Arus Listrik Labil, Peralatan Elektronik Sekolah di Banda Aceh Rusak

- Arus listrik labil menyebabkan peralatan elektronik sekolah rusak, termasuk AC, proyektor, dan adaptor PC komputer.
- Kerugian akibat kerusakan perangkat elektronik diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah, mengganggu proses belajar mengajar di sekolah.
- SMA Labschool USK memutuskan untuk meminimalisir kerusakan dengan memutus semua perangkat elektronik yang terhubung dengan cok listrik dan melarang siswa mengisi daya baterai selama fluktuasi arus listrik.
Banda Aceh, IDN Times - Listrik padam dan arus yang belum stabil atau fluktuasi di Aceh termasuk Kota Banda Aceh, dalam beberapa hari ini membuat perangkat elektronik rusak. Seperti yang terjadi di SMA Labschool Universitas Syiah Kuala (USK), Kota Banda Aceh.
Seperti diketahui, sejumlah wilayah di Aceh mengalami padam listrik pada Senin (29/9/2025). Bahkan, hingga saat ini pendistribusian listrik ke pelanggan belum normal.
1. Mulai dari AC hingga charger hp rusak akibat arus tidak stabil

Kepala Sekolah SMA Labschool USK, Hendra Darmawan, mengatakan sejumlah peralatan elektronik milik sekolah rusak pascalistrik fluktuasi hingga padam. Bahkan sempat terdengar letupan hingga mengeluarkan asap dari alat-alat tersebut.
Adapun sejumlah perangkat elektronik yang rusak, yakni lima unit pendingin ruangan atau AC, proyektor, empat adaptor PC komputer, akses point, absen elektronik (finger print), saklar otomatis, dan pengisi daya telepon genggam.
Data tersebut sesuai pendataan kerusakan alat elektronik yang dilakukan Bidang Prasarana dan Sarana Sekolah SMA Labschool USK.
“Dua hari ini Tim Sapras (Sarana dan Prasarana) bekerja keras untuk memastikan kerusakan yang ditimbulkan dalam dua hari tersebut,” kata Hendra Darmawan, Rabu (1/10/2025).
2. Total kerugian belum diketahui, namun proses belajar mengajar terganggu

Hendra Darmawan menyampaikan belum diketahui secara pasti berapa besaran kerugian dampak dari kerusakan perangkat alat elektronik akibat fluktuasi arus listrik. Namun diperkirakan mencapai puluhan juta.
Kondisi ini, diakuinya, mempengaruhi aktivitas proses belajar mengajar. Sekolah terpaksa menggunakan generator set (genset) untuk memenuhi kebutuhan listrik.
“Kami memang belum mentotalkan, tetapi akibat kejadian tersebut yang terjadi mulai kemarin sampai hari ini, terganggu proses belajar mengajar,” ujar kepala sekolah.
3. Hanya bisa meminimalisir hal tidak diinginkan terjadi

Mencegah hal tidak diinginkan terjadi, pihak SMA Labschool USK memutuskan semua perangkat elektronik yang terhubung dengan cok listrik. Selain itu, siswa dilarang mengisi daya baterai selama fluktuasi arus listrik.
“Mudah-mudahan kondisi cepat normal kembali,” kata Hendra Darmawan.