Bantah Diusir, Coki Pelatih Biliar Sebut Edy Tak Pantas Jadi Pemimpin

Sakit hati saat dimaki di depan para atlet

Medan, IDN Times - Pelatih biliar Sumut Khairuddin alias Coki Aritonang membantah dirinya diusir Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi pada acara tali asih atlet PON Sumut di Rumah Dinas Gubernur, Senin (27/12/2021). Pelatih yang akrab disapa Coki itu membantah jika dirinya tertidur di acara tersebut. 

Coki dipanggil ke depan oleh Edy karena terlihat tidak bertepuk tangan saat dirinya memberi motivasi. Hal itu diakui Coki. 

"Sebenarnya tidak ada tertidur. Enggak tepuk tangan, apa yang mesti ditepuktangankan. Enggak ada spektakuler yang dia lakukan. Kenapa harus tepuk tangan begitu?," ujar Coki, Selasa (28/12/2021).

1. Coki sebut dirinya tak sendirian tak tepuk tangan

Bantah Diusir, Coki Pelatih Biliar Sebut Edy Tak Pantas Jadi PemimpinGubernur Sumut Edy Rahmayadi bersilaturahmi dengan kontingen PON Sumut, Selasa (24/8/2021). (Dok.IDN Times/istimewa)

Coki juga heran kenapa hanya dirinya yang disorot. Padahal tak sendirian yang tidak bertepuk tangan. 

"Saya di tengah (duduknya). Ya enggak tahu. Bukan saya sendiri yang enggak tepuk tangan. Ya ramai," tambah Coki. 

Coki mengatakan, kalimat Edy tidak harus disambut tepuk tangan. "Sekarang begini, dia bilang 'kalau sudah jaya Sumatra Utara mau kalian ambil, ambilah'. Di manalah tepuk tangannya," tambahnya.

Baca Juga: Edy Rahmayadi Jewer dan Usir Pelatih Biliar saat Beri Bonus Atlet PON

2. Coki merasa sakit hati karena dimaki Edy dan mengaku turun bukan karena diusir

Bantah Diusir, Coki Pelatih Biliar Sebut Edy Tak Pantas Jadi PemimpinIlustrasi pertandingan biliar di PON Papua di Gor Biliar Mimika. (Dok.IDN Times/PB PON XX Papua)

Coki menyebutkan jika dirinya naik ke panggung karena menghormati Edy. Namun dia kecewa karena justru dimarahi.

"Menghormati (naiknya ke atas). Pertanyaannya kan jelas, 'kenapa kau enggak tepuk tangan saat saya bicara'," kenangnya.

Coki mengaku tidak kaget saat telinganya dijewer mantan Ketua PSSI itu. Tapi tak demikian saat disebut 'sontoloyo'.

"Sebagai orangtua udahlah, karena lucu juga pertanyaannya. Enggak kaget soal dijewer. Karena saya menganggap dijewer, udahlah, wajarlah, menganggap orang tua ke anak," sebutnya.

"Pas dia (Edy) bilang sontoloyo siapa sih yang enggak marah. Saya tinggalkan dia. Udah saya di depan pintu keluar, baru dia cakap, 'kalau enggak suka dengan acara ini, kau silahkan ke ruangan ini'. Itu posisinya saya sudah keluar dari ruangan," bebernya.

3. Prestasi biliar Sumut cukup baik dengan 5 perak dan 7 perunggu

Bantah Diusir, Coki Pelatih Biliar Sebut Edy Tak Pantas Jadi PemimpinKontingen biliar Sumut tiba di Mimika dan siap bertanding di PON Papua 2021 (Dok.IDN Times/istimewa)

Coki mengatakan meski tidak meraih emas di PON, prestasi biliar Sumatra Utara cukup baik. Sumut meraih 5 perak dan 7 perunggu. Coki juga menyebut jika fasilitas yang ada tidak cukup memadai.

"Dengan fasilitas yang apa adanya, kayak mana kita mau bersaing. Alhamdulillah sudah lima final, lima perak. Kan peluang (emas) itu ada. Cuma gimana bersaing (peralatan latihan) dengan meja seadanya. . Itu kan memperngaruhi. Kita bersaing dengan meja busuk, gimana jalan ceritanya," tukasnya.

Coki juga menyebut jika Edy bukan sosok yang pantas jadi pemimpin jika tidak memperbaiki sikapnya.

"Biarlah ini berkepanjangan jadi urusan saya dengan Edy Rahmayadi. Ya enggak apa-apa berkepanjangan terus sama dia. Perbaiki aja tingkahnya, sikap. Enggak pantas dia sebagai pemimpin, Gubernur Sumatera Utara, marah-marah, maki-maki," tuturnya.

Baca Juga: Sumut Finish di Peringkat 13 Klasemen PON XX, Terburuk Sejak 2004

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya