Empat Gempa Susulan Terjadi di Aceh Barat Daya Pasca Guncangan M 6,2

Banda Aceh, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Aceh Besar mencatat terjadi empat gempa susulan pasca guncangan berkekuatan Magnitudo 6,2 melanda Aceh, pada Minggu (11/5/2025).
“Data terbaru, gempa susulan sudah terjadi empat kali,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar, Andi Azhar Rusdin, kepada IDN Times, Minggu.
1. Kekuatan gempa susulan mulai dari Magnitudo 2,6 sampai 3,7

Andi menyampaikan data perkembangan gempa tersebut BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar dapatkan hingga pukul 16.30 WIB. Empat gempa susulan itu terjadi dengan kekuatan mulai dari Magnitudo 2,6 sampai 3,7.
Adapun empat gempa susulan tersebut semua masih berpusat di kawasan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh.
Di antaranya Magnitudo 2,7 terjadi pukul 16.14 WIB. Gempa berpusat di koordinat 3,79 Lintang Utara dan 96,94 Bujur Timur, sekitar 5 kilometer barat daya Blangpidie, dengan kedalaman 62 kilometer.
Kemudian Magnitudo 2,7 terjadi pukul 16.19 WIB. Gempa berpusat di koordinat 3,74 Lintang Utara dan 96,91 Bujur Timur, sekitar 12 kilometer barat daya Blangpidie, dengan kedalaman 50 kilometer.
Lalu Magnitudo 3,2 terjadi pukul 16.29 WIB. Pusat gempa di koordinat 3,75 Lintang Utara dan 96,95 Bujur Timur, sekitar 9 kilometer barat daya Blangpidie, dengan kedalaman 56 kilometer.
Terakhir, Magnitudo 2,6 terjadi pukul 16.12 WIB. Pusat gempa berada di koordinat 3,76 Lintang Utara dan 96,98 Bujur Timur, sekitar 8 kilometer barat daya Blangpidie, dengan kedalaman 65 kilometer.
2. Gempa terjadi akibat deformasi Lempeng Indo-Australia dengan Eurasia

Andi menjelaskan gempa yang sebelumnya berkekuatan Magnitudo 6,2 memiliki parameter terbaru menjadi Magnitudo 5,9. Hal ini berdasarkan analisis BMKG terhadap gempa yang terjadi pukul 15.57 WIB tersebut.
Kemudian, episenter gempa terletak di koordinat 3,67 Lintang Utara dan 96,83 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 23 kilometer arrah barat daya Blangpidie, dengan kedalaman 83 kilometer.
Melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, kata Andi, gempa tersebut termasuk jenis menengah. Guncangan yang terjadi akibat aktivitas deformasi batuan dalam lempeng. Kondisi ini pula yang membuat gempa memiliki mekanisme pergerakan naik.
“Lempeng Indo Australia dengan Lempeng Eurasia,” ujarnya.
3. Guncangan terasa tidak hanya di Aceh, tetapi juga Sumatera Utara

Dampak gempa dengan skala intensitas V MMI (Modified Mercalli Intensity) dirasakan di Aceh Barat Daya. Kemudian IV MMI di Aceh Selatan, Nagan Raya, Meulaboh, dan Subulussalam.
Selanjutnya III sampai IV MMI dirasakan di Gayo Lues hingga ke Sumatera Utara seperti Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo. Skala III dirasakan di Langsa, Aceh Singkil, dan Aceh Timur.
Lalu skala II sampai III dirasakan di Bener Meriah, Lhokseumawe, Aceh Tengah, Aceh Utara, Pidie, Aceh Tenggara, serta daerah Sumatera Utara seperti Tapanuli Tengah, Nias Utara, Gunungsitoli.
Terakhir, skala II dirasakan di Aceh Besar, Banda Aceh, Aceh Tamiang, Pidie Jaya, Simeulue, termasuk juga Nias, Sumatera Utara.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” ujar Andi.