Polemik UKT Universitas Riau, 50 Calon Mahasiswa Tidak Lanjut Kuliah

Pekanbaru, IDN Times - Sebanyak 50 orang calon mahasiswa baru di Universitas Riau tidak bisa melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Hal tersebut dikarenakan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang mahal.
Hal ini diungkapkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau. Mereka menerima pengaduan puluhan calon mahasiswa tersebut.
Menteri Hukum Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa BEM Universitas Riau Rialdy mengatakan, 50 orang calon mahasiswa baru itu mengaku tidak bisa lanjut kuliah karena UKT mahal dan belum bisa membayar.
Pasalnya, calon mahasiswa baru tersebut ada yang mendapat pengelompokan UKT 6, UKT 5 dan UKT 4. Sehingga calon mahasiswa baru tersebut belum bisa membayarkan.
"Kalau pengaduan yang 50 orang calon mahasiswa baru itu, mereka menyatakan bahwa mereka tidak bisa lanjut lagi karena UKT-nya masih belum bisa dibayarkan. UKT mereka ada yang dapat UKT 6, ada yang dapat UKT 5 dan UKT 4, dan mereka belum bisa membayar," kata Rialdy, Senin (20/5/2024).
Atas hal tersebut, dilanjutkannya, saat ini BEM Universitas Riau sedang menjalin komunikasi dengan pimpinan kampus negeri tersebut. Adapun tujuannya, untuk membantu para calon mahasiswa tersebut, dengan cara mencicil dan juga subsidi untuk pembayaran UKT.
"Namun, yang sedang kami upayakan sekarang adalah untuk melobi perpanjangan dan cicilan pembayaran UKT tersebut. Karena kalau kita seandainya UKT tersebut tidak bisa diturunkan kembali sesuai dengan pengelompokan yang didapat oleh masing-masing mahasiswa tersebut, tetapi setidaknya bisa dicicil. Mungkin itu upaya yang sedang kami lakukan," lanjutnya.
1. Pihak Universitas Riau minta data calon mahasiswa baru

Menanggapi hal diatas, Wakil Rektor III Universitas Riau Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr Hermandra MA mengatakan, dirinya akan menyampaikan kepada unsur pimpinan dan akan segara melakukan rapat.
Selain itu, pihaknya juga akan meminta data calon mahasiswa tersebut secara kolektif dan akan melakukan pengecekan dilapangan.
"Karena mahasiswa itu merasa susah dan ingin minta kelompok UKT diturunkan, makanya kita akan cek ke lapangan," katanya.
"Kemarin ada mahasiswa minta penurunan UKT, kemudian kita turunkan dari 7 ke 5 tetapi masih keberatan dan kemudian minta turunkan lagi ke 3. Nanti akan saya sampaikan ke unsur pimpinan," sambungnya.
2. Anak petani dan PNS golongan rendah masuk kelompok UKT Tertinggi

Sementara itu, Aliansi Pendidikan Gratis Riau mengungkap, Ada calon mahasiswa baru Universitas Riau yang berasal dari keluarga petani dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan rendah tetapi masuk kelompok UKT tertinggi.
Khariq Anhar yang merupakan anggota Aliansi Pendidikan Gratis Riau mengatakan, anak petani yang menjadi calon mahasiswa baru program Studi Kedokteran di Universitas Riau, mendapatkan UKT kelompok 6, dengan biaya Rp15 juta.
"Dia anak petani. Gaji tak menentu," kata Khariq.
Khariq yang merupakan mahasiswa di Universitas Riau itu menerangkan, anak petani tersebut mengaku kepadanya tidak sanggup membayar UKT sebesar itu, karena ketidakmampuan orang tuanya.
"Bahkan keluarga orang tua itu bilang untuk mengundurkan diri saja," kata Khariq yang pernah viral karena dilaporkan oleh Rektor Universitas Riau Sri Indarti ke Polda Riau.
Selain anak petani, dilanjutkan Khariq, pihaknya juga menerima laporan dari calon mahasiswa baru lainnya, yang orang tuanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) tapi golongan rendah. Yang mana, anak PNS golongan rendah tersebut masuk dalam kelompok UKT tertinggi.
"Yang ini anak PNS, tapi tak mampu. Karena bukan PNS bergaji tinggi," jelas Khariq.
Berdasarkan catatan Aliansi Pendidikan Gratis Riau, terdapat lebih dari 50 calon mahasiswa baru jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) 2024 terancam tidak jadi masuk Universitas Riau karena tidak sanggup membayar UKT.
3. Aliansi Pendidikan Gratis Riau bantu cari donatur

Untuk mengatasi permasalahan para calon mahasiswa baru yang tidak sanggup membayar UKT itu, Aliansi Pendidikan Gratis Riau membantu mencarikan donatur atau yayasan. Dimana, mereka akan menjadi penghubung antara calon mahasiswa baru dengan calon donatur untuk meringankan beban UKT para calon mahasiswa baru yang tidak mampu.
"Saat ini sudah tiga orang yang akan membantu. Kita sudah hubungkan dengan mahasiswa baru itu," tutur Khariq.
Gerakan ini ditambahkan Khariq, sebagai bentuk protes atas kenaikan kelompok UKT di Universitas Riau. Menurut Khariq, kenaikan UKT membebani calon mahasiswa baru.
"Gerakan ini sebagai bentuk protes atas kenaikan UKT. Kampus tak membantu mereka," tambahnya.