Warga Keracunan, Daging Anjing Kurang Matang Diduga Penyebabnya

Warga sudah diizinkan pulang dari puskesmas

Simalungun, IDN Times - Pasca keracunan akibat mengkonsumsi daging anjing, sejumlah pasien berangsur diizinkan pulang oleh dokter dari Dinas Kesehatan dan dokter yang bertugas di Puskesmas Tiga Balata. Mereka diberi izin setelah cairan pada tubuh mulai membaik. Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Simalungun, Lidia Saragih, Jumat (21/2).

Ia mengatakan, sebelumnya ada sekitar 32 orang warga  Dusun III Kandang Lombu, Panombean Hutaurung, Kecamatan Jorlang Hataran, Kabupaten Simalungun yang positif keracunan. Sebanyak 10 orang merupakan anak-anak. Setelah mendapat penanganan medis, sebagian diperbolehkan pulang. Kini sisa yang dirawat di puskesmas tinggal sekitar 23 orang.

1. Jika butuh dirujuk, Dinas Kesehatan segera membawa ke rumah sakit

Warga Keracunan, Daging Anjing Kurang Matang Diduga PenyebabnyaSuasana Puskesmas menangani warga yang keracunan (IDN Times/Patiar Manurung)

Walau ada yang bisa pulang, Lidia Saragih memastikan bahwa masih ada pasien ditangani secara intensif di Puskesmas, namun pihak Dinkes tetap bersiaga untuk merujuk ke rumah sakit tertentu jika ada kondisi pasien memburuk akibat kekurangan cairan. "Ada beberapa yang memungkinkan ditangani di Puskesmas, tetapi jika perlu dirujuk akan segera kita rujuk ke rumah sakit. Tetapi sejauh ini masih bisa kita tangani dengan intensif" jelasnya.

Untuk kasus keracunan karena makan daging anjing, Kadis Kesehatan memastikan ini bukan hal pertama kali terjadi di Kabupaten Simalungun. "Sudah pernah terjadi tetapi daerahnya berbeda" jelasnya.

Ia juga berpesan kepada masyarakat agar memperhatikan proses memasang daging anjing, termasuk dengan jenis daging lainnya.

Baca Juga: 32 Warga Simalungun Keracunan, Diduga Karena Makan Daging Anjing

2. Penyebab racun diduga karena daging tidak dimasak matang

Warga Keracunan, Daging Anjing Kurang Matang Diduga PenyebabnyaSuasana Puskesmas menangani warga yang keracunan (IDN Times/Patiar Manurung)

Ia menerangkan, jika daging dimasak dengan baik, memperhatikan kematangan masakan maka kecil kemungkinan daging menimbulkan racun pada orang yang mengkonsumsinya. "Sebaiknya memperhatikan kebersihan, pemotongan, cara memasaknya harus matang, dan semua harus diperhatikan" terangnya.

Lidia menilai masyarakat terserang bakteri yang terkandung di dalam daging anjing itu. Daging yang dikonsumsi warga tidak higenis dan kurang matang. Termasuk, dengan darah sebagai bahan masakan dalam masakan daging anjing itu. 

"Sebenarnya dari pemasakannya ya. Di lambung masing-masing pasien bisa gak tahan. Menurut laporan mereka yang sup gak ada masalah. Yang dipanggang campur darah itu yang mengalami keracunan,"ujarnya. 

3. Warga memotong anjing untuk acara mempererat hubungan

Warga Keracunan, Daging Anjing Kurang Matang Diduga PenyebabnyaSuasana Puskesmas menangani warga yang keracunan (IDN Times/Patiar Manurung)

Untuk diketahui, sejumlah warga yang mengalami keracunan menceritakan, bahwa sebelumnya puluhan kepala rumah tangga sepakat untuk memotong satu ekor anjing, Rabu (19/2). Biaya yang dibebankan sekitar Rp 40 ribu setiap Kepala Keluarga (KK). Kegiatan ini sebenarnya rutin dilakukan sebagai bentuk memperkuat tali persaudaraan antar satu kampung.

Usai memotong anjing dan membagi dagingnya, kemudian dimasak sesuai cara sendiri-diri di rumah masing-masing. Namun, tidak lama menyantap hidangan, warga mulai merasakan sakit perut dan mual-mual diserta pusing. Sebagian diantara warga sempat memilih meminta bantuan bidan desa agar rasa sakit sembuh. Tidak ada perubahan, warga akhirnya memutuskan untuk pergi ke Puskesmas.

R Gultom, salah seorang pasien menduga, keracunan ini bisa terjadi karena darah anjing yang menjadi bahan masakan kurang matang.  Sementara Romiyanti Boru Gultom, tidak menyangka dirinya akan keracunan makanan dari daging anjing. Apalagi mengkonsumsi daging anjing bukan pertama kali.

Sesuai keterangan sejumlah korban, hampir seluruhnya yang menyantap daging anjing terkena racun. Sementara yang tidak kena, diperkirakan mereka yang memasak dagingnya dengan cara di sup. "Kami sekeluarga kena malamnya. Mual-mual, muntah, kepala pusing," kata M Sidabutar.

Baca Juga: 3 Jenis Judi Diungkap Polres Simalungun, Salah Satunya Lewat Website

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya