampaikan Gidion, RFG bukanlah anak Kasat Narkoba AKBP Tommy Aruan, alih-alih hanya seorang preman biasa.
1. Preman yang intimidasi pedagang kedai kelontong bukan anak Kasat narkoba

Aksi arogan RFG yang memeras pedagang kedai kelontong telah viral di berbagai media sosial. Video berdurasi 1 menit itu mendapat beragam respon dari netizen. Terlebih, aksi serupa yang mengancam pedagang kedai kecil di Kota Medan bukan kali ini saja terjadi.
"(anak kasat Narkoba) Bukan. Kasat saja umur 39, nah sementara yang ngaku anaknya, kan, sudah besar. Ya, Lucu saja," kata Gidion kepada IDN Times, Sabtu (26/7/2025).
Karena perilaku preman tersebut meresahkan, akhirnya ia dibawa ke Polsek Medan Tembung. Setelah dicek oleh pihaknya, Gidion mengatakan bahwa RFG positif narkoba.
"Dia positif narkoba. Jadi tetap kita lanjutkan ya (rehab)," lanjutnya.
2. Pelaku ternyata positif narkoba

Mulanya, Polsek Medan Tembung menangkap rekan RFG yang saat itu sedang bersamanya memeras pedagang kedai kelontong. Kini giliran RFG yang diboyong untuk dimintai keterangan.
"Belum tahu saya (kabar bahwa bapak RFG anggota Brimob). Yang pasti dia sudah dewasa dan harus mempertanggungjawabkannya. Laporannya tidak ada, cuma viral pengancamannya saja. Prosesnya sementara kita masukkan ke narkoba, ya," beber Gidion.
Sementara itu, RFG sudah mengakui perbuatannya yang tergolong aksi premanisme itu. Ia juga menjelaskan bahwa dirinya bukanlah anak dari AKBP Tommy Aruan.
"Saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada pemilik warung atau Kedai Azam Jaya, atas perbuatan saya melakukan aksi premanisme. Dan juga saya minta maaf kepada bapak Kasat Narkoba Polrestabes Medan karena saya mencatut atau membawa nama bapak. Dalam kejadian tersebut, saya bukanlah anak Kasat Narkoba Polrestabes Medan," katanya di Polsek Medan Tembung.
3. Pedagang kedai kelontong syok, aksi yang sama pernah terjadi beberapa kali

Sebelumnya, pedagang kedai kelontong bernama Salman kepada IDN Times mengaku terintimidasi. Selain berbicara dengan nada tinggi, preman berinisial RFG itu juga menggertak dengan gestur hendak mengeluarkan satu benda di balik bajunya.
"Datang beberapa orang mau membeli rokok 2 batang. Saya jualkan. Kemudian ada datang yang mengaku-ngaku anak Kasat Narkoba, dia ambil rokok (tanpa bayar). Yasudah saya kasih sebatang, ngamuk dia mukul meja kasir," kata Salman.
Karena takut dikeroyok, akhirnya Salman dengan berat hati memberikan beberapa batang rokok mentol yang diminta preman tersebut. Berdasarkan pengakuan pedagang berusia 20 tahun itu, peristiwa ini bukanlah kali pertama yang dialaminya.
"Syok saya, mau membela diri juga gak bisa karena dia ada kawannya. Sambil mengamuk, dia menyuruh saya di Google melihat kalau dia anak siapa. Dia ngambil rokok saja. Kalau gak saya kasih, sudah modar saya," pungkasnya.