Sejarah Bandara Kualanamu Deli Serdang, Direncanakan di Masa Soeharto Diresmikan SBY

- Bandara Kualanamu direncanakan sejak 1994 di masa Presiden Soeharto
- Berdiri di lahan seluas 1.365 Ha dan sempat terkendala pembebasan lahan
- Dibangun dengan biaya Rp1,2 trilun plus 225 juta dolar US dan diresmikan di masa Presiden SBY
Medan, IDN Times- Bandar Udara Internasional Kualanamu, Deli Serdang menjadi tempat pendaratan darurat Pesawat Saudi Arabian Airlines pada Selasa (17/6/2025) siang karena dugaan ancaman bom. Sebanyak 442 penumpang dievakuasi di area kedatangan internasional.
Berikut sejarah Bandara Kualanamu yang beroperasi sejak 2013 lalu dan diklaim jadi bandara ketiga terbesar di Indonesia.
1. Direncanakan sejak 1994 di masa Presiden Soeharto

Dilansir dari website resmi Kemenhub, Bandara Kualanamu sudah direncanakan sejak 1994 di masa presiden Suharto. Saat itu diterbiktan Keppres Nomor 76 Tahun 1994 tentang pembentukan Panitia Pemindahan Bandar Udara Polonia Medan. Selanjutnya Keppres tersebut ditindaklanjuti dengan MOU antara pemerintah c.q. PT. (Persero) Angkasa Pura II dengan PT. Citra Lamtoro Gung Persada menyangkut investasi dan pengelolaan Bandar Udara Kualanamu. Penetapan lokasi Bandara Kualanamu juga telah ditetapkan lewat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 41 Tahun 1995 dengan lokasi di Kualanamu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang yang disusul Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 40 Tahun 1998.
Namun krisis moneter membuat pembangunan ditangguhkan dan dikaji kembali lewat Keppres Nomor 39 Tahun 1997. Kemudian pada 2002 diterbitkan Keppres Nomor 15 untuk melanjutkan kembali pembangunan.
2. Berdiri di lahan seluas 1.365 Ha dan sempat terkendala pembebasan lahan

Lahan pembangunan Bandar Udara Kualanamu di Desa Beringin seluas 1,365 ha telah dibebaskan oleh PT. (Persero) Angkasa Pura II pada Tahun 1997. Rencananya, pada tahap awal, bandara ini akan dibangun untuk kapasitas 10 juta penumpang, dengan panjang landasan (runway) 3.750 m yang mampu didarati oleh pesawat jenis B 747-400. Diharapkan pembangunan akan selesai serta dapat beroperasi pada tahun 2010.
Namun ada kendala pembebasan lahan yang dihuni puluhan kepala keluarga. Pada 1 November 2006 pembebasan lahan dituntaskan dan pembangunan dilanjutkan.
3. Dibangun dengan biaya Rp1,2 trilun plus 225 juta dolar US dan diresmikan di masa Presiden SBY

Untuk membiayai pembangunan Bandar Udara Kualanamu diperoleh dari Pinjaman Luar Negeri (PLN) sebesar US$ 225 juta untuk Pembangunan Fasilitas Sisi Udara dan dari (PT. Persero) Angkasa Pura II sebesar Rp. 1,2 triliun untuk Pembangunan Fasilitas Sisi Darat Tahap awal.
Bandara Kualanamu nantinya selain dapat diakses dengan jalan biasa (non tol) juga telah dirancang akses jalan tol dan kereta api dari Stasiun Kota Medan melalui Stasiun Araskabu menuju Stasiun Bandara Kualanamu.
Kualanamu resmi dibuka pada tanggal 25 Juli 2013. Namun baru diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 Maret 2014.
4. Pengembangan Kualanamu dengan kemitraan strategis perusahaan Belanda

Pada Desember 2021, Angkasa Pura II, BUMN operator bandara di Indonesia, menjalin kemitraan strategis dengan GMR Airports Netherlands B.V. melalui Angkasa Pura Aviasi untuk pengembangan Bandara Internasional Kualanamu. Angkasa Pura Aviasi menyelesaikan semua formalitas yang diperlukan untuk pengambilalihan bandara dan mulai beroperasi pada Juli 2022. Berdasarkan perjanjian tersebut, Angkasa Pura Aviasi akan bertanggung jawab atas pengoperasian bandara di Bandara Internasional Kualanamu selama 25 tahun ke depan.