Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Banjir Medan, Alat Belajar Anak-anak Sasude Ludes Terbawa Air

WhatsApp Image 2025-12-05 at 22.13.13_1c07f534.jpg
Kondisi Sasude dan rumah warga sekitar (Dok. Lukman for IDN Times)

Medan, IDN Times - Banjir yang melanda Kota Medan hampir seluruh Kecamatan, dari 21 Kecamatan yang berdampak ada 19 Kecamatan. Kondisi ini tidak hanya ada diwilayah Kota Medan tapi juga wilayah Sumatera dan Aceh dibeberapa titik. Namun, warga yang tinggal dibantaran memiliki cerita menarik tentang mitigasi, evakuasi, dapur umum, barang hanyut dan momen lainnya.

Di Kota Medan, salah satu tempat tinggal warga bantaran sungai ada wadah yang menjaga lingkungan sungai tersebut diberi nama yaitu Sanggar Anak Sungai Deli (Sasude) Kota Medan. Tempat ini merupakan oase di tengah segala keterbatasan di bantaran sungai deli. Sasude juga mengajarkan edukasi pentingnya gotong royong dan menjadi wadah bagi anak-anak untuk jauh dari narkoba. Berbagai kegiatan dan program dilakukan seperti Pentas Seni, Susuri Sungai dan lainnya.

Berikut IDN Times rangkum cerita Sasude dan para warga yang juga kini menjadi korban banjir di Kota Medan.

1. Ada 110 Kartu Keluarga (KK) yang dicatat Sasude berdampak korban banjir belum mendapat bantuan dari Pemerintah

WhatsApp Image 2025-12-05 at 22.13.11_bf573b6b.jpg
Kondisi Sasude dan rumah warga sekitar (Dok. Lukman for IDN Times)

Lukman Hakim Siagian sebagai Pendiri Sasude menyebutkan ada sebanyak 110 Kartu Keluarga (KK) yang dicatat Sasude berdampak korban banjir pada Kamis (27/11/2025) hingga kini sebagian masih melakukan evakuasi di musala terdekat.

Dia mengatakan, bantuan sampai saat ini dari Pemerintah belum ada tersalurkan ke Sasude atau kelokasi sekitarannya.

"Bantuan yang saya lihat mereka fokusnya di kantor Lurah saja," katanya pada IDN Times.

Disebutkan Lukman, banjir terjadi sudah dua kali, dan hingga kini juga belum ada bantaun dari Pemerintah.

"Sudah 2 minggu warga mengungsi di Musala," tambahnya.

2. Banyak barang Sasude yang hanyut untuk belajar anak-anak

WhatsApp Image 2025-12-05 at 22.13.13_cc83f909.jpg
Kondisi Sasude dan rumah warga sekitar (Dok. Lukman for IDN Times)

Sementara itu, Dedi sebagai pengajar di Sasude Medan juga menjelaskan bahwa, banyak barang yang hanyut seperti gitar ataupun alat musik lainnya milik Sasude untuk belajar anak-anak. Tidak hanya alat musik Sasude, tetapi sertifikat, Al-Qur'an dan buku juga ikut hanyut.

"Buat belajar anak-anak untuk mengaji juga udah wasalam," katanya.

Kini, kondisi rumah warga sektiaran tampa masih berlumpur hingga ke lantai 2. Warga juga sempat merasakan padam air dan listrik selama 3 hari. Setelah itu, alat air atau Sanyo masyarakat rusak total. Sehingga, masyarakat wajib untuk memperbaikinya jika tidak kebutuhan air bersih tidak ada.

Untungnya, kata Lukman, Sasude masih memiliki uang kas sendiri, untuk memperbaiki alat air atau Sanyo mereka dan sisanya memperbaiki lainnya. Wilayah ini merupakan wilayah ekonomi kelas rendah, sebab untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Ibu Rumah Tangga harus berdagang jajanan kecil-kecilan diwilayah sekitarnya, sedangkan para suami menjadi buruh bangunan.

"Kalau kondisi sekarang ini gak ada yang kerja, mau istri atau suaminya. Apalagi rumahnya gak dibersihkan terus mengungsi itu bisa membuat konflik yang harus dijaga disini," ucap Lukman yang sehari-hari mengakui bahwa sudah terbiasa mendengarkan kalimat yang tak pantas jika ada konflik tetangganya dalam rumah tangga.

Dia juga merasa bahwa, Pemerintah sering membagikan atau menyalurkan bantuan yang kurang tepat sasaran atau sering tak merata bagi masyarakat membutuhkan.

"Terkadang aku juga gak mengerti tentang pembagian yang tidak merata diberikan oleh pemerintah. Akhirnya banyak yang ribut," jelasnya.

Diceritakannya, Sasude sempat mendapat bantuan sembako dengan metode pembagian secara merata meski, diakuinya hanya kuantitas sedikit.

"Kita kumpulkan dulu semua dan di data lalu dibagikan rata," tuturnya.

3. Sasude sempat berinisiatif membuat dapur umum sendiri untuk warga sekitar

WhatsApp Image 2025-12-07 at 20.41.17_27fcaa13.jpg
Kondisi Sasude dan rumah warga sekitar (IDN Times/Indah Permata Sari)

Selain pembagaian sembako, Sasude juga berinisiatif membuat dapur umum dari beberapa komunitas seperti Aksara Pangan dan lainnya.

"Sasude juga sempat membuka donasi terkait dapur umum. Akhirnya warga selama beberapa hari terpenuhi. Sekarang ini yang kayaknya agak sult karena gak ada bantuan lagi,' ucap pendiri Sasude ini.

Terkait evakuasi, warga sudah banyak yang paham tentang mitigasi bencana dan ada kearifan lokal yaitu gotongroyong sehingga evakuasi saat banjir melanda pada saat itu masih aman bagi masyarakat bantaran Sungai Deli ini.

"Gak ada warga yang hanyut. Kami kemarin banyak evakuasi ke lantai 2 dan disini kebetulan memang kita sudah punya ban dan tali," terangnya.

Dia menjelaskan bahwa, banjir melanda saat itu air naik sekitar pukul 22.00 WIB, banyak masyarakat merasa debit ari akan surut. Sebab, banjir tidak langsung tinggi.

"Pelan-pelan, karena biasanya kalau begitu pagi sudah surut. Rupanya makin lama, makin tinggi airnya sampai 4 meter hujan juga belum ada reda. Sebenarnya sudah dapt informasi ari teman di wilayah Pinang Baris bahwasannya air disana sudah naik dan tenggelam 2 jam kemudian naik disini.

Warga yang berusia 40-45 tahun bercerita bahwasannya berdasarkan pengalaman selama 40 tahun terakhir, banjir ini paling besar.

Lukman berharap Pemerintah harus bisa cepat dan sigap agar tidak terjadi lagi banjir susulan yang besar nantinya, dan kepedulian kepada para warga yang belum mendapatkan saluran bantuan diwilayah Sasude ini.

Diketahui, Sanggar Anak Sungai Deli atau disebut SASUDE adalah komunitas kreatif yang dibentuk di daerah aliran Sungai Deli, tepatnya di Jalan Sei Mati. Komunitas ini berfokus untuk mengedukasi dan melatih kreatifitas anak-anak yang berlokasi di wilayah pinggiran tersebut.

SASUDE pertama kali dibentuk pada 2018 oleh sekelompok anak muda yang peduli terhadap kondisi lingkungan Sungai Deli, khususnya pendidikan anak-anak setempat. Saat ini, kegiatan SASUDE berfokus untuk meningkatkan soft skill anak-anak sanggar.

Share
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

Ini Lembaga yang Beri Dukungan untuk Korban Banjir di Sumut dan Aceh

08 Des 2025, 06:00 WIBNews