Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pengamat Ekonomi: Pupuk Langka Pemicu Kenaikan Harga Pangan

Ilustrasi pupuk. Dok. PT Pupuk Indonesia

Medan, IDN Times - Pemerhati ekonomi Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin menilai harga pupuk menjadi menjadi pemicu utama kenaikan harga pangan belakangan ini dan sempat memicu terjadinya kelangkaan.

Menurutnya, pembentukan harga kebutuhan pangan sudah lebih tinggi dibandingkan dengan pembentukan harga di tahun sebelumnya. "Harga mahal karena gagal panen, serta sejumlah faktor pemicu kenaikan harga lainnya sempat menjadi masalah utama," katanya kepada IDN Times, Kamis (16/2/2023).

1. Harga cabai dan beras mengalami kenaikan

ilustrasi komoditas cabai di pasar tradisional. (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Gunawan mencontohkan cabai merah berdasarkan hasil pemantauan di lapangan. Saat terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran, harga cabai justru naik.

Harganya bertahan di atas Rp33 ribu per kilogram, bahkan kerap mencapai Rp53 ribu per kilogram. “Sangat jauh berbeda dengan titik keseimbangan sebelumnya, di mana harga cukup stabil dikisaran Rp25 ribu hingga Rp28 ribu per kilogram,” kata Gunawan, Kamis (16/2/2023).

2. Petani padi dirugikan dengan kenaikan harga pupuk dan pestisida

Ilustrasi. Petani memanen padi di kawasan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten. (IDN Times/Herka Yanis P.)

Selain itu, ia juga menyebutkan harga beras mengalami kondisi yang sama. Banyak yang menyalahkan kenaikan harga beras, akibat kesalahan data atau lambatnya antisipasi oleh Bulog.

Namun, kata Gunawan, sangat sedikit yang mencoba untuk membedah kenaikan harga ini mulai dari level petani. Karena petani padi sendiri juga dirugikan dengan kenaikan harga pupuk dan pestisida.

Sehingga tidak sulit sebenarnya untuk menemukan terjadinya gangguan tanam, yang mengakibatkan gangguan produksi. 

3. Masalah selanjutnya adalah kenaikan garis kemiskinan

Ilustrasi kemiskinan. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Meski, sejumlah harga jual produk pertanian mengalami kenaikan, masyarakat akan tetap membeli. "Petani pun sudah terbiasa dengan kenaikan harga pupuk, yang pada dasarnya tidak memicu terjadinya penurunan permintaan penjualan produk pertanian atau inelastis," jelas Gunawan.

“Artinya sekalipun petani membeli pupuk dengan harga yang jauh lebih mahal. Namun dengan harga jual yang mahal, konsumen juga tidak mengurangi pembelian karena bahan pangan utama,” sambungnya.

Jika pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat mengalami kenaikan, maka masalah selanjutnya adalah kenaikan garis kemiskinan, seiring dengan kenaikan harga pangan itu sendiri atau inflasi. “Di saat itulah ada potensi di mana masyarakat yang tidak mampu menambah penghasilannya, kian terbenam dan masuk dalam deretan angka kemiskinan,” ungkapnya. 

Share
Topics
Editorial Team
Masdalena Napitupulu
Arifin Al Alamudi
Masdalena Napitupulu
EditorMasdalena Napitupulu
Follow Us