Guru di Deli Serdang Dilapor ke Polisi Gegara Lerai Perkelahian Siswa

Deli Serdang, IDN Times - Dunia pendidikan di Sumatera Utara tengah dihebohkan dengan kasus antara seorang guru honorer dan orangtua siswa di SMK Negeri 1 Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, yang kini berujung saling lapor ke polisi.
Masalah ini bermula saat guru berinisial SDN untuk melerai perkelahian dua siswa. Namun justru guru tersebut juga menjadi korban.
1. Guru melerai siswa berkelahi, justru ikut jadi korban

Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Alexander Sinulingga, menjelaskan insiden itu berawal ketika dua siswa di sekolah berkelahi. Sang guru berinisiatif melerai dan membawa keduanya ke ruang sekolah untuk dimediasi.
“Jadi ceritanya begini, ada perkelahian dua orang siswa di sekolah tersebut. Kemudian dilerai sama guru ini, dibawa ke ruangan sekolah untuk mediasi,” jelas Alex kepada awak media, Jumat (31/10/2025).
Namun, situasi berubah ketika orangtua salah satu siswa datang dan memukul siswa lain yang berkelahi dengan anaknya. “Salah satu orangtua siswa ini mungkin tidak senang, jadi memukul siswa yang satu lagi. Namun tetap dilerai oleh guru tersebut,” tambahnya.
Guru itu pun kembali menjadi sasaran amarah. Orangtua siswa yang bersangkutan diduga menunggu guru hingga pulang sekolah dan melakukan kekerasan, sehingga sang guru akhirnya melapor ke Polsek Kutalimbaru. Ironisnya, orangtua siswa tersebut juga melaporkan balik sang guru ke Polrestabes Medan.
2. Gubernur Bobby Nasution: Guru tak boleh takut mengajar

Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menegaskan bahwa insiden ini tidak boleh membuat tenaga pendidik merasa terancam. Ia menyebut, setelah kejadian itu, guru tersebut tidak berani lagi mengajar.
“Kondisi gurunya sudah tidak mengajar lagi ya. Kita nggak mau seperti itu. Kalau memang kita lihat dari kronologi yang disampaikan, ini tidak boleh ada yang menjadi korban — baik guru maupun siswanya,” ujar Bobby di Kantor Gubernur Sumut, Kamis (30/10/2025).
Menurut Bobby, peristiwa ini menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan, apalagi jika guru sampai kehilangan keberanian untuk menjalankan tugasnya.
“Apalagi kalau di sini tugasnya guru itu bukan hanya ngajarin ilmu, tapi ngajarin etika dan yang lainnya juga sangat perlu. Jadi saya rasa kalau sampai gurunya ini takut, sampai gurunya ini keluar dari sekolah, ini sudah sangat mengancam dunia pendidikan,” tegasnya.
3. Pemprov Sumut akan mediasi, tapi sesalkan sikap sekolah

Bobby menegaskan keinginannya untuk mendamaikan kedua pihak — guru dan orangtua siswa. Namun, ia menyayangkan pihak sekolah yang tidak segera melaporkan kejadian itu ke Dinas Pendidikan sejak awal.
“Tapi yang kita sesalkan pertama sekali itu adalah sekolahnya dulu. Kenapa nggak cepat lapor, ini udah begini baru dikasih tahu gitu,” ujarnya.
Ia meminta seluruh sekolah di Sumatera Utara agar transparan melaporkan setiap insiden di lingkungan pendidikan.
“Kita bukan mau mengoreksi tajam, tidak, tapi kalau kita tahu informasi dari awal, kita bisa duduk bersama dan menyelesaikan persoalannya,” kata Bobby.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Sumut masih menunggu laporan tertulis dari sekolah sebelum mengambil langkah lebih lanjut.
“Sebagai acuan kita untuk menindaklanjuti permasalahan ini, tentunya akan kita tindak lanjuti sesuai aturan. Karena kita tidak ingin ada anggar-anggar jago lah di satuan pendidikan kita. Mau siapapun itu,” tutup Alexander Sinulingga.


















