Aulia Janji Tak Akan Kutip Sepeserpun untuk Angkat Pejabat Pemko Medan

Menurutnya, dalam berkompetisi wajib memiliki kemampuan, guna melakukan perubahan di kota Medan ini berjalan dengan signifikan.

Sehingga, Wakil Wali Kota juga berharap para suku Melayu dapat menjadi pemimpin di tanah delinya sendiri.

"Saya yakin orang Melayu pintar-pintar, saya yakin dengah hal itu. Ayo tampil kita bangun kota Medan, saat ini Medan butuh penyegaran," ucapnya dengan harap.

"Saat ini Medan, mohon maaf untuk yang mantan pensiun, Medan dalam keadaan hancur," tambahnya.

Lanjutnya, Wakil Wali Kota Medan juga mempertegas bahwa, ia bersama Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution hingga saat ini tak ada mengutip satu rupiah pun untuk sebuah jabatan dan keuntungan bagi diri mereka sendiri.

"Saya di dalam, saya tahu persis ibarat membangun kota ini telah porak poranda. Luar biasa capeknya, tapi Insyaallah anak Melayu takkan mundur untuk menghadapinya," tutur pendamping Bobby ini.

Wakil Wali Kota Medan juga berpesan kepada seluruh hadirin MABMI, agar dapat membangun UMKM sebagai perputaran ekonomi dan memanfaatkan Kithcen of Asia yang sudah dibuat oleh Pemerintah Kota Medan.

"Kemarin saya diskusi juga dengan orang Melayu, kenapa Kesawan namanya The Kitchen Of Asia ? Mana Melayu ini ? Ini ada yang bertanya sama saya," tuturnya.

"Saya bilang, ayo kita tunjukan, kita yang mempunyai ini. The Kitchen of Asia ini menunjukkan perlu berbagai macam suku bangsa. Kita lah Medan yang mewakili Asia, karena disini ada orang Melayu ada orang Cina, India, dan lainnya. Itu sudah cukup mewakili daripada orang Asia. Nah, The Kitchen Of Asia ini silahkan ambil slot di Jalan Ahmad Yani buat disitu bubur pedas, belum ada orang Melayu disitu," ujar Wakil Wali Kota Medan.

Baginya, jika manusia yang tak memiliki inovasi dan hanya mengkritik, maka hal tersebut dinilai tak pernah maju melangkah dalam sebuah perubahan besar.

"Jadi, saya heran lihatnya. Malu terkadang didalam diri saya. Saya orang Melayu, kenapa kita mengkritik selalu mengkritik tapi kita tidak pernah berbuat. Berarti sama dengan promotor ataupun sama dengan komentator, seperti sebuah permainan sepak bola yang merasa dirinya paling benar, pintar, tapi tidak sebagai pelaku didalamnya," jelasnya.

Beliau menginginkan komunikasi lebih baik, agar tak menyakiti perasaan orang lain saat berkomentar ataupun mengkritik.

"Hati-hati, sebuah lisan menjadi satu ketersinggungan. Cukup kita melihat dan cukup kita mencerna, ayo silahkan kita maju. Warga Melayu harus mempunyai peran di Kota Medan," katanya.

"Intinya, kita harus bekerjasama metangkul bergandengan karena kami mempunyai nama kolaborasi. Bergabung kita untuk perubahan Medan dan yakinlah ini menjadi amal ibadah kita kedepannya, saya yakin hal itu. Insyallah,"tutupnya.

Untuk informasi, saat ini MABMI sudah ada di 17 Kabupaten Kota di Sumatera Utara.