Pengamat: Kabinet Indonesia Maju Sarat Motif Politik dan Ekonomi 

Tokoh muda dipilih agar kinerja pemerintah kreatif&inovatif

Medan, IDN Times - Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo mengumumkan nama-nama menteri yang mengisi Kabinet Indonesia Maju. Dari susunan kabinet, terselip nama-nama pendatang baru.

Namun pada posisi tertentu, Jokowi masih menempatkan kabinet lama di dalam struktur. Apa sebenarnya sinyal yang ingin ditunjukkan Jokowi dalam kabinetnya.

Pengamat politik Dadang Darmawan memberikan ulasan ringan terkait susunan kabinet.

1. Ada motif ekonomi dan politik dalam penyusunan kabinet

Pengamat: Kabinet Indonesia Maju Sarat Motif Politik dan Ekonomi IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Dadang menjelaskan, sinyal yang ditunjukkan Jokowi dalam penyusunan menteri kabinet cukup kuat. Dengan latar belakang orang-orang yang ditempatkan, komposisinya begitu padat.

Namun kata Dadang ada motif tang tak kalah penting untuk diulas. “Susunan kabinet ini saya lihat ada motif ekonomi dan politik,” ungkap Dadang, Rabu (23/10).

Kedua motif ini memang disasar Jokowi. Melihat kondisi global dan Indonesia.

Baca Juga: Nadiem Makarim Jadi Menteri Pendidikan, Ini Strategi Bos Baru Gojek

2. Ada upaya penyatuan kubu politik untuk stabilitas negara

Pengamat: Kabinet Indonesia Maju Sarat Motif Politik dan Ekonomi ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Motif politik itu, menurut Dadang, bisa diartikan sebagai upaya penyatuan kekuatan politik di Indonesia. Khususnya yang begitu menguat pada Pilpres lalu.

Itu benar-benar terlihat dari Jokowi yang menempatkan Tito Karnavian sebagai Menteri Dalam Negeri, Prabowo Subianto pada posisi Menteri Pertahanan, Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresidenan dan sejumlah nama lainnya.

“Saya kira ini kabinet yang ingin meletakkan kekuatan yang bersebrangan dengan pemerintah bisa dikendalikan,” ujar mantan aktivis era reformasi itu.

3. Menjaga stabilitas ekonomi global dengan meletakkan Sri Mulyani sebagai Menkeu

Pengamat: Kabinet Indonesia Maju Sarat Motif Politik dan Ekonomi IDN Times/Sri Mulyani

Dari sisi kebijakan ekonomi, kata Dadang tidak banyak berubah. Karena posisi Menteri Keuangan masih dipercayakan kepada Sri Mulyani.

“Menurut saya ini sinyal pada Amerika dan Cina, bahwa Jokowi masih menerima keduanya,” tukasnya.

4. Komentar publik yang kecewa Susi Pudjiastuti tidak masuk menjadi problem

Pengamat: Kabinet Indonesia Maju Sarat Motif Politik dan Ekonomi HO/Parada Al Muqtadir for IDN Times

Susi Pudjiastuti menjadi satu nama yang tidak masuk dalam Kabinet Kerja Jilid II. Publik seakan kecewa.

Analisis Dadang menunjukkan ini semakin menguatkan jika penyusunan kabinet bermotif politis.

“Menurut saya karena cara kerja Susi baik menurut publik, tapi belum tentu baik menurut partner pemerintah,” katanya.

Meskipun kata Dadang, Jokowi menunjukkan sinyal jika dia menyerap masukan berbagai pihak. “Tentu ada yang dikorbankan dalam situasi ini. Tentu saja ini perspektif pemerintah. Yang belum tentu juga menguntungkan masyarakat. Makanya harus diuji dulu,” ujarnya.

5. Tokoh muda dipilih supaya kinerja pemerintahan kreatif dan inovatif

Pengamat: Kabinet Indonesia Maju Sarat Motif Politik dan Ekonomi instagram.com/nadiemmakarimofficial

Sejumlah nama baru masuk dalam susunan kabinet. Yang paling disorot adalah sejumlah tokoh muda. Seperti Nadiem Makarim pada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Wishnutama sebagai Menteri Pariwisata serta lainnya.

Bagi Dadang, Jokowi sepertinya memang menginginkan menteri yang kreatif dan inovatif.

“Jadi itu memang yang ditangkap Jokowi. Bahwa dia ingin orang yang cepat, kreatif dan inofatif yang bisa mendongkrak investasi di Indonesia dan,” pungkasnya

Meskipun begitu belum tentu semuanya bisa diterima publik. Masih butuh pembuktian nyata bagi para menteri dalam sisi kinerjanya.

Baca Juga: Resmi Dilantik, Ini 5 Srikandi di Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya