Santan Sumut Berlayar Perdana ke Thailand, Nilainya Mencapai Rp2 M

Ekspor pertanian tetap bergeliat di tengah pandemik

Medan, IDN Times – Di tengah pandemik COVID-19 yang tak berkesudahan, geliat ekspor komoditi pertanian perlahan meningkat. Di Sumatra Utara, berbagai jenis komoditas pertanian menjadi primadona ekspor di negara tujuan.

Ekspor teranyar yang punya potensi cukup bagus adalah santan (coconut cream) asal Sumatra Utara. Salah satu perusahaan yang berdomisili di Kota Medan mengekspor santan ke Thailand.

1. Ekspor ke Thailand baru pertama kali dilakukan

Santan Sumut Berlayar Perdana ke Thailand, Nilainya Mencapai Rp2 MKepala Karantina Pertanian Ali Jamil menunjukkan santan pekat yang akan diekspor ke Thailand. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Balai Karantina Pertanian Belawan mensertifikasi produk turunan kelapa itu untuk diekspor. Jumlah santan yang dikirim sebanyak 54 ton pada Minggu 25 Oktober 2020. Nilainya mencapai Rp2 Miliar.

Ini adalah kali pertama ekspor santan dilakukan ke Thailand. Ekspor ini menambah deretan komoditas unggulan asal Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang berhasil diekspor ke pasar global.

"Kami mengapresiasi petani dan pelaku usaha sektor pertanian yang telah mampu menembus pasar baru. Juga produk yang diekspor bukan lagi produk mentah, tapi sudah hasil hilirisasi berupa produk jadi. Jaga 3K-nya (kualitas, kuantitas dan kontinuitas), kami siap mengawal," kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil saat menyerahkan sertifikat fitosanitari sebagai salah satu persyaratan ekspor kepada pelaku usaha.

Baca Juga: Ekspor Kapulaga Sumut Meroket di Tengah Pandemik COVID-19

2. Kementerian Pertanian Minta eksportir tingkatkan harga di petani

Santan Sumut Berlayar Perdana ke Thailand, Nilainya Mencapai Rp2 MKepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Dalam kesempatan itu, Ali Jamil juga berpesan kepada eksportir supaya bisa meningkatkan pendapatan di kalangan petani. Jangan sampai, petani yang menyediakan bahan untuk ekspor tidak bisa sejahtera.

“Satu pesan pak. Karena kami kami lahir dari petani, untuk sahabat-sahabat saya para eksportir. Boleh tolong bapak perhatikan supaya, bagaimana keuntungan bapak itu sebagai eksportir bagi sedikit petani. Supaya pendapatan petani naik juga,” ujar Ali Jamil.

Ali Jamil pun meminta para eksportir sesekali turun ke lapangan untuk menemui petani. Paling tidak bisa mengetahui bahwa harga dari petani kepada pengepul masih terdapat disparitas yang cukup tinggi.

Jamil menjelaskan bahwa upaya peningkatan ekspor produk pertanian merupakan salah satu fokus program strategis  Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Untuk itu, pihaknya yang ditunjuk selaku koordinator gugus tugas peningkatan ekspor melakukan beberapa langkah, salah satunya dengan melakukan upaya kerjasama dan harmonisasi aturan serta protokol ekspor agar pelbagai komoditas pertanian tanah air dapat diterima di manca negara.

3. Ekspor pertanian pegang peranan penting selama pandemik COVID-19

Santan Sumut Berlayar Perdana ke Thailand, Nilainya Mencapai Rp2 MIlustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Kata Ali Jamil, saat ini komoditas pertanian salah satu yang paling kuat bisa bertahan selama pandemik. Angka ekspornya terus meningkat secara baik.

Pihaknya juga terus mendukung gerakan ekspor berbagai komoditas. Nagara tujuan ekspor baru juga terus dibuka untuk meningkatkan kuantitas ekspor.

“Harapan kita melakukan ekspor tidak lagi bahan mentah. Minimal setengah jadi. Mentan yang menggagas Gratieks. Kami juga kita di Badan Karantina Pertanian melakukan tugas-tugas untuk mendampingi semua dinas atau para eksportir,” ujarnya.

Kinerja ekspor memang meningkat sejak Januari hingga September dibanding periode yang sama tahun lalu. Dari sektor pertanian meningkat 16 persen.

"Untuk itu diperlukan sinergi semua pihak termasuk masyarakat. Laporkan kepada petugas karantina saat melalulintaskan produk pertanian. Selain untuk menjaga kelestarian dari hama penyakit berbahaya, juga agar sehat dan aman untuk pangan, pakan sekaligus dapat laris di pasar dunia," tutur Jamil.

Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul yang turut mendampingi menyebutkan bahwa pada saat yang sama turut dilepas tujuh komoditas unggulan lainnya asal Provinsi Sumut, yakni masing-masing : cengkeh untuk Kanada, karet lempengan ke Cina dan India, kopi biji ke Amerika Serikat dan Cina, lidi ke Pakistan, pinang biji ke Hongkong, India dan Iran, serai ke Malaysia serta minyak sawit untuk memenuhi permintaan pasar ekspor di Turki dan Cina.

Selain itu, guna memenuhi permintaan negara tujuan, Karantina Pertanian Belawan juga mensertifikasi komoditas sektor kehutanan berupa kayu olahan tujuan Cina.

"Secara total, hari ini kami memfasilitasi ekspor komoditas pertanian sebanyak 13,1 ribu ton dengan nilai Rp.159,5 milyar," jelas Hasrul.

Baca Juga: Berlayar ke 9 Negara, Ekspor Teh Asal Sumut Terus Digenjot

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya