Rektor USU Pamit: Saya Memilih Menjadi Dosen dan Berladang

Runtung bantah politisasi kasus plagiarisme Muryanto Amin

Medan, IDN Times – Di akhir jabatannya, Rektor Universitas Sumatra Utara (USU) Runtung Sitepu diterpa polemik. Mulai dari plagiarisme hingga dugaan kasus korupsi. Meskipun Runtung belakangan bersuara dan membantah kedua isu tak sedap itu.

Jabatan Runtung menjadi rektor akan berakhir pada 27 Januari mendatang. Pelantikan rektor baru Muryanto Amin rencananya akan dilangsungkan pada 28 Januari 2021. Runtung sudah menjabat rektor sejak 2016 lalu.

“Terima kasih atas kepercayaan terhadap saya selama 2016-2021. Dan juga kerjasama yang baik sehingga mampu mengangkat USU ke tingkat yang membanggakan ke jajaran yang membanggakan kluster I perguruan tinggi yang ada di Indonesia,” ujar Runtung kepada awak media di kantornya, Jumat (22/1/2021).

1. Runtung memilih kembali mengajar dan berladang

Rektor USU Pamit: Saya Memilih Menjadi Dosen dan BerladangRuntung Sitepu memberikan klarifikasi soal dugaan korupsi pembangunan Kampus II USU, Kawal Bekala di kantornya, Jumat (22/1/2021). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Runtung pun belum memiliki niatan untuk melanjutkan kariernya ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam salam pamitnya, Runtung mengatakan jika dirinya akan kembali ke Fakultas Hukum untuk mengajar.

“Saya lebih memilih menjadi dosen ditambah dengan berladang,” ungkapnya.

Runtung pun enggan berkomentar banyak soal apakah sanksi plagiarisme terhadap Muryanto Amin akan berdampak pada prosesi pelantikan. Meski pun dia menjelaskan jika Majelis Wali Amanat (MWA) punya kewenangan untuk menentukan.

“Seperti yang saya katakan tadi, memang urusan dari pelantikan dan pemilihan rektor memang ranahnya MWA,” katanya.

Baca Juga: Selesai Diperiksa Polda Sumut, Rektor USU Runtung Sitepu Irit Bicara

2. Runtung tampaknya tidak ambil pusing soal plagiarisme yang menyeret dirinya

Rektor USU Pamit: Saya Memilih Menjadi Dosen dan BerladangIDN Times/Prayugo Utomo

Plagiarisme menjadi polemik yang menerpa Universitas Sumatra Utara di akhir jabatan Runtung Sitepu menjadi rektor. Bahkan dugaan plagiarisme juga menyeret namanya setelah dia menerbitkan menerbitkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor: ‎82/UN5.1.R/SK/KPM/2021 tentang penetapan sanksi pelanggaran norma etika akademik/etika keilmuan moral sivitas akademika atas nama Dr Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, rektor terpilih yang akan menggantikannya kelak. Surat ini beredar ke publik 14 Januari 2021 lalu.

Sebelum SK itu terbit, nama Runtung terseret dalam dugaan kasus yang sama. Nama Runtung tertulis pada surat bernomor 218/UN5.1.R2/SDM/2021 yang diteken oleh WR II USU Muhammad Fidel Ganis Siregar tertanggal 11 Januari 2021. Dalam surat itu, Fidel mengatakan jika laporan soal plagiarisme itu berasal dari aplikasi lapor.go.id. Sebuah laman daring pengaduan pelayanan publik di setiap organisasi penyelenggara di Indonesia yang terintegrasi.

Pengaduan itu kemudian terdisposisi kepada Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud dan kemudian diteruskan ke USU. Bahkan diteruskan juga kepada Pemkab Karo.

Selain Runtung, ada sejumlah nama lain yang merupakan pengampu di USU. Antara lain, Mahyuddin K.M Nasution, Farhat, Maria Kaban, Kharisma Prasetya Adhyatama, Fauriski F Prapiska, Ginanda Putra Siregar dan Syah Mirsya Warli.

Runtung pun tampaknya tidak ambil pusing soal tudingan itu. Dia hanya ingin mengakhiri masa jabatannya secara baik-baik.

3. Runtung menganggap surat dari WR II politis

Rektor USU Pamit: Saya Memilih Menjadi Dosen dan BerladangIDN Times/Prayugo Utomo

Selama ini memang Runtung terkesan bungkam kepada publik soal polemik plagiarisme yang mendera USU. Termasuk soal namanya yang terseret dan SK yang diterbitkannya yang memberikan sanksi terhadap rektor terpilih.

Runtung pun menjelaskan jika dugaan soal plagiarisme yang menyeret namanya terlalu dipaksakan. Bahkan cenderung ada politisasi.

“Ini masuk ke lapor.go.id. Kemudian entah siapa yang memfotocopy, entah pegawai saya, artinya di bawah dari rektor. Kemudian dikumpulkan semua. Selama ini, kalau ada surat seperti datang dia, ini Pak Rektor bagaimana disposisinya. Ini tidak. Dikirimkan dari kamar sebelah ke kamar saya yang jaraknya yang cuma empat meter. Menggunakan surat pengantar bikin tembusannya kemana-mana. Dan langsung surat itu mengatakan terduga plagiat, nama saya pula yang pertama,” jelas Runtung di kantornya, Jumat (22/1/2021).

4. Runtung sudah tidak pernah menulis jurnal sejak 2006

Rektor USU Pamit: Saya Memilih Menjadi Dosen dan BerladangRektor USU Prof Runtung Sitepu (IDN Times/Istimewa)

Runtung pun heran kenapa namanya terseret dalam dugaan plagiarisme. Runtung memastikan jika dirinya tidak pernah menulis jurnal lagi sejak 2006 hingga sekarang. Apa lagi sejak menjabat rektor pada 2016 lalu.

Lagi-lagi Runtung mengatakan jika penyeretan namanya ke dalam dugaan plagiarisme terlalu dipaksakan.

“Kenapa nama saya ada di situ. Karena saya promoter, pembimbing disertasi itu. Makanya nama saya ada di situ. Dan itu Cuma satu. Kalau ini politis, benar. Memaksakan saya supaya masuk ke dalam berita sebagai terduga. Walaupun tak benar. Ini politis,” tukasnya.

“Kalau pun plagiat, yah penulis pertama itu. Ini yang dipaksakan untuk mencoreng nama saya. Tapi sudah, Tuhan yang menentukan,” imbuhnya.

5. Runtung bantah soal penerbitan SK plagiarisme sebagai langkah politis

Rektor USU Pamit: Saya Memilih Menjadi Dosen dan BerladangRektor USU Runtung SItepu (Dok USU)

Runtung membantah jika SK yang diterbitkannya soal plagiarisme Muryanto Amin bersifat politis. Dia hanya menjalankan tugasnya sebagai pimpinan kampus.

“Sebenarnya menjatuhkan disiplin, atau sanksi akademik dalam hal self plagiarism bukan yang pertama dilakukan. Tetapi sudah berulang-ulang lebih dari 3 kali di USU pada masa rektor sebelum saya,” ungkapnya.

Runtung pun mengatakan, keputusan itu dilakukan secara hati-hati. Karena yang terseret adalah rektor terpilih. Dia juga mengaku sudah meminta pertimbangan dari berbagai ahli.

“Saya tentu, saya katakan selalu putusan yang saya keluarkan ini akan saya pertanggungjawabkan dunia akhirat. Dan ini bukan merupakan langkah politik, menghalang-halangi orang. Sama sekali tidak ada niat saya begitu. Karena begitu dia (Muryanto) terpilih, saya mengucapkan selamat. Dan (isu ini) munculnya bukan dari USU. Dan saya pun tak kenal siapa pelapornya,” pungkasnya.

Baca Juga: 7 Kejanggalan dalam Kasus Self-Plagiarism Rektor USU Terpilih

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya