SPBU di Daerah Tak Terdampak Banjir juga Antre, Ini Respon Pertamina
- Distribusi pasokan bergantung pada jalur distribusi utama yang terganggu akibat banjir dan longsor di Sibolga dan Tapanuli Tengah.
- Pertamina mempercepat pemulihan dengan menambah mobil tangki, membuka opsi suplai dari terminal terdekat, dan koordinasi dengan pemerintah daerah.
- Pertamina telah berkomitmen menjaga layanan energi bagi masyarakat, memaksimalkan pasokan untuk kondisi segera pulih, serta memberikan bantuan kemanusiaan di wilayah terdampak bencana.
Medan, IDN Times - Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut menjelaskan bahwa kondisi antrean dan keterbatasan pasokan BBM yang terjadi di beberapa wilayah seperti Karo hingga Toba dipengaruhi oleh gangguan pada jalur distribusi utama pascabencana yang melanda Sibolga dan Tapanuli Tengah.
Wilayah tersebut merupakan akses suplai bagi Tapanuli Raya, sehingga ketika jalan penghubung menuju Fuel Terminal Sibolga terputus akibat banjir dan longsor, penyaluran BBM ke sejumlah kabupaten tidak dapat berlangsung secara normal. Pertamina Akui Sedang Percepat Pemulihan Distribusi BBM di Tapanuli.
1. Distribusi pasokan bergantung pada pada jalur
Fahrougi Andriani Sumampouw sebagai Area Manager Communication, Relations & CSR Regional Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga – Sub Holding Commercial & Trading menjelaskan bahwa meskipun daerah seperti Toba tidak terdampak langsung oleh bencana, distribusinya bergantung pada jalur tersebut.
"Untuk menjaga suplai tetap berjalan, Pertamina mengalihkan penyaluran melalui Fuel Terminal Siantar sebagai rute alternatif. Namun, jarak tempuh yang lebih panjang serta keterbatasan ritase armada membuat volume penyaluran belum dapat optimal dalam beberapa hari terakhir," jelas Fahrougi kepada IDN Times dalam keterangan tertulis, Senin (8/12/2025).
2. Percepatan pemulihan dengan menambah mobil tangki hingga membuka opsi suplai dari terminal terdekat
Lanjutnya, saat ini, Pertamina Patra Niaga terus mempercepat pemulihan dengan menambah mobil tangki, menguatkan skema distribusi Reguler–Alternatif–Emergency (RAE), dan membuka opsi suplai dari terminal terdekat lainnya.
"Koordinasi dengan pemerintah daerah dan aparat di lapangan juga terus dilakukan agar penyaluran dapat kembali lancar dan antrean dapat segera terurai," tambahnya.
Menurutnya, Pertamina telah berkomitmen menjaga layanan energi bagi masyarakat, dan seluruh langkah percepatan distribusi. "Kami terus memaksimalkan agar kondisi pasokan di wilayah-wilayah tersebut dapat segera pulih," tutupnya.
3. Laporan ke Presiden, Pertamina akui telah memaksimalkan pasokan untuk kondisi segera pulih
Sebelumnya dalam laporan ke Presiden dalam rapat terbatas di Aceh, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri, melaporkan sejumlah langkah strategis Pertamina untuk mengupayakan kelancaran pasokan BBM dan LPG di wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
"Untuk SPBU sudah sebagian besar kita perbaiki. SPBU kita maksimalkan beroperasi 24 jam, supaya mengurai antrian yang beberapa waktu lalu cukup panjang,” ujar Simon.
Pertamina juga menambah jumlah petugas layanan di SPBU, termasuk mendapatkan dukungan personel dari TNI dan Polri.“Dalam tiga sampai empat hari lalu, dapat support yang besar TNI dan Polri. Dimana sebagian dari (personil) TNI dan Polri ikut membantu pengisian BBM bagi masyarakat,” jelasnya.
Simon menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah pendistribusian energi di beberapa daerah yang masih terisolasi dan masih sulit dijangkau.“Contohnya Aceh Tengah dan Bener Meriah, dimana beberapa waktu lalu kami sewa pesawat perintis untuk mengirimkan solar untuk alat-alat berat dan kami juga akan mengirim dengan Hercules yang volumenya lebih besar,” ungkap Simon.
Upaya lain yang dilakukan yakni mendukung operasional alat berat tetap beroperasi dalam membuka akses jalan, evakuasi warga, serta percepatan pengiriman bantuan logistik. Selain BBM, Pertamina juga menyiapkan mekanisme khusus untuk menyuplai LPG ke wilayah terisolir.
“Kami juga berkoordinasi untuk pengiriman (LPG) di daerah-daerah terdampak. Dan yang akan kami lakukan dalam waktu dekat menggunakan sling load untuk pengiriman LPG dengan tetap memperhatikan aspek safety,”tandas Simon.h yang terdampak bencana dapat kembali normal.
Dalam laporannya, hingga 7 Desember 2025, di wilayah terdampak bencana Aceh, Sumur dan Sumbar Pertamina telah mengoperasikan 688 SPBU atau 98 persen telah beroperasi. Selain itu, Pertamina Grup bergerak cepat membantu korban bencana dengan menyalurkan bantuan tanggap kebencanaan di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh sejak 28 November 2025, dalam beberapa tahap.
Upaya pendistribusian energi dan bantuan kemanusiaan dilakukan melalui jalur darat, laut dan udara, hingga 7 Desember 2025 tercatat bantuan Pertamina Peduli telah menyentuh hingga 77.794 jiwa. Perseroan juga mendirikan 161 posko, membuka 111 dapur umum di sejumlah titik di lokasi terdampak.
Tidak hanya itu, Pertamina juga menyalurkan dukungan energi berupa 275 tabung Bright Gas, 25 KL BBM jenis Dexlite, Pertamax dan Biosolar, serta 19,8 KL BBM Avtur. Total realisasi dan bantuan yang disalurkan Pertamina Grup untuk masyarakat terdampak bencana di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat sebesar Rp5,3 miliar.
