Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Polisi Tembak Diri Sendiri, Diduga Stres karena Sakit Pinggang

Jenazah Bripka Mangara, anggota Polsek Rambutan, Polres Tabing Tinggi yang mengakhiri hidupnya dengan menembakkan pistol ke kepala (Istimewa)

Serdang Bedagai, IDN Times - Bripka MAP, personel Polsek Rambutan, Polres Tebing Tebing Tinggi, Sumatera Utara berusia 36 tahun mengakhiri nyawanya dengan dengan sadis. Dia memilih bunuh diri dengan pistol dinasnya sendiri, Rabu (3/6).

Aksi bunuh diri itu dilakukannya di rumah mertuanya, Desa Gempolan, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Dia meletuskan pistol ke arah kepalanya. Apa penyebab MAP nekat mengakhiri hidupnya?

1. Pelaku diduga stres karena sakit pinggangnya tidak sembuh

ilustrasi stres (unsplash.com/elcuervo)

Polisi di Serdang Bedagai langsung melakukan penyelidikan. Tim Inafis juga diturunkan ke lokasi.

Kapolres Serdang Bedagai AKBP Robin Simatupang mengatakan jika polisi tersebut diduga stres sehingga nekat mengakhiri hidupnya. Penyakit pinggang yang dideritanya tak kunjung sembuh.

“Kita sudah kumpulkan keterangan saksi. Intinya dia punya sakit di pinggang sudah menahun. Barangkali sakit di pinggangnya itu membuat dia stres. Sudah dicoba dia berobat ke beberapa rumah sakit atau tradisional tidak sembuh juga,” ungkap Robin.

2. Bripka MAP meninggalkan dua anak

Ilustrasi jenazah. IDN Times/Sukma Shakti

Jenazah Bripka MAP langsung dibawa ke petugas ke RS Bhayangkara Kota Tebing Tinggi untuk penyelidikan lebih lanjut. Kata Robin, korban meninggalkan seorang istri dan dua anak. Peristiwa ini menjadi duka keluarga besar Polri.

3. Sebelum penembakan, Bripka MAP juga mengancam minum racun

ilustrasi pistol (IDN Times/Mardya Shakti)

Bripka MAP mengakhiri hidupnya di depan adiknya RNP. Keterangan yang dihimpun, sebelum kejadian, sang adik diminta ibunya untuk datang dan melihat kondisi sang polisi yang mengunci diri di dalam kamar. Laki-laki 36 itu juga mengancam minum racun.

Setelah adiknya tiba, MAP tidak mau membuka pintu. Saat itu dia sedang di sudut kamar dan menyiapkan peluru ke dalam pistol dan mengarahkan pistol jenis revolver itu ke atas dagunya.

4. Adiknya sempat membujuk, namun disuruh pergi

Ilustrasi jenazah (IDN Times/Mia Amalia)

Saat itu, RNP berupaya membujuk abangnya supaya tidak melakukan aksi bunuh diri. Namun malah disuruh pergi.

Sempat juga terdengar suara tarikan pelatuk pistol. Namun tidak diikuti suara letusan.

5. Peluru menembus dari dagu ke kepala

Ilustrasi peluru. Unsplash/Will Porada

Korban kembali dibujuk adiknya, namun saat itu dia kembali menarik pelatuk. Senjata pun meletus. Peluru menembus dari dagu ke kepala.

sang polisi roboh bersimbah darah. Sang adik langsung meminta tolong kepada masyarakat sekitar. Sayangnya nyawa abangnya tidak terselamatkan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us