Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pelabuhan Teluk Bayur sebagai pelabuhan kedua di Indonesia dalam penanganan CPO setelah Dumai (Dok. IDN Times)

Padang, IDN Times – PT Pelabuhan Tanjung Priok atau PTP Nonpetikemas Cabang Teluk Bayur yang merupakan Pelabuhan strategis di Sumatera Barat, memperkuat perannya dalam mendukung aktivitas logistik nasional.

Dengan mengusung visi keberlanjutan dan efisiensi, PTP Cabang Teluk Bayur terus berinovasi untuk menjadi pelabuhan hijau (green port) dan meningkatkan kualitas layanan, produktivitas, dan kinerja.

PTP Nonpetikemas terus menciptakan lingkungan operasi yang aman serta berkelanjutan dengan menerapkan standar ISO 14001 dan ESG (Environment, Social & Governance).

Beberapa langkah konkret dilakukan seperti pengembangan infrastruktur ramah lingkungan melalui penggunaan energi terbarukan dan peningkatan sistem pengelolaan limbah, efisiensi energi dengan elektrifikasi operasional seperti crane dan kendaraan listrik. Selain itu juga pengelolaan emisi dan polusi dilakukan dengan dukungan pemerintah, masyarakat, dan mitra bisnis.

1. Kapasitas penanganan CPO mencapai 3,2 juta ton per tahun

Direktur Utama PTP (kiri) dengan BM Teluk Bayur (Kanan) berdiskusi saat kunjungan ke Teluk Bayur (Dok. IDN Times)

Branch Manager PTP Cabang Teluk Bayur, Fauzi, mengatakan dalam upaya green port, Pelabuhan Teluk Bayur telah mengadopsi teknologi ramah lingkungan yang salah satunya adalah sistem elektrifikasi alat-alat operasional. Pelabuhan Teluk Bayur, juga telah menggunakan oil boom dalam setiap kegiatan bongkar muat curah cair untuk meminimalkan risiko kebocoran sehingga mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan. Hal ini tentunya mampu meningkatkan rasa aman dan kepercayaan pengguna jasa.

Fauzi, menegaskan komitmennya dalam mendukung implementasi greenport. “Salah satu wujud komitmen kami dalam implementasi greenport dengan elektrifikasi alat bongkar muat seperti Gantry Jib Crane sehingga dapat menekan biaya operasional konsumsi BBM hingga 25% dan mengurangi tingkat kebisingan serta polusi udara,” terang Fauzi.

Selain komitmennya dalam mengaplikasikan greenport, PTP Nonpetikemas Cabang Teluk Bayur juga telah berhasil meningkatkan produktivitas dan kinerjanya. Pelabuhan Teluk Bayur saat ini merupakan salah satu Pelabuhan utama di Indonesia dalam penanganan komoditas curah cair, terutama minyak kelapa sawit (CPO).

Kapasitas penanganannya mencapai 3,2 juta ton per tahun, menjadikannya sebagai pelabuhan terbesar kedua setelah Dumai. Selain CPO, komoditas lain seperti cangkang dan bungkil juga diekspor ke Korea, Jepang, dan New Zealand melalui pelabuhan ini.

PTP Teluk Bayur berhasil menorehkan capaian penting dalam upaya meningkatkan efisiensi layanan pelabuhan. Pelabuhan mengimplementasikan sistem operasi Pelabuhan nonpetikemas terintegrasi yang disebut PTOS-M (Pelindo Terminal Operating System Multipurpose) / PTOS-M yang memudahkan sistem monitoring kegiatan bongkar muat.

PTOS-M menjadi bagian dari proses transformasi dan standardisasi yang salah satu dampaknya adalah peningkatan kinerja produktivitas Ton/Ship/Day (T/S/D) dan penurunan port stay yang signifikan.

2. Efisiensi waktu tunggu kapal menjadi salah satu prioritas utama

Editorial Team

Tonton lebih seru di