Jemaah calon haji asal Sumatera Utara akan berangkat ke tanah suci (Dok. Istimewa)
Saat ditanya apakah pernah terlintas ingin membatalkan niat ibadah haji, mengingat masa tunggu yang begitu lama, Nek Marni mengatakan tidak pernah terlintas sedikitpun, meski banyak yang mengajaknya untuk pergi umroh saja.
“Nggak pernah terlintas untuk membatalkan niat haji, meskipun dulu ada yang ngajak untuk umroh aja. Tapi nenek bilang, haji itu wajib. Biarlah saya tunggu, saya mau menunaikan kewajiban itu cemanapun,” tegasnya.
Nek Marni pun juga menyampaikan pesan bagi yang belum melaksanakan ibadah haji.
“Nenek hanya ingin sampaikan satu pesan. Kalau sudah ada niat, daftar dulu. Jangan tunggu mampu, jangan tunggu tua. Niatkan sungguh-sungguh, ikhtiarkan sebisanya. Allah yang akan cukupkan," ucapnya.
Kisah Nek Marni adalah bukti bahwa niat yang tulus, usaha yang konsisten dan keyakinan yang kuat kepada takdir Allah mampu menembus segala keterbatasan. Bahwa dari dapur sederhana dan serabi pun, jalan menuju Baitullah bisa terbuka luas. Ia mengajarkan kita bahwa perjuangan tidak selalu tampak megah, tapi jika dijalani dengan sabar dan doa, maka Allah sendiri yang akan memuliakan langkah itu.
Kisah ini menjadi cermin bagi semua semua umat muslim bahwa setiap tetes peluh saat berjualan, setiap doa saat sujud, dan setiap rupiah yang ditabung perlahan akan ikut menapak di Tanah Suci. Sebab, sesungguhnya haji bukan soal siapa yang paling mampu, tapi siapa yang paling bersungguh hati.