Romantisme Surat Ibunda BJ Habibie dan Tukang Loak Jerman 

Cinta, rindu dan ketulusan seorang ibu untuk anak dan cucu

Medan, IDN Times - Indonesia dirundung duka. Mr Crack, julukan untuk Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden RI ke-3 wafat, Rabu (11/9).

Lini masa media sosial dipenuhi belasungkawa. Foto-foto Habibie bersama sang istri Hasri Ainun Besari dipajang untuk semakin menajamkan memori. Mulai dari masa muda hingga tuanya, dokumentasi soal Habibie-Ainun selalu bikin baper.

Romantisme kisah hidup Habibie-Ainun pun sampai difilmkan karena begitu romantis. Laki-laki ambisius itu, ternyata begitu mencintai ibunya Tuti Marini Puspowardojo.

Selama Habibie di Jerman, Sang Ibunda sering bersurat dengannya dari Indonesia. Siapa sangka, surat-surat itu kini berada di Kota Medan. Disimpan oleh Ichwan Azhari, Sejarawan  Universitas Negeri Medan.

1. Ichwan tak menyangka bisa mendapat surat Ibunda Habibie yang romantis

Romantisme Surat Ibunda BJ Habibie dan Tukang Loak Jerman IDN Times/Prayugo Utomo

Ichwan juga tak pernah menyangka bakal menemukan surat itu. Bersama Ichwan, surat itu masih tersusun rapi. Saat ini disimpan di Museum Al Qur’an, Medan. 

Musim dingin 1997 di Stutgart, Jerman menjadi awal cerita Ichwan. Saat itu dia berangkat dari Hamburg, tempatnya menuntut ilmu menuju Briefmarken Internasional Messe—Pameran Internasional Prangko/Filateli—

Komen Sie hier. Ich habe viele Briefumslag fuer Habibie aus Indonesien. (Tuan kemarilah, saya memiliki banyak sampul surat yang dikirim untuk Habibie dari Indonesia),” kata Ichwan mengingat ucapan pedagang yang memanggilnya saat itu.

“Pedagang itu sudah lama mencari saya karena dia  mengenali saya sebagai pengumpul benda benda filateli asal Indonesia di berbagai bursa dan lelang (Auction) prangko di Jerman,” ungkap Ichwan, Kamis (12/9).

Baca Juga: Ini Pesan Habibie yang Paling Diingat Luhut Panjaitan

2. Surat Ibunda Habibie dari 1967-1970

Romantisme Surat Ibunda BJ Habibie dan Tukang Loak Jerman IDN Times/Prayugo Utomo

Nama Habibie ternyata cukup terkenal di Jerman. Karena Habibie memang sempat lama berkarya di sana. Habibie juga yang membuat Indonesia dikenal di Negeri Panzer.

Ichwan pun ditunjukkan surat-surat ibunda Habibie. Dia pun terkejut. Dari mana si pedagang mendapat surat dari ibunda Habibie dengan jumlah yang tak sedikit.

“Sebagian surat surat itu berasal dari ibunda Habibie di Bandung yang dikirim ke Habibie di Hamburg antara tahun 1967-1970.  Pedagang prangko Jerman itu sambil tertawa dengan enteng menjawab bahwa itu di dapatnya dari tukang botot (loak) di Hamburg,” ujarnya.

3. ‘Liebste Rudy, Ainon, Ilham en Thareq’ salam pembuka pada setiap surat

Romantisme Surat Ibunda BJ Habibie dan Tukang Loak Jerman IDN Times/Istimewa

Surat bertulisan tangan Ibunda Habibie dikirim langsung dari Jalan Imam Bondjol 24 Bandung, kediaman mereka. Tujuannya ke Heinrich Bomhoff Weg 2, (2) Hamburg 52. W, Djerman.

Ucapan cinta dan sayang selalu menjadi salam sang Ibunda. ‘Liebste Rudy, Ainon, Ilham en Thareq’. Sapaan untuk Habibie, Ainun dan kedua anaknya.

4. Kenapa surat itu bisa sampai ke tukang loak?

Romantisme Surat Ibunda BJ Habibie dan Tukang Loak Jerman IDN Times/Prayugo Utomo

Azhari pun bertanya-tanya, kenaap surat itu bisa sampai ke tangan tukang loak. Dia pun menduga, surat itu terikut saat bersih-bersih rumah.

“Pembantu di rumah Habibie di Hamburg mungkin ingin membersihkan Keller (biasa ada di rumah di Jerman yakni ruang bawah tanah yang berfungsi sebagai gudang). Saat gudang penuh dengan berbagai koran dan majalah, saya menduga kumpulan surat surat untuk Habibie terikut di dalam Keller. Biasanya orang menelpon tukang loak untuk mengangkut barang barang itu dengan imbalan sekedarnya,” ungkapnya Ichwan.

Dari tukang loak itu lah pedagang prangko di Jerman mendapatkan dokumen surat. Lalu menjualnya di bursa prangko internasional di Stuttgart.

Saat itu, Ichwan hanya bisa membeli 10 surat. Karena uangnya sangat terbatas.

Beberapa tahun berikutnya, saat Ichwan bertemu dengan pedagang itu, surat-surat Ibunda Habibie sudah tidak ada. Padahal Ichwan begitu ingin memborongnya. Entah siapa yang sudah membelinya,” imbuh Ichwan.

5. Suami guru SD Ilham dan Thareq membujuk untuk meminta surat ibunda Habibie

Romantisme Surat Ibunda BJ Habibie dan Tukang Loak Jerman IDN Times/Prayugo Utomo

Suatu ketika, Ichwan menunjukkan kumpulan surat itu ke seorang Filatelis Jerman. Saat itu dia juga dosen di Universitas Hamburg. Herbert Kaminaki namanya. Herbert terus membujuk Ichwan supaya bisa memperoleh surat Ibunda Habibie.

Dia terkesan surat dari Ibunda Habibie itu karena  menyebut-nyebut nama Ilham dan Thareq. Kedua anak Habibie yang dulu bersekolah dasar di Hamburg. Mereka adalah murid dari Margaret. Istri Herbert Kaminski.

“Berulangkali dia datang dengan berbagai cara merayu dan ingin  membeli surat surat itu untuk diberikan kepada istrinya,  guru SD Ilham dan Tareg di Hamburg. Akhirnya 3 dari 10 surat itu saya berikan kepadanya,” ungkapnya.

6. Ichwan menyesal tak bisa menyerahkan surat itu kepada Habibie

Romantisme Surat Ibunda BJ Habibie dan Tukang Loak Jerman IDN Times/Prayugo Utomo

Lebih dari 20 tahun, tujuh surat sang Ibunda disimpan dengan baik Ichwan. Kepergian Habibie menjadi penyesalan Ichwan tersendiriz

“Sewaktu.masih di Jerman tahun 2000 saya pernah mengirim foto copy surat ini ke alamat rumah Habibie di Hamburg dan berharap bisa mengembalikannya,” ungkapnya.

Sayangnya, staff Habibie saat itu tidak menindaklanjutinya. Ichwan gagal bertemu Habibie.

Upaya pun berlanjut 2014 lalu. Lewat seorang jurnalis Ichwan dihubungkan dengan sekretaris Habibie. Sempat beberapa kali berkontak, namun terputus.

“Karena saya katakan, saya hanya mau menyerahkan surat surat mengharukan ini langsung ke Pak Habibie,” tukasnya.

7. Ichwan berniat menyerahkan surat kepada Ilham dan Thareq

Romantisme Surat Ibunda BJ Habibie dan Tukang Loak Jerman IDN Times/Prayugo Utomo

Penyesalan itu tak membuat Ichwan patah arang. Waktu itu dia sempat dihubungi oleh pembuat film Habibie-Ainun. Namun komunikasinya juga tidak berlanjut.

“Ingin saya satu hari nanti menyerahkan surat ini ke Pak Ilham Habibie atau pak Thareq Habibie yang banyak disebut sebut namanya oleh eyang mereka,” ungkap.

Ichwan juga mengungkap isi surat. Isinya tentang kerinduan, cinta seorang ibu kepada anak dan cucunua.

Surat itu ditulis dalam Bahasa Belanda, bercampur Indonesia dan Jawa.

“Terasa mengharukan getar getar tarikan tulisan tangan sang ibu, dengan tinta biru di atas kertas amplop aerogram. Banyak kata nasehat, saran dan di atas segalanya, kerinduan. Kini mereka sudah bertemu di alam yang sama,” ungkapnya.

“Saat kemarin mendengar Habibie, tokoh besar dalam sejarah dunia ini wafat, saya teringat surat surat itu, mencarinya di dalam lemari pakaian. Dengan haru mengelusnya, membacainya sambil mengurut dada karena menyesal. Gagal tak sempat bisa mendapat peluang memberikannya langsung kepada Habibie pemiliknya. Sampai tokoh yang saya kagumi ini wafat. Berkaca kaca mata saya kembali membacai surat surat ibunda Habibie  yang dikirim 50 tahun yang lalu untuk Habibie  lalu saya temukan dan simpan selama 20 tahun lebih sejak  tahun 1997,” pungkasnya.

Baca Juga: Xanana Gusmao Kirim Karangan Bunga Duka Cita untuk Habibie

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya