Harimau Sumatra Mati Lagi di Medan Zoo, Yang Ketiga Dalam 2 Bulan

Medan, IDN Times – Lagi-lagi Medan Zoo memakan ‘tumbal’. Kematian Harimau Sumatra kembali terjadi di taman satwa milik Pemko Medan itu.
Kali ini, Putri Nurhaliza yang mati. Harimau betina berusia sembilan tahun itu mati di penghujung 2023. Tepatnya 31 Desember 2023 petang.
Kematian Putri seperti ingin ditutupi. Tidak ada kabar ke publik dari manajemen yang dinaungi oleh Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan Kota Medan itu. IDN Times sudah mencoba mengonfirmasi manajemen Medan Zoo. Manajer Medan Zoo Pernius Harefa tidak menjawab konfirmasi dari IDN Times.
Konfirmasi kematian Putri datang dari Balai Besar Konservasi Daerah Sumatra Utara (BBKSDA Sumut). “Iya, kita sudah tahu (kematiannya),” ujar Kepala Bidang Teknis BBKSDA Sumut Fifin Nopiansyah kepada IDN Times, Jumat (5/1/2024).
1. Mati karena diduga malnutrisi

Fifin mengatakan, penyebab kematian harimau kelahiran Medan Zoo dari indukan Anhar – Manis itu karena sakit. Namun dia tidak mendetail penyakit apa yang mendera Putri. Namun Putri diduga malnutrisi.
“Satwa di sana ada yang sakit,” kata Fifin.
Pihaknya juga sudah melakukan nekropsi terhadap bangkai Putri. Dia dikuburkan di areal Medan Zoo.
2. Tiga harimau mati dalam dua bulan terakhir

Putri adalah harimau ketiga yang mati di Medan Zoo dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Sebelumnya, Harimau Sumatra bernama penanda Erha mati di Medan Zoo. Jantan 11 tahun itu mati pada Jumat 3 November 2023 lalu. Saat itu Rahudman Harahap, mantan Wali Kota Medan yang memberikan nama kepada Erha berang. Dia menilai manajemen Medan Zoo buruk. Kondisi Medan Zoo juga jauh dari prinsip kesejahteraan satwa atau animal welfare.
Setelah Erha, giliran Avatar yang mati. Harimau Benggala itu mati tidak lama setelah Erha. Namun saat itu, kematiannya juga seakan ditutupi.
Saat kematian Erha, IDN Times langsung meninjau kondisi Medan Zoo. Sangat memprihatinkan memang. Medan Zoo ibarat tempat satwa menanti ajalnya. Sudah banyak kandang yang kosong. Pun ada satwanya, kondisi kandang buruk.
Sebelum kematian marak, Pemko Medan sempat mendatangkan Raffi Ahmad untuk berinvestasi di sana. Namun, sampai saat ini, rencana investasi RANS Entertainment diduga batal.
3. Pegiat berikan kritik keras kepada Medan Zoo dan BBKSDA Sumut

Kematian berulang yang terjadi di Medan Zoo mendapat sorotan pegiat satwa. Wildlife Whisperer Sumatra (WWS) selama ini menyoroti soal buruknya kondisi pengelolaan Medan Zoo. Menurut mereka, ada beberapa faktor yang memengaruhi kematian berulang itu. Mulai dari karena usia, penyakit dan sarana prasarana yang tidak memadai.
“Kami melihat, kualitas pakan yang kurang mampu memenuhi kebutuhan animal welfare seperti pemenuhan gizi dan nutrisi satwa, juga persediaan vitamin dan obat-obatan yang kita ketahui pun menjadi problem dokter hewan Medan Zoo yang mengakibatkan kondisi kesehatan satwa terus menurun. Banyak pakan satwa di dalam kandang terkontaminasi, seperti dihinggapi lalat, bahkan berbau busuk dan makanan-makanan yang sudah berbau ini pun masih dikonsumsi satwa,” kata Arisa Mukharliza, pegiat WWS.
Mirisnya, kondisi ini secara gamblang dilihat oleh pengunjung. Memang, kata Arisa, persoalan finansial Medan Zoo menjadi permasalahan mendasar. Namun antara masalah satu dan lainnya seolah tidak terpisahkan.
Arisa juga mempertanyakan, sejauh mana pengawasan BBKSDA Sumut sebagai otoritas yang berwenang, khususnya pada koleksi satwa dilindungi di Medan Zoo. Dia juga mengritik Pemko Medan yang dinilai seolah tutup mata dengan kondisi Medan Zoo.
“Kematian satwa liar di mana pun bisa terjadi, namun jika BBKSDA Sumut melakukan kontrol pengawasan disiplin dan serius, mungkin kabar kematian satwa terus menerus ini tidak akan kita dengar yang rentang waktunya berdekatan. Wali Kota Medan seperti tutup telinga. Terlihat wali kota sepertinya kurang paham apa itu konservasi dan peran satwa liar untuk kehidupan dan fungsi kebun binatang sebagai lembaga konservasi,” pungkasnya.
WWS juga mempertanyakan soal keterbukaan informasi soal kondisi satwa di Medan Zoo. Mereka menduga, banyak kematian yang tidak diungkap ke publik. Terlihat dari jumlah satwa yang diduga terus berkurang.
Sebelumnya, Kabidtek BBKSDA Sumut Fifin mengatakan pihaknya sudah melakukan evaluasi dan memberikan beberapa rekomendasi untuk perbaikan kualitas Medan Zoo. Sayangnya dia tidak mendetail, apa saja poin evaluasi tersebut.