Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Esa Glass Tour ke Kampus, Komitmen Kampanyekan Green Building

Esa Glass kenalkan green building kepada mahasiswa arsitektur dan sipil USU (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Medan, IDN Times - Semakin maju teknologi semakin besar pula keinginan untuk mewujudkan iklim yag ramah lingkungan. Saat ini perusahaan juga berlomba-lomba menghasilkan produk yang mendukung kemaslahatan umat dan pro terhadap isu global warming.

Tak terkecuali gagasan apa yang diusung oleh PT. Esa Sentosa Abadi Indonesia. Mereka berkomitmen penuh untuk mendukung upaya pemerintah mewujudkan produk-produk ramah lingkungan. Perusahaan yang berada di Medan Baru dan Helvetia itu menyisir mahasiswa arsitektur lewat sebuah kuliah umum.

1. Tour PT. Esa Sentosa Abadi Indonesia ke USU dukung program pemerintah dan kampanyekan bangunan hijau

Narasumber mengenalkan konsep bangunan kaca ramah lingkungan (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Ratusan mahasiswa Arsitektur dan Teknik Sipil Universitas Sumatra Utara kali ini disambangi PT. Esa Sentosa Abadi Indonesia. Perusahaan kaca tersebut memang sedang menyelenggarakan tour menyambangi anak-anak muda demi mewujudkan iklim yang ramah lingkungan.

"Hari ini kita berkunjung ke USU dengan tujuan membagi informasi di kuliah umum mengenai kaca. Yang kita bahas ialah green building serta apapun itu yang mendukung pemerintah untuk menyukseskan green building," kata Dewi Gandhi selaku Direktur of Marketing Esa Glass.

PT. Esa Sentosa Abadi memiliki brand yang tidak diragukan lagi di dunia arsitektural karena kualitasnya yang sudah diuji secara nasional dan internasional. Sejak tahun 2004 Esa Sentosa Abadi Indonesia fokus untuk memproduksi kaca-kaca pengaman serta kaca kebutuhan interior

"Jadi dari kaca itu sendiri juga ada bagiannya. Di mana dalam hal ini misinya ialah untuk membantu pemerintah dalam program green building," sebut Dewi.

2. Kaca di PT. Esa Sentosa Abadi Indonesia mengedepankan misi ramah lingkungan

Tanda tangan MoU antara Esa Glass dan USU (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia nomor 21 tahun 2021 mendefinisikan green building sebagai bangunan gedung yang memenuhi standar teknis bangunan dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumberdaya lainnya. Itu sebabnya PT. Esa Sentosa Abadi Indonesia selalu mengedepankan misi ini.

"Green Building atau bangunan hijau merupakan konsep bangunan yang dirancang untuk menjadi bangunan yang efisien dan ramah lingkungan. Bangunan jenis ini harus mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan seminimal mungkin. Mulai dari tahap perencanaan hingga pengoperasian dan pemeliharaan," bebernya.

Lebih lanjut Dewi tak sungkan untuk menyebutkan bahwa banyak logical fallacy atau kesalahan persepsi yang berkembang di tengah masyarakat terkait kaca. Banyak yang masih menganggap bahwa kaca justru tidak ramah lingkungan.

"Banyak banget persepsi mahasiswa dan umum bahwa kaca itu ada efeknya terhadap pemanasan global. Efek rumah kaca itu bukan rumahnya banyak kaca sehingga membuat pemanasan global, itu persepsi yang salah. Sebab di kaca sendiri ada kaca save energy. Di mana kaca model ini sifatnya seperti kaca mata hitam yang biasa kita pakai yang membantu me-reduse atau membantu mengurangi cahaya yang masuk sehingga kita gak terlalu silau," jelas Dewi.

Di PT. Esa Sentosa Abadi Indonesia sendiri mereka memiliki beragam kaca yang ramah lingkungan. Seperti kaca T-Sunlux yang terdiri dari warna brown, clear, dark blue, green, gold, kemudian ada juga kaca panasap, kaca tempered hingga glass block.

Kaca-kaca sunergy ini memiliki performa menolak panas yang sangat baik, memungkinkan cahaya matahari masuk ke ruangan tanpa membuat ruangan panas, hingga efisiensi energi dengan maksimum.

3. Bangunan yang bagus harus mempertimbangkan U-Value agar hemat energi

Esa Glass kenalkan green building kepada mahasiswa arsitektur dan sipil USU (IDN Times/Eko Agus Herianto)

PT. Esa Sentosa Abadi Indonesia memiliki material kaca yang membuat suasana menjadi dingin. Hal ini tentu sejalan dengan disiplin arsitektural tentang U-Value.

"Tentu saja dalam teknik sipil ada perhitungan U-Value. Yang dimana maksudnya adalah transmisi panas atau cahaya dari luar bangunan. Sekarang sepertiga bangunan itu kaca semua. Di sini memang kepercayaan terhadap kaca bagus, tapi kita harus menghitung U-Value itu. Panas yang masuk itu apakah banyak?" tanya Dewi.

Secara langsung Dewi menyebutkan bahwa daya serap kaca terhadap panas matahari mempengaruhi efisiensi energi. Terutama pada penggunaan AC.

"Kalau memang panas banyak yang masuk sehingga menciptakan ruangan yang gerah, tentu saja AC bekerja secara ekstra. Tentu ini pemborosan energi, ya. Jadi bermanfaat banget, sih, kaca yang mempertimbangkan U-Value. Harus mencari cara agar kita bisa meningkatkan performa kaca dengan mempertimbangkan U-Value. Sehingga energi yang kita pakai tidak berlebihan," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eko Agus Herianto
Arifin Al Alamudi
3+
Eko Agus Herianto
EditorEko Agus Herianto
Follow Us