Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Gak Boleh Dikatakan ke Orang yang Sedang Berduka

ilustrasi berduka (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi berduka (pexels.com/Pixabay)
Intinya sih...
  • Kalimat-kalimat yang sebaiknya dihindari saat menemani seseorang yang sedang berduka
  • Ucapan-ucapan yang bisa melukai perasaan mereka, dan alternatif kalimat yang lebih tepat
  • Menghadirkan dukungan tulus tanpa mencoba memberi jawaban, hadir dengan sikap mendengarkan tanpa menghakimi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kehilangan orang yang disayang itu rasanya berat sekali. Bahkan kalimat yang kita maksudkan untuk menghibur, kadang malah membuat hati mereka terasa semakin sesak. Banyak orang tidak sadar kalau beberapa ucapan yang terdengar umum justru bisa melukai, walaupun niatnya baik.

Nah, ini dia 5 kalimat yang sebaiknya dihindari saat menemani seseorang yang sedang berduka, bagaimana ucapan itu bisa mempengaruhi mereka, dan alternatif kalimat yang lebih tepat. Dengan begitu, kita bisa benar-benar memberi dukungan yang tulus dan tidak membuat suasana makin berat. Yuk simak!

1. "Segalanya terjadi karena suatu alasan", atau "Itu sudah kehendak Tuhan"

ilustrasi empati (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi empati (pexels.com/Alex Green)

Kalimat ini sering dipakai sebagai bentuk penghiburan, tapi nyatanya bisa membuat orang yang berduka merasa emosinya dianggap tidak penting. Seolah-olah rasa sakit yang mereka alami hanyalah bagian dari rencana yang sudah rapi, dan mereka harus menerimanya begitu saja. Padahal, di tengah kehilangan, penjelasan seperti itu malah bisa terasa dingin dan tidak memberi ruang untuk perasaan yang sedang kacau. Ada kalanya orang yang berduka belum siap untuk mendengar hal-hal yang bernada pasrah, karena hati mereka masih penuh dengan rasa kehilangan.

Daripada mengatakan itu, jauh lebih baik kalau kita hadir untuk mereka tanpa mencoba memberi jawaban. Ucapan sederhana seperti “Aku di sini untukmu” atau “Aku memikirkanmu” bisa memberi rasa tenang. Kalimat singkat tapi tulus seringkali justru jauh lebih berarti daripada nasihat yang terdengar terlalu bijak. Hadir dengan sikap mendengarkan tanpa menghakimi adalah bentuk dukungan yang paling tulus.

2. "Aku tahu rasanya", atau "Kamu akan baik-baik saja sebentar lagi"

ilustrasi membangun empati (unsplash.com/Etienne Boulanger)
ilustrasi membangun empati (unsplash.com/Etienne Boulanger)

Walaupun terdengar ramah, kalimat seperti ini bisa membuat orang yang berduka merasa dibanding-bandingkan. Setiap orang punya cara dan waktu yang berbeda untuk menghadapi kehilangan. Mengatakan bahwa kita tahu persis rasanya sama saja dengan meremehkan pengalaman unik yang sedang mereka jalani. Sedangkan ucapan “kamu akan baik-baik saja” bisa menimbulkan tekanan untuk cepat pulih, seolah mereka harus segera kembali seperti semula.

Kalau ingin memberikan dukungan, cobalah menggantinya dengan ucapan seperti, “Aku gak tahu persis rasanya untukmu, tapi aku siap mendengarkan kapan pun kamu mau cerita.” Kalimat seperti ini memberi ruang aman untuk mereka mengekspresikan perasaan tanpa merasa dihakimi. Kadang yang mereka butuhkan bukan solusi atau janji, tapi teman yang bersedia menemani tanpa terburu-buru.

3. "Dia sekarang di tempat yang lebih baik", atau "Setidaknya dia hidup panjang"

ilustrasi sedih (unsplash.com/Julia Taubitz)
ilustrasi sedih (unsplash.com/Julia Taubitz)

Kalimat ini memang niatnya baik, tapi kenyataannya bisa terasa seperti menghapus rasa kehilangan yang sedang dirasakan. Saat berduka, mereka tidak ingin memikirkan orang yang dicintai sebagai “sudah pergi ke tempat lain”, yang mereka inginkan adalah orang itu masih ada di sini, bersama mereka. Membicarakan sisi positif dari kepergian seseorang bisa membuat rasa kehilangan itu seolah-olah tidak penting.

Lebih baik, kita fokus pada kenangan yang membangkitkan rasa hangat. Misalnya, “Aku selalu ingat kebaikannya” atau “Aku juga merindukannya.” Ucapan ini tidak mencoba mengalihkan rasa sakit, tetapi justru ikut merasakan kehilangan tersebut. Dengan begitu, kita memberi pesan bahwa kesedihan mereka valid dan wajar.

4. "Kamu harus kuat", atau "Kamu harus move on"

ilustrasi sedih (unsplash.com/M.)
ilustrasi sedih (unsplash.com/M.)

Kalimat seperti ini memberi standar emosional yang sering kali tidak realistis. Meminta seseorang untuk selalu kuat membuat mereka merasa tidak boleh menunjukkan kesedihan. Begitu juga dengan “move on” yang terdengar seperti ada batas waktu untuk berduka. Padahal, proses pulih dari kehilangan bisa memakan waktu lama, dan setiap orang punya caranya sendiri.

Daripada memaksa mereka untuk cepat kembali normal, lebih baik ucapkan, “Gak apa-apa merasa seperti ini. Aku akan menemanimu selama yang kamu butuhkan.” Kalimat ini memberi mereka izin untuk merasakan kesedihan tanpa merasa bersalah. Kehadiran yang konsisten dan sabar bisa jauh lebih berarti daripada dorongan untuk segera bangkit.

5. "Kalau butuh sesuatu, kabari saja"

ilustrasi komunikasi (pixabay.com/scronfinixio)
ilustrasi komunikasi (pixabay.com/scronfinixio)

Ucapan ini terdengar sopan dan penuh niat baik, tapi seringkali tidak efektif. Orang yang sedang berduka mungkin tidak punya energi atau keberanian untuk meminta bantuan. Mengharapkan mereka menghubungi kita justru bisa menjadi beban tambahan di tengah kesedihan yang mereka rasakan.

Lebih baik kita menawarkan bantuan secara spesifik. Misalnya, “Aku bisa bawakan makan malam besok, mau?” atau “Aku akan belanja, kamu mau nitip sesuatu?” Pertanyaan yang jelas dan langsung seperti ini membuat mereka lebih mudah menerima bantuan. Dengan begitu, kita benar-benar hadir sebagai teman yang aktif memberi dukungan, bukan sekadar menawarkan kata-kata.

Menghindari kalimat-kalimat di atas bukan berarti kita tidak bisa menghibur orang yang sedang berduka. Justru, itu menunjukkan kalau kita peduli dengan perasaan mereka dan ingin memberikan dukungan yang benar-benar membantu. Kadang bukan kata-kata indah yang mereka butuhkan, tapi kehadiran yang tulus, telinga yang siap mendengar, dan kesediaan untuk menemani di saat-saat sulit. Ingatlah, tidak semua luka bisa disembuhkan oleh kata-kata, tapi kehangatan hati kita bisa membuat beban itu sedikit lebih ringan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest Life Sumatera Utara

See More

Indodana PayLater Gandeng Google Dorong Transformasi UMKM Medan

15 Okt 2025, 06:00 WIBLife