Orangutan Ditemukan Kurus, PLTA Batang Toru dan BKSDA Akan Monitoring
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tapanuli Selatan, IDN Times - Satu individu Orangutan Tapanuli jantan ditemukan di perkebunan Desa Aek Batang Paya, Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Kamis (19/9).
Orangutan tersebut ditemukan sekitar 2,5 Kilometer dari lokasi pembangunan bendungan PLTA Batang Toru dalam kondisi kurus dan penuh luka akibat benda tajam di daerah wajah dan punggungnya.
Dalam pernyataan tertulis yang diterima IDN Times, orangutan yang diperkirakan berumur 30 tahun ini kini dalam perawatan intensif setelah diselamatkan oleh tim BBKSDA Sumut dan Orangutan Information Centre (OIC).
Dalam postingan OIC di akun instagramnya, menyebutkan orangutan tersebut ditemukan di wilayah perladangan masyarakat yang berpotensi sebagai koridor yang menghubungkan dua blok hutan - areal yang diidentifikasi sangat penting bagi keberlanjutan spesies sangat langka ini.
"Bersama-sama dengan BBKSDA Sumatera, kami akan terus bekerja di lansekap Batang Toru untuk melindungi spesies kera besar paling terancam punah ini dari semua ancaman," tulis OIC.
1. PT NSHE mengecam kasus kekerasan terhadap satwa liar
Firman Taufick, Communication and External Relations Director PT. North Sumatera Hydro Energy (PT. NSHE) selaku pelaksana proyek PLTA Batang Toru mengaku turut prihatin dan mengecam kasus kekerasan terhadap satwa liar yang dilindungi.
Menurutnya upaya menjaga kelestariaan satwa liar di ekosistem Batang Toru menjadi tanggung jawab semua pihak, bukan hanya pihak pemerintah atau dunia usaha saja.
"Dari sisi kami, langkah ke depan adalah PLTA Batang Toru bersama berbagai pihak akan terus melanjutkan program peduli konservasi termasuk satwa liar di dalamnya. Kami juga akan mempercepat upaya konkrit bersama Paneco dalam program konservasi ekosistem Batang Toru termasuk perlindungan satwa liar di dalamnya," ungkapnya.
Baca Juga: [BREAKING] Orangutan Tapanuli Ditemukan Kurus dan Penuh Luka Sayatan
2. PLTA Batangtoru punya program peduli konservasi termasuk satwa liar
Selama ini, tambah Firman, PLTA Batang Toru melihat masyarakat lokal Tapanuli Selatan telah mempunyai kearifan lokal dalam menjaga kelestariaan lingkungan dan satwa liar.
Berdasarkan kearifan lokal dan yang dialami masyarakat sejak puluhan tahun lalu, jika musim buah seperti durian saat ini orangutan selalu datang ke kebun masyarakat. Jadi bukan kali ini saja orangutan masuk ke perkebunan masyarakat.
"Dalam hal ini kami telah melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program peduli konservasi termasuk satwa liar di dalamnya dengan mengadakan pelatihan serta membentuk kader konservasi berbasis kearifan lokal," ungkapnya.
3. PLTA Batang Toru dan BKSDA Sumut akan terus bekerja sama melakukan monitoring
Program tersebut, kata Firman, dilaksanakan dengan bekerja sama berbagai pihak, yaitu pemerintah daerah, akademisi/sekolah, LSM, dan masyarakat.
"PLTA Batang Toru dan Tim BKSDA Sumut akan terus bekerja sama melakukan monitoring untuk menjaga perlindungan satwa liar di wilayah bukan hutan atau area penggunaan lain," pungkasnya.
Baca Juga: Alami Dehidrasi di Hutan Terbakar, 2 Orangutan Kalimantan Diselamatkan