Jemaah Naqsabandiyah Idul Fitri Hari Ini, Salat Id Pakai Prokes Ketat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Deli Serdang, IDN Times - Lafaz takbir berkumandang dari Pondok Pesantren Darusshofa, Marindal, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, Rabu (12/5/2021). Tak kurang dari seratus jemaah hadir di pesantren itu untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Mereka adalah jemaah Tarekat Naqsabandiyah Al-Kholidiyah Jalaliyah.
Sejak pukul 06.30 WIB, pondok pesantren itu sudah ramai. Laki-laki dari muda hingga tua tampak merapikan pakaian. Begitu juga dengan kain sorban putih yang ditata di kepala.
“Tepat hitungan, hari ini kita sudah melaksanakan Salat Idul Fitri, Sesuai arahan Tuan Guru kita Al Mukaram Buya Syekh Muhammad Nur Ali selaku Mursid Guru Besar Tarekat Naqsabandiyah,” ujar Syekh Muda Markum.
1. Salat Id berlangsung dengan protokol kesehatan ketat
Pukul 07.30 WIB, salat Ied dimulai. Salat Id tetap memakai protokol kesehatan ketat. Jemaah yang hadir diwajibkan memakai masker.
Jumlah jemaah yang biasanya ribuan orang juga dikurangi. Salat Id hanya diikuti oleh sejumlah orang dari beberapa daerah saja.
“Selama pandemik, jemaah tarekat ini, kita tetap menerapkan Prokes. Tuan guru kita juga selalu mengingatkan agar kita ini tetap menjaga Prokes di tengah pandemik COVID-19 yang masih terjadi,” ujar Markum.
Baca Juga: Salat Idul Fitri di Lapangan Merdeka Binjai Tak Digelar Tahun Ini
2. Salat Id juga dilakukan di kawasan Bandartinggi Simalungun
Biasanya, Tarekat Naqsabandiyah memusatkan kegiatan di kawasan Bandartinggi, Kecamatan Bandar Masilam, Kabupaten Simalungun. Namun tarekat Naqsabandiyah tetap mengikuti aturan pemerintah. Sehingga mereka mengambil kebijakan, agar ibadah Idul Fitri digelar di sejumlah lokasi. Salat Id tetap digelar di Bandartinggi dengan tetap menjaga Prokes.
“Pusat kita di Bandartinggi, Karena ada pembatasan pergerakan massa dan penyekatan larangan mudik kita diberikan izin untuk tidak ke Bandar Tinggi,” ujarnya.
Markum juga mengajak seluruh umat Muslim untuk mendoakan agar COVID-19 cepat berakhir.
3. Naqsabandiyah menggunakan hisab qamariyah untuk menentukan awal Ramadan dan Idul Fitri
Markum pun menjelaskan mengapa tarekat Naqsabandiyah lebih dulu berlebaran dari tanggal yang sudah ditetapkan pemerintah. Mereka menggunakan hisab qamariyah.
“Jadi kita punya dasar perhitungan. Itu, dari Hisab Qamariah. Ada hitungan tersendiri. Tentunya tuan guru telah menunjuk Dewan Mursidin dan Dewan Fatwa, untuk membuat hitungan supaya kita bisa melaksanakan ibadah sesuai arahan tuan guru,” ungkapnya.
Di Indonesia, jumlah jemaah Naqsabandiyah mencapai ratusan ribu orang. Tersebar di sejumlah daerah, mulai dari Sumut, Riau hingga ke beberapa kawasan di Jawa.
Baca Juga: Ribuan Pengikut Thareqat Naqsabandiyah Padati Perkampungan Religius