Ratusan Umat Hindu di Medan Gelar Ritual Adhi Tirula
Medan, IDN Times - Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) menggelar ritual keagamaan Adhi Tirula bagi umat Hindu atau yang disebut “Nazar” di Taman Beringin Medan Jalan Cik Ditiro simpang Jalan Sudirman Medan, Selasa (11/2/2025). Ini merupakan ritual tahunan sebagai bentuk pensucian diri dan bernazar.
Dari pantauan IDN Times, ada sekitar ratusan umat Hindu Tamil di Medan yang mengikuti ritual tahunan. Ritual berlangsung dengan khidmat dan meriah.
1. Ada 19 peserta ikut serta dalam ritual
Bendahara PHDI Medan, Madialegen menjelaskan bahwa tusuk lidah dan pipi ini telah menjadi tradisi.
"Jadi tujuannya kita mengadakan ini positif," ucapnya pada Selasa (11/2/2025).
Ada sebanyak 19 orang sebagian peserta tusuk lidah yang ikut serta dalam ritual Adhi Tirula ini.
2. Ritual ini untuk menghindari diri dari ancaman beberapa penyakit dan nazzar
Diketahui makna dari ritual Adhi Tirula ini bermaksud untuk menghindari diri dari ancaman beberapa penyakit dan biasanya umat Hindu berkaul atau nazzar untuk memohon kepada Sang Hyang Widi.
Ada proses atau tahapan dalam ritual tersebut seperti sebelum melakukannya, mereka sebagai peserta yang menyatakan bernazar dan melakukan cucuk lidah terlebih dulu menjalani ibadah puasa selama satu bulan dan melakukan ibadah lainnya di kuil.
Puasa tersebut dilakukan dengan niatnya masing-masing. Mulai dari keinginan cucuk lidah, hingga tusuk badan.
3. Upacara persembahyangan mengarak "patung dewi" mengitari jalan-jalan protokol Kota Medan
Rangkaian riual ini juga pastinya berdoa kepada dewi, agar ritual berjalan lancar, dan bagi para nazar permohonannya dikabulkan.
Menariknya dalam upacara persembahyangan membawa dan mengarak “patung dewi” mengitari jalan-jalan protokol Kota Medan.
Ritual Adhi Tirula dilakukan setiap setahun sekali. Pelaksanaan Adi Tirula untuk memperingati kemenangan Dewi Drobadi yang dharma melawan Adharma.
Sebagai pembawa jalan kembali ke kuil, seorang pemuda yang membawa karangan bunga yang dicampur dengan aroma wangi dupa yang menyengat mulai berjalan dikawal dengan pemuda yang seperti kerasukan hanuman kemudian diikuti pemuda yang menusuk lidah dan pipinya.
Dengan mengarak Patung Dewi, yang diperkirakan selama 2 jam berkeliling bersama rombongan serta umat kembali ke kuil untuk melaksanakan prosesi memandikan arca dewi dengan susu yang sudah dibawa oleh muda mudi.
